Share

Adrian

Aku menutup mulutku dengan kedua tangan rapat-rapat ketika ketahuan sedang mentertawakan Adrian, dia langsung berjalan ke arahku dengan tampang datar.

"Kenapa, ada yang lucu?" Tanyanya sinis.

Ku gelengkan kepalaku cepat.

"Gak usah di tutup segala, aku udah denger kamu ngetawain aku," ucapnya kesal.

"Siapa, juga yang ngetawain mas," sewotku.

"Lagian mas ngapain di sini, dan ngacak-ngacak dapur aku? " ucapku tak suka.

Bukannya menjawab pertanyaan ku, Adrian malah tersenyum kikuk.

Aku memutar mataku malas lalu berjalan melewatinya, untuk membersihkan dapur yang sudah dia berantakan.

"Gak usah," cegah Adrian saat melihatku hendak merapihkan dapur.

"Terus aku harus ngebiarin semuanya berantakan kaya gini," ketusku.

"Ngapain sih disini, pergi sana!" usirku.

"Aku mau buatin kamu makan malam," ucap Adrian pelan.

"Kalau gak bisa masak, gak usah," sindirku.

Adrian menundukan dan memainkan kedua tangannya seperti anak kecil yang sedang di marahi oleh ibunya.

"Maaf," ucapnya parau.

"Sana pergi,"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status