Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya

Kukembalikan Suami Benalu pada Ibunya

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-23
Oleh:  Mami ice bearBaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
3 Peringkat. 3 Ulasan-ulasan
49Bab
2.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sudah dijadikan ATM berjalan, Andini ternyata masih dikhianati suaminya.... Cukup sudah! tak lagi memperdulikan amarah dari keluarga suaminya, Andini memilih melenggang pergi tanpa menoleh sedikitpun. "Aku hanya mengambil apa yang seharusnya aku ambil dan mengembalikan yang memang milik kalian, lalu apa salahnya?" ucapnya pada sang mertua, ipar, dan suami yang tak tahu diri.

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

[Nak, bisa tolong kirimkan uang? Ibu sedang ada di supermarket dan uang yang Ibu bawa ternyata kurang.]

[Mbak, bisa tolong transfer ke nomor ini? Aku lagi di bengkel servis motor tapi duitnya kurang.]

[Sayang, kamu belum transfer? Terus gimana aku bayar makan siangku nanti?]

Tiga pesan beruntun masuk ke nomor Andini. Pesan tersebut masuk dari tiga nomor yang berbeda, yakni dari nomor ibu mertua, adik ipar dan suaminya.

Usai membaca ketiga pesan tersebut, kemudian Andini membuka aplikasi m-banking dan mengirimkan sejumlah uang ke tiga nomor yang berbeda.

"Done! Waktunya beberes lagi. Saking sibuknya beres-beres, aku sampai kelupaan," ucap wanita yang memakai daster dan celemek di tubuhnya.

*********

“Haish! Nomor baru lagi! Nggak ada bosennya kali ini orang!”

Sebuah pesan masuk ke ponsel Andini.

Hal itu sukses membuat wanita yang sedang duduk sambil menikmati teh itu, seketika mengernyit heran. Sebab sudah sejak beberapa akhir ini, banyak sekali nomor baru yang menghubungi dirinya.

[Jangan bodoh dengan terlalu bucin sama suamimu itu!]

“Dasar kurang kerjaan!” ucap Andini mencoba mengabaikan pesan tersebut.

[Bahkan demi laki-laki mokondo seperti itu, kamu tega memblokir akses komunikasi kami!]

Andini kembali membuka pesan yang masuk. Namun rasa herannya seketika sirna saat selesai membaca pesan tersebut.

[Berhenti memfitnah suamiku! Dia tidak seburuk yang kamu pikirkan!]

Dengan geram, Andini membalas pesan tersebut. Ia tahu persis, siapa pengirim pesan tersebut. Tentu, pelakunya masih sama dengan beberapa nomor yang selama ini meneror dirinya.

“Kalian ini, apa nggak bisa biarin hidup aku tenang sedikit! Makanya nikah, biar ada yang bantu ngabisin waktu gabut kalian!”

Andini berbicara dengan ponsel yang masih menampilkan layar chat nomor misterius tersebut.

Saat baru saja meletakkan ponselnya di atas meja. Derit ponsel Niko, suaminya, membuat Andini kembali menoleh.

Wanita itu melirik ke arah kamar mandi, laki-laki yang sudah menjadi suaminya selama tiga tahun tersebut masih melakukan ritual mandinya.

“Siapa sih?” tanya Andini pada dirinya sendiri, saat melihat ponsel sang suami kembali berderit.

[Mas hari ini jadikan?]

Andini menghentikan gerakan tangannya di atas meja. Ujung jarinya baru saja menyentuh ponsel Niko ketika notifikasi pesan itu muncul di layar.

Jantungnya berdetak kencang. Matanya terpaku pada nama kontak yang muncul di layar: Kang Paket

Darahnya berdesir. Siapa orang ini? Kenapa mengirim pesan seperti itu pada suaminya? Masa iya kurir paket sampai kirim chat seperti itu?

Dengan tangan gemetar, Andini meraih ponsel tersebut dan mencoba membuka layarnya.

Srek!

Kukunya beradu dengan permukaan kaca. Layar tetap terkunci.

“Kenapa dikunci?” bisiknya nyaris tanpa suara.

Andini menarik nafas panjang, mencoba menenangkan diri.

Sudah tiga tahun menikah, dan selama itu Niko tidak pernah mengunci ponselnya. Keduanya selalu terbuka satu sama lain. Andini tidak pernah merasa perlu mengecek ponsel suaminya karena kepercayaan yang mereka bangun begitu kuat.

Tapi sekarang?

Jari wanita itu mulai kembali bergerak, menekan beberapa kombinasi angka yang mungkin menjadi kata sandi.

Tapi ternyata salah.

Andini menggigit bibir. Ia melirik ke arah kamar mandi yang tertutup. Suara gemericik air masih terdengar. Bisa dipastikan jika Niko masih mandi.

Wanita berambut panjang tersebut mencoba berpikir kemudian coba menggunakan kombinasi lain.

Salah lagi!

Keringat mulai membasahi telapak tangannya. Andini mengusapnya ke pakaian, tapi tetap saja kembali basah. Tangan wanita itu bergetar. Pikirannya dipenuhi kemungkinan-kemungkinan buruk. Dan ini pertama kalinya, Andini merasa overthinking terhadap sang suami.

“Biasanya kurir paket itu laki-laki atau jangan-jangan….”

Andini termenung. Wanita itu larut dalam pemikirannya sendiri. Sejak kapan Niko mulai menyembunyikan sesuatu darinya?

Dan… siapa Kang Paket ini? Bukankah seharusnya, Andini tak perlu berpikiran macam-macam. Tapi kini… entah apa yang membuat wanita itu merasa resah.

Andini sudah dua kali mencoba membuka ponsel Niko. Dengan tanggal lahir Niko. Gagal.

Tanggal lahir ibu Niko. Gagal juga.

“Ya Tuhan…,” gumamnya frustasi.

Jika dia tak bisa membuka ponsel ini, bagaimana Andini bisa mencari tahu lebih lanjut?

Tapi tiba-tiba…

Ceklek!

Suara gagang pintu kamar mandi berputar.

Jantung Andini mencelos. Ia buru-buru meletakkan ponsel kembali ke meja dan berusaha bersikap santai.

Niko keluar, masih dengan rambut basah, air menetes dari helaiannya dan jatuh ke lantai marmer. Laki-laki itu hanya mengenakan handuk yang melilit di pinggang, memperlihatkan tubuh atletis yang terbentuk akibat rutinitas gym-nya.

“Kamu kenapa?” tanyanya, saat melihat Andini yang duduk diam di kursi rias.

Andini tak langsung menjawab dan hanya tersenyum tipis. “Sudah selesai mandinya?”

Niko mengangguk. “Kalau belum, aku masih di kamar mandi dong,” candanya.

Biasanya Andini akan tertawa kecil jika mendengar candaan yang terlontar dari bibir sang suami. Tapi tidak hari ini.

Mata Andini masih berusaha menilai setiap gerak-gerik suaminya. Apakah ada tanda-tanda gelisah? Atau apakah laki-laki itu terlihat menyembunyikan sesuatu?

Niko berjalan ke lemari dan mengambil handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.

“Ada apa? Jangan bilang kamu lagi jatuh cinta lagi sama suamimu ini,” ujarnya dengan nada menggoda. Saat melihat sang istri tampak memperhatikan dirinya.

Andini tersenyum hambar dan menimpali. “Lebih baik begitu, daripada jatuh cinta lagi ke orang lain. Itu sih namanya puber kedua.”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Faisalicious
Keren banget thor novelnya, lanjut terus ya Jangan lupa mampir dan tinggalkan jejak juga di novelku ya, judulnya TULANG SUCI NAGA ABADI buat yang suka fantasi timur bisa langsung mampir
2025-05-27 19:34:54
0
user avatar
Asfar Asfahan
Sebuah karya apik dari penulis terbaik.
2025-05-11 20:49:55
1
user avatar
Mami ice bear
yuk jadi saksi kebangkitan Andini dan juga pembalasan untuk keluarga Niko... jangan lupa bintang lima, like dan komennya yaaa.... ..................
2025-05-09 16:24:35
1
49 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status