Home / Rumah Tangga / Rahasia Hati Suami Lumpuh / 7. Tidak bisa melepaskan

Share

7. Tidak bisa melepaskan

Author: Ailova
last update Last Updated: 2024-08-09 13:44:31

"Orang yang waktu itu kutemui di rumah Pak Galang ternyata bukan Gendis," ucap Elang lirih kemudian dia menambahkan, "Pak Galang seharusnya tahu dari awal, kan?"

Bukan hanya Galang, Wardoyo yang saat itu masih berada di sana juga ikut terkejut dengan ucapan Elang.

"Kenapa Pak Galang diam saja? Kenapa tidak memberitahuku sebelumnya? Kenapa membiarkan ku salah paham?" Elang mengeluarkan semua kegalauan yang sejak kemarin dia tahan.

Galang masih terdiam dan hanya menatap Elang bicara. Dia tahu betul arah pembicaraan Elang. Entah kenapa dia hanya tidak ingin Elang tahu bahwa Elang memang sudah salah paham mengira Mayang adalah Gendis. Galang sendiri tidak mengerti dengan jalan pikirannya.

"Jawab, Pak! Kenapa diam saja?"

Galang melonggarkan ikatan dasinya kemudian bersandar di kursinya. Netranya menatap wajah Elang meremehkan. "Apa yang kau bicarakan?"

"Mau berpura-pura atau bersandiwara terserah saja. Tapi satu hal yang pasti jika Mayang tidak bahagia, aku yang akan membahagiakannya. Ingat itu!"

"Lancang!!!" Galang menggebrak meja. Matanya kali ini menatap Elang dengan nyalang. "Keluar dari sini dan jangan pernah datang lagi!"

"Tentu saja, aku juga tidak sudi bekerja dengan orang sepertimu. Lemah di semua hal. Aku heran kenapa Mayang masih bersedia mendampingimu selama ini."

"Keluar!"

"Akui saja kau tidak pantas untuk Mayang! Dan aku yang akan menggantikanmu menjaga Mayang."

"Yo, seret orang ini keluar! "

Sebelum Wardoyo bangun, Elang lebih dulu menghentikannya. Elang mendekati Galang dan berbisik, "Orang tidak akan menghargai miliknya sampai dia kehilangannya." Setelah itu Elang melangkah keluar dengan senyum tersungging.

Begitu Elang keluar, Galang meluapkan emosinya. Dengan kasar dia melemparkan semua berkas yang ada di mejanya. Setelah itu dia memijat pelipisnya mencoba menenangkan pikirannya.

Galang meminta Wardoyo meninggalkannya sendiri berharap dia mendapat ketenangan. Moodnya untuk bekerja hancur lebur setelah mendengar ucapan Elang yang menusuk langsung ke jantungnya.

Galang sadar, cepat atau lambat hal seperti ini akan terjadi. Istrinya masih muda dan cantik, akan ada banyak kumbang yang terpikat oleh pesonanya. Iya tidak mungkin menahan Mayang di sisinya selamanya. Mayang berhak mendapatkan kebahagiaannya sendiri. Bukan terjebak dengan pria tua yang lumpuh dan tidak berguna yang terus mengabaikannya.

"Maaf, Mayang. Aku belum bisa."

Ada keegoisan dalam diri Galang yang tidak bisa melepaskan Mayang untuk bersama dengan pria lain. Dia bahkan tidak bisa membayangkan jika hari itu akhirnya akan tiba nanti.

Baru satu Elang yang mencoba mendekati Mayang saja sudah membuat hati dan pikiran Galang kacau. Tidak terbayangkan nantinya jika Mayang benar-benar meninggalkannya untuk bersama pria lain.

Sementara itu di rumah.

Mayang sedang berkonsentrasi menghias kue di dapur ditemani Anu. Mereka senang mengeksekusi berbagai resep masakan bersama. Meskipun, Anu yang berperan lebih banyak dalam keberhasilan masakan mereka. Termasuk kue muffin yang saat ini hampir selesai di hias.

Perbedaan topping muffin buatan Mayang dan Anu terlalu mencolok. Tangan kecil Anu mampu membuat tampilan kue sangat cantik layaknya chef. Sementara Mayang ala kadarnya. Mayang sengaja melakukan itu untuk membuat Anu semakin bersemangat menghias kue.

"Anak mamah terlalu istimewa. Sudah ganteng, pintar, bisa masak. Ah ... kuenya terlalu cantik. Mamah gak tega makannya nanti." Mayang memandangi hasil karya anaknya kagum. Anak ini menyukai keteraturan dan kerapian. Tidak ada sedikitpun glaze yang berantakan.

"Betul juga. Saat papah pulang kita akan beri dia kejutan."

Anu menghentikan gerakan tangan dan memandang wajah ceria ibunya. "Berikan pada siapapun asal jangan orang tua itu!"

Mayang sadar membuat kesalahan dan mengetuk kepalanya sendiri. Mulutnya selalu saja lebih cepat dari otaknya. Dalam sekejap dia merusak suasana hanya karena menyebut tentang ayah Anu.

"Mah ... Anu tidak masalah Mamah berikan kue itu padanya. Anu hanya gak mau reaksi orang itu yang hanya akan menyakiti Mamah. Bukannya berterima kasih, orang itu mungkin akan mengucapkan sesuatu yang buruk."

Mayang memeluk anaknya erat. Bocah ini terlalu dewasa sebelum waktunya dan membuat Mayang merasa bersalah.

"Anu ... Papah gak begitu, kok. Papah itu tsundere, kelihatannya aja galak dan jahat tapi aslinya baik. Dia menutupi kebaikannya dengan kata-kata yang menusuk. Suatu hari Anu pasti mengerti dan paham sikap Papah."

Anu tidak membalas ucapan sang ibu. Apapun yang dilakukan ayahnya, ibunya akan selalu berkata yang baik tentang pria itu. Sedikitpun Anu tidak ingin membantahnya karena takut akan membuat ibunya sedih.

Di luar pintu dapur, Ibu dan Gendis terdiam mendengarkan percakapan mereka. Awalnya mereka tertarik datang ke dapur karena mencium aroma manis dan lezat dari kue yang Mayang buat. Namun mereka berhenti di depan pintu dapur saat mendengar obrolan Mayang dan Anu.

Gendis mengangguk pada sang ibu sebagai isyarat untuk pergi. Mereka mengurungkan niat pergi ke dapur untuk mencicipi kue yang tercium sangat harum demi menjaga perasaan Mayang dan Anu.

Malam hari di rumah Galang.

Malam ini terasa sepi dan dingin di ruang keluarga. Dengan wajah merah dan mata berkaca-kaca ibu Galang menggenggam tangan putranya, Galang.

"Sebelumnya Ibu melakukan kesalahan karena menghalangi pernikahanmu dengan gadis yang kamu sukai. Ibu salah, ibu minta maaf, Nak. Tapi ibu mohon jangan melampiaskan kemarahanmu pada orang yang tidak bersalah. Awalnya Ibu berpikir Mayang bisa mengobati sakit hatimu, ternyata itu hanya angan-angan kosong Ibu. Nak, kali ini tolong akhiri hubungan kalian yang tidak sehat agar tidak ada lagi yang tersakiti. Pernikahan kalian hanya memberikan rasa sakit padamu dan Mayang."

Galang hanya diam tanpa menjawab kata-kata ibunya. Ini adalah pertama kalinya ibunya meminta dia berpisah dari Mayang. Ibunya sangat menyayangi Mayang meskipun dia dari keluarga sederhana yang telah kehilangan orang tuanya.

Perasaan kacau tadi siang karena Elang yang ingin mendekati Mayang masih sangat terasa. Lalu sekarang malah ibunya meminta untuk berpisah dengan Mayang. Sepertinya semesta sedang bekerja menginginkan perpisahannya dengan Mayang.

"Galang ... Mayang berhak bahagia."

Sampai di sini air mata ibu Galang tak mampu lagi dibendung. Mayang terlalu penurut, gadis itu terlalu naif menjalani hidup. Dia akan menerima semua perlakuan Galang tanpa keberatan. Baginya Galang adalah pahlawan yang sudah mengangkatnya dari lembah kesengsaraan.

Sungguh, wanita tua itu menyesal karena sudah membuat masa depan Mayang suram. Jika bukan karena permintaannya pada Galang untuk menikah dengan Mayang, tentu Mayang akan menemukan cinta sejatinya. Bukannya terjebak dengan anaknya yang lumpuh dan dingin pada Mayang.

Galang paham perasaan ibunya. Dia juga tidak ingin menyakiti Mayang, tapi tidak jika harus berpisah dengan Mayang.

"Aku akan menceraikan Mayang hanya kalau dia yang memintanya," ucap Galang.

Hal yang jelas tidak mungkin dan dia tahu itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wikka Pusparini
kok ngga di tamatin kak author ........., di tunggu hadiah persalinan nya di goodnovel
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Sosok mungil di balik pintu

    Begitu sampai di rumah, Mayang dan Anu segera merebahkan diri mereka di sofa. Hari ini terasa lebih lambat dan lama dari biasanya. Mayang menelpon Galang dan merajuk. Dia terus memohon agar besok dia bisa mendapatkan sepeda motornya lagi. Tanpa malu dia membujuk Galang dengan nada manja.“Mas, please … aku enggak mau naik mobil, aku enggak mau diantar sopir.”[Mayang, kamu hanya perlu duduk dan akan sampai di sekolah Anu.]Mayang berdecak, suaminya pasti tidak tahu kalau sopir yang dia pilih tidak bisa diandalkan. Rasanya ingin mengadu saja tapi mayang takut Galang memecat sopir itu. Meski menyebalkan tapi Mayang tau sopir itu hanya melakukan tugasnya. "Mas ... kamu gak tau repotnya harus bergantung pada orang lain-"[Aku sangat paham, setiap hari aku harus bergantung pada Wardoyo bahkan hanya untuk berpindah dari tempat tidur ke kamar mandi," potong Galang.]Mayang segera menegakkan tubuhnya. Lidahnya tergelincir hingga dia salah bicara. Tapi ini jelas dua hal yang berbeda. Apa yang

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Menunggu kau bersimpuh di kakiku

    Tiga orang beradu mulut tanpa ada yang mau mengalah. Dua orang muda bertubuh besar melawan seorang sopir tua berbadan kecil. Meski begitu sang sopir tidak mau mengalah dalam berdebat. Terlebih karena dia merasa tidak bersalah. Jelas sekali kedua orang ini mencari gara-gara dengannya. Mayang sudah membujuk sopirnya untuk mengalah namun ia bersikeras tetap melawan."Bapak akan kami laporkan ke polisi. Bapak ini sudah tua ngeyelan, ya!" kata salah seorang diantara mereka."Tidak takut, kita lihat saja siapa yang akan membusuk di penjara!" geram pak sopir.Mayang semakin cemas karena sudah hampir dua puluh menit dia terjebak di sini. Dia takut Anu menunggu sendirian. Mulai besok dia akan bersikeras menjemput Anu dengan motornya. Ditambah sopirnya yang diberikan Galang sangat menyebalkan. Bersumbu pendek dan tidak mau mendengarkannya. Masalah sepele yang bisa diselesaikan baik-baik akhirnya menjalar sampai ingin saling lapor ke polisi."Pak sudahlah kita mengalah saja, aku sudah sangat ter

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Pendekatan Leo

    Siang hari di depan gerbang sekolah. Anu menunggu ibunya yang tak kunjung datang. Sang ibu sebelumnya sudah memberinya kabar akan terlambat karena terjebak macet. Mayang tidak lagi bisa menerobos kemacetan seperti saat ia memakai sepeda motor.Anu menunggu tanpa mengeluh pada ibunya, hanya saja hatinya masih menyalahkan Galang yang tidak mengijinkan ibunya membawa motor lagi."I hate that old man," gerutu Anu.Sudah lebih dari sepuluh menit dan ibunya masih belum terlihat. Cuaca panas membuat Anu semakin tidak sabar. Dia lebih memilih dijemput dengan sepeda motor dari pada dengan mobil. Terlalu lama dan merepotkan.Sebuah mobil Mercedes-Benz datang menghampiri tempat Anu berdiri. Sesosok pria tinggi dengan setelan jas hitam keluar mendekati Anu yang cemberut."Anu ...." Anu menengadah menatap pria dewasa yang ada di hadapannya. Suasana hatinya semakin buruk melihat pria ini. Entah kenapa dia tidak menyukai lelaki yang berusaha akrab dengannya ini. Tidak ada alasan khusus, hanya tida

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Hadiah dari Galang

    Semalam setelah pulang dari kediaman Galang, Leo dibawa ayah dan kakaknya ke Rumah Utama keluarga Wardhana. Ayah Leo murka dengan kelakuan anaknya yang tidak mencerminkan etika seorang Wardhana. Setelah Elang cucunya, kini Leo anaknya juga tanpa malu ingin mengejar istri orang.Hanya dari tatapan matanya saja Leo sudah menunjukkan bagaimana keinginan yang menggebu-gebu dalam dirinya. Masalahnya adalah, hal tak pantas itu ditujukan pada seorang wanita yang sudah menjadi istri orang lain. Hanya saja Leo tidak sama dengan Elang. Dia lebih matang dan tidak bisa diintimidasi apa lagi diancam oleh kakak dan ayahnya. Leo memiliki kemampuan dan sumber daya untuk bisa menekan balik mereka. "Jangan mengusik Mayang dan Anu, kalau kalian mau menghancurkan Galang aku tidak peduli. Tapi kalau kalian sampai menyentuh seujung rambut saja dari mereka berdua. Aku bisa memastikan kita hancur bersama," ucap Leo."Seperti itu caramu bicara dengan orang tua?""Anu cucumu, dia anak kandungku. Aku juga bel

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Masakan bertuah Mayang

    Suara yang akrab semakin jelas terdengar, dan ketika Leo melihat mereka matanya yang setajam phoenix membelalak kaget."Kak Bisma, Papa ... apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Leo."Loh Leo, kok kamu di sini?" Bisma balik bertanya.Ketiganya saling berpandangan, tidak menyangka akan bertemu di rumah kecil ini. Terutama Bisma, dia tidak tahu Leo kenal dekat dengan Galang. Lagi pula bukan hal biasa Leo berkunjung ke rumah teman."Selamat datang di rumah sederhana kami Tuan Bisma, Tuan Wardhana," sapa Galang.Dari senyum cerah Galang, Leo sadar semua direncanakan oleh Galang. Tapi Bisma dan ayahnya adalah orang sibuk. Untuk apa mereka mau kemari? Leo bertanya-tanya dalam hati. Kalau menurut cerita dari Elang, kakaknya memang sangat mengagumi kerja keras Galang. Tapi dia tidak menyangka akan sampai sejauh ini hingga mereka bersedia makan malam di sini. Perusahaan Galang masih sangat kecil jika dibandingkan dengan perusahaan keluarga Wardhana. Apa yang membuat mereka mau repot-repot da

  • Rahasia Hati Suami Lumpuh   Memukul dua burung dengan satu batu

    [Jika bintang-bintang bisa membuatmu tersenyum maka memandang langit sudah cukup membuatku bahagia.] Beberapa pesan masih masuk ke ponsel Mayang. Namun ia belum sempat membaca karena lebih dulu terlelap. Dia tidur di sofa ruang tengah dengan TV yang masih menyala. Hari ini sangat melelahkan bagi Mayang. Bahkan suara keras pintu yang terbuka tidak mampu membangunkannya.Galang melihat istrinya tertidur di sofa. Ponselnya sepertinya jatuh ke lantai dari genggaman tangannya karena ketiduran. Sekali lagi Galang berharap bisa kembali berjalan dan menggendong istrinya ke kamar. Galang tersenyum sinis mencela dirinya sendiri.Sesaat Galang melihat ponsel Mayang terus berkedip. Rasa ingin tahu seketika memenuhi pikiran Galang."Yo, ambilkan ponsel Mayang di lantai! Takutnya kena air nanti," perintah Galang pada Wardoyo."Baik, pak." Segera Wardoyo mengambil ponsel dan menaruhnya di atas meja."Yo, bawa kemari!" Wardoyo menurut pada perintah Galang. Tidak ada alasan baginya untuk membantah.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status