Tadi malam aku tidak bisa tidur nyenyak. Gara-gara terkejut, aku sampai tidak sadar ada anak buah BDS yang berjaga tidak jauh dari lokasi persembunyianku.
Suara gemerisik dari kakiku yang gemetaran karena kesemutan saat mencoba berdiri, menarik perhatian dua penjaga BDS. Terpaksa aku pergi sebelum melihat ke mana mereka membuang jenazah suamiku.Dua penjaga melintas tidak jauh dariku dengan senter di masing-masing tangan. Cahaya senter itu hampir menyapu area di sekitarku.Namun, aku diselamatkan oleh seekor kucing yang melompat di dekat mereka entah dari mana asalnya. Perlahan aku mengembuskan napas lega.Untung saja, mereka juga sama sekali tidak menyadari keberadaanku. Aku langsung kabur secepat kilat ketika perhatian mereka teralihkan dan malah bermain-main dengan si kucing lucu.Sampai di rumah, aku segera menghubungi Ray untuk minta izin libur kerja malam ini. Dengan alasan sakit dan susah beranjak dari tempat tidur. Tentu saja, bosku itu marah besar.Awalnya, Ray tidak mengizinkanku. Tanpa aku, Ray pasti sangat kesulitan melewati malam panjang sendirian. Dia tidak pernah mau ada orang lain menggantikan posisiku.Aku juga sebenarnya sedikit tidak nyaman membolos barang sehari saja. Ray pasti akan minta ditemani kupu-kupu lain. Dan Ray selalu tidak puas dengan kinerja mereka."Aku beri izin satu hari, Baby," kecam Ray."Baik, Bos. Um, kalau bisa, malam ini bos di rumah saja," pintaku."Itu urusanku, Baby. Salah sendiri kau sakit! Jangan mengomel kalau adik-adikmu ada yang terluka malam ini."Bukan aku cemburu Ray menghabiskan malam panjang dengan kupu-kupu lain. Tetapi, aku tidak ingin Ray menyakiti mereka. Karena bisa dipastikan, Ray akan marah-marah tanpa kehadiranku. Dan benar, dia langsung mengancamku."Kalau besok masih sakit, kau tetap harus datang. Aku akan mencarikan dokter terbaik untukmu. Kalau tidak, aku yang akan datang ke apartemenmu," ancam Ray malam tadi.Padahal, dia boleh datang ke sini kapan pun karena Alex sudah tidak ada lagi di dunia ini. Atau mungkin aku harus membeli apartemen sebelah saja untuk menghormati mendiang suamiku?Aku sunguh tidak pernah menyangka. Belum genap satu minggu menikah, aku telah menyandang status janda. Kalau kembali ke desa nanti, aku pasti akan mendapat julukan baru. Janda perawan.Kasihan sekali nasibku ....Mataku terasa perih dan panas karena kurang tidur. Aku masih butuh banyak istirahat, tapi aku harus segera bangun. Aku perlu membeli obat tetes mata dan bersiap untuk menerima kabar duka.Aku menggeliat ke kanan dan ke ki-"Waaaaaaa!" Aku menjerit sekuat tenaga.Alex gelagapan dan sontak terbangun. Dia mengerang kesakitan sambil memegangi bahu kanannya.Astaga! Kenapa dia ada di sini?!Dada Alex naik turun dengan sangat cepat, begitu pula milikku. Dia kaget karena teriakanku. Aku pun sangat terkejut mendapati suamiku hidup lagi!Mendengar embusan napas kasar Alex, aku pun sadar jika pria di dekatku bukanlah hantu. Dia sungguh masih hidup!Sial! Kenapa mulutku malah senyum begini? Aku tidak mungkin senang karena tahu dia belum mati, bukan?"Apa? Ada apa? Kenapa teriak-teriak?""M-mas ... a-aku mimpi buruk."Alex mengembuskan napas panjang sambil mengurut dadanya. Di mana lukanya? Di dada, bahu, lengan atau di punggung?Aku sangat ingin membuka baju Alex dan melihat luka itu. Tetapi, aku tidak mau dianggap mesum atau sengaja memancing gairah lelakinya."Mimpi buruk apa? Kenapa sampai teriak-teriak seperti melihat hantu?!" Dia tampak kesal sekali karena waktu istirahatnya terganggu.Hantunya itu kau, Mas! Hampir saja aku juga jadi hantu karena serangan jantung!"Aku mimpi kau mati, Mas. Aku sangat takut kehilanganmu."Alex mencondongkan tubuhnya ke arahku, kemudian mendekapku. Bau parfum maskulin khasnya menyeruak ke lubang hidungku.Aku sangat yakin jika semalam dia langsung tidur dan tidak mandi dulu. Aku pun mendorong dada Alex agar menjauh dariku. Mana mungkin aku mau dipeluk suami yang belum mandi!Semalam juga dia habis memeluk tanah. Sama saja aku berpelukan dengan tanah. Belum lagi kalau ada wanita lain yang ikut memeluk untuk menenangkan kesakitannya."Kenapa mimpimu menyeramkan sekali?""Aku juga tidak tahu, Mas. Tapi, Mas Alex sungguh tidak ada yang sakit?" pancingku."Lihat, aku baik-baik saja." Alex terlihat begitu lelah."Iya, maaf, Mas. Sudah terlanjur bangun, Mas, mandi terus siap-siap kerja. Aku siapin makanan sebentar.""Aku hari ini libur dan mau istirahat total. Jangan ganggu aku lagi." Alex kembali berbaring dan menarik selimut sampai dagu.Aku masih sangat penasaran dengan apa yang terjadi semalam. Tapi, aku tidak bisa bertanya padanya secara langsung.Bisa-bisa dia mencurigaiku. Lebih parahnya lagi, dia akan menganggapku sebagai penguntit."Mas, tidak mau sarapan dulu?""Tidak perlu. Nanti makan siang sekalian. Aku masih mengantuk sekarang.""Ya, Mas ... semalam, aku merasa kau tidak ada di sisiku, Mas. Apa kau pergi dengan si Imelda itu?"Alex menutup kepala menggunakan bantal."Berisik! Jangan cerewet, Kat! Mau aku sumpal mulutmu itu?!"Aku semakin tidak paham dengan Alex. Belum lama dia bersikap sok baik. Sekarang dia berubah lagi jadi sangat galak. Apa dia memiliki masalah kepribadian?Tch! Tinggal jawab pertanyaan saja susah sekali. Aku jadi tergelitik ingin mencari tahu tentang suamiku lebih banyak lagi.Bukan karena aku tertarik dengan kehidupan Alex. Akan tetapi, aku tidak mau jika Alex ternyata diam-diam memiliki hubungan dengan dunia hitam.Aku tidak mau terseret oleh perbuatannya. Apalagi, Alex berhubungan dengan kelompok BDS yang terkenal suka berbuat onar.Yang lebih penting lagi, kalau Alex benar-benar berhubungan dengan kelompok BDS, dia pasti akan segera tahu jati diriku yang sebenarnya. Tidak ada yang boleh tahu tentang pekerjaan kotor yang sudah aku lakukan selama lima tahun terakhir ini!Arion Group merupakan perusahaan multinasional yang cukup terkenal dan bisa dibilang bersih dari berbagai masalah hukum. Tidak pernah ada gosip buruk yang menerpa perusahaan maupun karyawan.Perusahaan milik keluarga suamiku itu sudah ada sejak ayah dari papa mertuaku masih hidup. Dari dulu, Arion Group juga terkenal karena ikut andil dalam pembangunan negara.Biarpun bukan perusahaan nomor satu, banyak pihak, mulai dari pengusaha dan pemerintah yang menghormati keluarga Arion. Dan meski Arion Group sudah mulai membuat cabang di luar negeri, tidak ada tanda-tanda mereka bekerja sama dengan mafia seperti Black Devil Scorpion. Jika melihat prinsip keluarga papa mertua, hanya satu persen kemungkinan mereka menjalin hubungan dengan mafia secara diam-diam. Tidak mungkin papa mertua sudi mencoreng nama baik keluarga hanya demi berbisnis di dunia hitam.Tapi, aku pun tidak tahu yang sebenarnya terjadi. Kalau mereka saling berhubungan pun, mungkin hanya antara Alex dan kelompok BDS. Kerja s
Tatapan Ray begitu sensual. Dia seolah menelanjangi tubuhku hanya dengan mata coklat gelap itu. Rasa gugup yang baru saja aku rasakan menguap begitu saja."Apa yang harus aku lakukan, Bos?""Mudah. Mulai sekarang, jangan datang ke sini dulu."Aku mengerutkan kening. Tidak paham mengapa dia meminta aku menjauh darinya sampai tidak diizinkan datang. Bukankah aku kupu-kupu favoritnya? Apa dia akan membuangku karena aku memiliki suami yang berhubungan dengan kelompok BDS?Spontan aku mengutuk Alex dalam hati. Mengapa juga dia harus kebanyakan tingkah? Tidak! Seharusnya aku tidak bilang tentang apa yang dilakukan suamiku kepada Ray sejak awal. Tapi, itu juga tidak benar. Aku tidak berani membohongi Ray dan tidak mau menyembunyikan sesuatu darinya."Kenapa, Bos? Apa kau tidak membutuhkan aku lagi?" Akhirnya aku bertanya."Aku selalu butuh kau, Baby. Jangan khawatir, aku akan memberimu bayaran dua kali lipat dari yang biasanya selama kau tidak datang. Setuju?"Mataku langsung berbinar-bina
"Kok, Mas Alex sepertinya meremehkan aku? Jangan begitu, Mas. Biarpun aku hanya lulusan SMK, aku langganan juara satu dari kecil. Lagi pula, aku juga tidak minta posisi tinggi. Cukup menjadi karyawan biasa."Lagi-lagi, Alex berdecih menghina. Sikap Alex sungguh menguji kesabaranku. Ingin sekali aku siram wajahnya dengan kopi. Apa salahnya lulusan SMK? Banyak orang sukses yang bahkan tidak menamatkan sekolah!"Semua karyawan, termasuk karyawan biasa di Arion Group, pernah menempuh pendidikan tinggi. Dengan ijazahmu, kau hanya bisa jadi petugas bersih-bersih.""Tidak masalah. Aku mau, Mas.""Apa kau gila?! Kau sudah menikah denganku. Mau ditaruh di mana mukaku kalau semua karyawan tahu istri direktur yang sebentar lagi jadi presiden direktur mereka jadi tukang bersih-bersih?!"Suara Alex melengking tinggi. Aku pun terkekeh-kekeh geli."Ya, mukamu tetap di kepala, Mas. Mau dipindah ke mana lagi?""Maksudnya bukan secara harafiah! Bicara denganmu cuma bikin capek hati dan pikiran! Hal se
"Kau datang sendiri? Di mana Alex?" sinis mama mertua."Iya, Ma, aku ke sini sendirian. Mas Alex sakit dan sedang istirahat di rumah, Ma."Mama mertua berdecak-decak."Apa yang kau lakukan sebagai istri? Alex itu tidak mudah sakit. Giliran menikah denganmu baru beberapa hari saja sudah jatuh sakit!"Anakmu kemarin malam tertembak, Ma!Ingin aku menjawab seperti itu. Tapi, mama mertua jelas tidak akan percaya ucapanku.Kalaupun percaya, aku tidak bisa mengatakannya. Takut mama mertua akan pingsan mengetahui rahasia anak kebanggaannya."Mas Alex kelelahan bekerja, Ma. Cuma demam biasa saja. Mama tidak perlu khawatir.""Lalu, buat apa kau datang ke sini dan bukannya merawat suamimu?"Lihat, mulut mama mertua saja sampai berkedut-kedut ke atas. Jelas sekali mama mertua sangat tidak menyukaiku.Kenapa? Apa karena aku dari desa? Atau latar belakang pendidikanku? Mungkinkah ... karena parasku?Bukan hal yang aneh mengingat kecantikanku hanya mempan terhadap kaum Adam. Sebaliknya, para wanita
"Hai, Kat!"Alexa baru saja datang dan bergabung ke meja makan. Kecanggungan aneh pun hilang ditelan suara nyaring kembaran Alex itu."Hai, Kak Alexandra.""Ih, jangan panggil aku kakak! Panggil Alexa atau Lexa saja. Aku tidak mau terlihat lebih tua dari kembaran jelekku."Aku tersenyum manis dan mengacungkan ibu jari sebagai tanda setuju. Maksudnya, aku setuju waktu dia bilang kembarannya jelek. Alex memang jelek kelakuannya."Ini masakan darimu, Kat?" "Iya, coba cicipi."Alexa duduk di sebelahku, kemudian mengambil segunung nasi dan lauk. Dia mengingatkanku kepada Alex yang porsi makannya juga banyak."Kau memang mirip sekali dengan mas Alex. Dia juga banyak makan." Aku terkekeh-kekeh canggung karena tidak sengaja mengeluarkan isi hatiku."Jangan mulai, ya, Kat! Aku jadi kehilangan nafsu makan saat mendengar orang membandingkanku dengan si jelek itu. Kami berdua hanya statusnya saja kembar, tapi sebenarnya kami sangat berbeda ... jauuuuh sekali!" Begitu kata Alexa, tetapi dia tetap
"Sebenarnya, aku bisa langsung mengabulkan permintaanmu, Kat, tapi apa Alex sudah mengizinkanmu?""Kalau soal itu ... aku ingin memberi kejutan pada Mas Alex. Selain orang tuaku, aku juga ingin sekali-kali membelikan sesuatu untuk suamiku, Pa."Papa mertua tidak bisa lagi membendung air mata. Diambilnya sapu tangan untuk menyeka matanya yang memerah dan basah."Aku tidak salah menjadikanmu menantu, Kat. Alex beruntung sekali memiliki istri seperti dirimu.""Papa ...."Aku juga sedikit terharu. Papa mertua memiliki sikap yang sangat hangat dan baik sekali kepadaku. Bahkan, orang tuaku sendiri tidak pernah memujiku seperti beliau. Tanpa aku sadari, rasa hormatku kepada papa mertua tumbuh semakin dalam."Tapi, aku tidak bisa memberikan apa yang kau mau, Kat."Suara pintu berderit lirih. Aku melirik sekilas ke arahnya, mendapati mama mertua dan Sabrina beranjak pergi. Mereka mungkin muak mendengar kasih sayang papa mertua padaku.Dan aku juga baru ta
"Dari mana saja kau?!" Suara Alex pelan, tetapi penuh penekanan."Ke rumah papa, Mas."Alexa melesat masuk begitu saja. Dia sama sekali tidak peduli kembarannya sedang ingin meledakkan amarah padaku."Buat apa kau ke sini?" tanya Alex kepada Alexa.Pertanyaan pertama belum terjawab dia sudah bertanya lagi, "Kenapa keluar tidak minta izin dulu?" Kali ini ditujukan padaku."Maaf, Mas. Tadi Mas Alex tidur sangat nyenyak. Aku tidak ingin menganggu. Lagi pula, aku niatnya cuma mau memberi makanan untuk keluarga Mas Alex, tapi malah jadi kelamaan ngobrol.""Mau memberi makanan juga kau harusnya minta izin dulu! Kau selalu saja membuatku jengkel!""Maaf, Mas. Aku tadi juga sudah mengirim pesan, tapi Mas Alex tidak menjawab.""Jangan banyak alasan! Kalau belum dapat izinku, kau tidak boleh keluar ke mana-mana!" bentak Alex."Istrimu datang ke rumah, itu hal yang wajar. Tidak perlu marah-marah sampai begitu! Kau tidak suka punya istri yang perhatian kepada
"Aku sudah tidur, Mas."Sial! Aku jadi kelepasan menjawab!"Mau pura-pura tidur? Kenapa? Takut atau tidak mau melakukan tugasmu sebagai istri?"Tubuhku menggelenyar aneh ketika bibir Alex menempel di tengkuk. Suara napasnya semakin menggebu. Aku merasakan bibirnya mulai menyesap leherku. Dia pasti sangat menginginkanku malam ini. Aku dapat merasakan gairahnya menggebu dari deru napasnya yang memburu.Aku tidak mau penyakitan! Dia juga tidak boleh melihat tatoku!"Mas Alex ..." Tidak! Mengapa suara yang keluar dari mulutku justru bernada manja? Hampir mendesah pula! Rasanya aku ingin menampar bibirku sendiri."Hemm?" Suara Alex begitu rendah dan berat.Leherku basah oleh jilatan Alex yang semakin liar. Lidahnya yang kasar tidak jeda menyapu kulitku. Sesekali dia menyesap sangat kencang dan membuatku hampir mendesah lagi. Tangannya mulai melingkar di perutku yang rata. Kemudian, semakin naik ke atas membelai dadaku. Beruntung, aku masih