LOGINKyora Rosebelle menyaksikan suaminya menikah lagi. Tak hanya dimadu, malam itu juga ia diusir dan seluruh asetnya dirampas. Satu tahun menikah sekalipun ia tak pernah disentuh suaminya. Hari-harinya hanya dipenuhi dengan siksa dan hinaan. Namun, ia tak pernah membayangkan jika malam kelam itu justru menjadi titik balik yang mengubah takdirnya, menyeretnya ke dalam pelukan Ludovic Armany, pewaris tunggal kerajaan kasino terbesar di Eropa, pria yang memiliki kuasa dan kendali atas dunia bisnis. Bersamanya, Kyora menemukan dunia yang selama ini hanya berani ia impikan, kemewahan, kekuasaan, dan perlindungan tanpa batas. Ludovic bukan hanya mengobati lukanya, ia menjadikan Kyora ratu di singgasananya. Namun di balik kesempurnaan yang ia dapatkan, satu pertanyaan terus menghantui, apakah di hatinya ada cinta untuk Ludovic? atau semua ini hanya permainan kuasa yang dibungkus gairah dan dendam?
View MoreMakan malam itu berlangsung dalam hening yang nyaris menyiksa. Dentingan garpu dan pisau terdengar begitu jelas di tengah ruangan besar yang seharusnya hangat, namun justru dingin membeku.Kyora berusaha menahan pandangannya tetap tenang, menunduk setiap kali tatapan Ludovic menusuknya tanpa suara. Membuatnya susah untuk menelan dengan benar.Laki-laki itu makan dengan tenang, gerakannya penuh kendali. Namun Kyora tahu, di balik ketenangan itu ada sesuatu yang menggelegak, entah amarah terpendam karena ucapannya tadi, atau hanya permainan sunyi yang sengaja diciptakan.Kyora menggenggam serbet di pangkuannya, seakan mencari pegangan agar tidak gemetar. Napasnya berusaha ia atur, tapi tetap saja terasa berat. Pria di depannya benar-benar tak bisa ditebak.Begitu santap malam usai, Ludovic meletakkan sendoknya perlahan, lalu mengusap bibir dengan serbet putih bersulam benang emas. Tatapannya singkat, tapi cukup membuat jantung Kyora berdebar.“Terima kasih untuk makan malamnya,” ucap Ky
Langkah Calista terdengar bergema di lantai marmer butik perhiasan mewah tempat ia berada. Matanya masih menatap pantulan wajahnya di kaca display berlian, namun pikirannya melayang jauh.Kata-kata ayahnya tadi di telepon cukup mengganggu ketenangannya. Kalimat itu bagai duri yang mengusik."Ck!" Ia berdecak kesal sendiri. "Ayah, kau mengganggu kesenanganku." omelnya sendiri. Ia menggenggam ponsel erat, seolah ingin meremukkannyaSeorang staf butik mendekat dengan senyum ramah, menawarkan koleksi terbaru. Namun Calista hanya melirik sekilas lalu melambaikan tangan acuh.“Tidak, aku tidak butuh apa-apa. Aku sudah tidak selera!" bentaknya, kemudian berlalu pergi begitu saja.Langkahnya meninggalkan butik itu cepat, hampir tergesa, seakan ia ingin lari dari bayangan ayahnya yang terus mengganggunya.Di sisi lain, Moretti kembali ke ruang rapat. Para komisaris masih berkumpul, sebagian dengan wajah pucat, sebagian lagi saling berbisik. Suasana ruangan kini lebih berat daripada sebelumnya
Gedung pusat Moretti Corporation, siang itu, seakan menjadi ruang tekanan tinggi. Lift-lift bergerak naik-turun dengan tergesa, sekretaris-sekretaris membawa berkas setumpuk, dan para eksekutif senior saling berbisik dengan wajah pucat.Rapat dewan komisaris mendadak diadakan. Tidak ada agenda resmi, hanya satu kalimat pendek di undangan elektronik yang dikirimkan pagi tadi. “Perubahan struktural mendesak. Segera hadir di gedung pusat.”Di ruang rapat, meja panjang dari marmer mengkilap dipenuhi wajah-wajah serius. Di kursi utama, Moretti duduk dengan rahang mengeras, wajahnya gelap, jarinya mengetuk-ngetuk meja dengan ritme gelisah.“Baik,” suaranya pecah di tengah hening. “Siapa yang bisa menjelaskan pada saya, kenapa tiba-tiba perusahaan pusat menyetujui akuisisi terhadap tiga anak perusahaan utama kita?”Seorang komisaris senior mencoba bicara, “Tuan Moretti, keputusan itu berasal langsung dari kantor pusat Armany Corporation atas persetujuan penuh Tuan Ludovic Armany.”Ucapan itu
Kabut pagi mulai tersibak, memperlihatkan perbukitan hijau di kejauhan. Namun kedamaian itu hanya milik balkon Ludovic. Di tempat lain, badai yang tak terlihat sudah mulai berhembus.Kantor pusat keluarga Benedict berdiri megah di pusat kota, dikelilingi gedung-gedung tinggi. Dari luar, semua tampak normal. Namun di dalam ruang rapat tertutup, suasana mendidih. Javier duduk di kursi utama, jasnya rapi, tapi kedua tangannya terkepal di atas meja dengan kilat mata menyala.“Bagaimana bisa ini terjadi?” suaranya rendah, namun cukup untuk membuat seluruh staf yang duduk di sekeliling meja menunduk.Seorang direktur keuangan mencoba menjelaskan, “Tuan, ada tiga transaksi lintas negara yang tiba-tiba dibekukan oleh bank mitra. Mereka mengklaim ada pemeriksaan rutin tapi waktunya terlalu kebetulan.”Javier mengerutkan dahi. “Rutin? Tiga akun sekaligus? Di tiga negara berbeda? Itu bukan kebetulan.” Rahangnya mengeras.Tak ada yang berani bicara.Awalnya pagi ini, dengan percaya diri Javier be












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.