Mata Cris terus memindai orang terkasihnya. Sudah lama sekali dia tidak bertemu dengan Yuri, terakhir kali pertemuan mereka di butik "QN" saat mencoba gaun pengantin.Ada rasa luka di hatinya mengingat semuanya itu. Dia tidak menyangka kalau itu pertemuan terakhirnya dengan Yuri sebelum kecelakaan itu terjadi. Cris masih menggenggam tangan Yuri dan terus berbicara.Namun Yuri tetap belum meresponnya juga. Setelah satu minggu Yuri tidak sadarkan diri tiba-tiba terlihat di monitor jika ada masalah detak jantung Yuri hingga Cris tersentak dan segera melesat pergi memanggil dokter.Kedua orangtua Yuri yang masih menunggu di luar juga tersentak kaget karena melihat Cris berlari memanggil dokter. Kini mereka sedang berharap cemas ingin segera mengetahui kabar dari dokter tentang putrinya.Mereka serentak menangis haru setelah mengetahui dari dokter jika Yuri telah melewati masa kritisnya. Kini mereka tinggal menunggu kesadaran Yuri pulih kembali. Hati Cris tentu saja tidak sabar ingin meni
Abas mulai tidak nyaman melihat kebucinan Ridwan kepada Daniar. Padahal dia sudah mengingatkan Ridwan berkali-kali. Abas melihat sendiri senyum jahat dari Daniar saat melihat Ridwan bisa dia perdaya."Wan, kamu kok masih ngotot ngebelain Daniar sih? Kamu ngga liat kalo dia cuma mau manfaatin kamu aja!" Abas masih terus mengingatkan Ridwan, dia tidak mau sahabatnya semakin terikat dengan kejahatan Daniar.Suatu hari Abas pernah melihat Daniar tersenyum saat dikunjungi oleh seseorang. Abas secara tidak sengaja melihat Daniar menyerahkan sesuatu pada orang itu.Awalnya Abas tidak terlalu memperhatikan, namun setelah diamati ternyata benda itu sebuah kalung permata. Mata Abas saat itu langsung membelalak lebar. Dari mana Daniar mendapatkan kalung itu?Jika dia taksir harga kalung itu bisa mencapai 1 milyar, itu bukan kalung biasa. Abas juga bisa membedakannya, tapi bagaimana bisa Daniar memiliki kalung tersebut.Ridwan hanya terdiam saat Abas menceritakan tentang kalung tersebut. Dia tida
Cris sangat marah melihat sikap Ridwan yang seenaknya dan tidak memperdulikan perasan Yuri sama sekali. Hatinya ikut sakit saat melihat Yuri menangis tadi. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa karena posisi dia saat ini hanya sebagai orang luar.Saat ini Cinta merasa dirinya sangat terpuruk karena pernikahannya gagal dilaksanakan. Gaun pengantin yang sudah dia pesan kemarin teronggok begitu saja di tempat tidurnya. Cinta sempat mencoba gaun itu dan memandang dengan takjub.Gaun pengantinnya benar-benar sempurna, Queen benar-benar membuatnya puas dengan hasil rancangannya. Namun sayangnya gaun itu akan terus teronggok seperti sampah di sana.Mami dan Papi Cinta hanya bisa melihat kesedihan putrinya tanpa bisa berbuat apapun. Mereka juga ikut larut dalam duka dan rasa kecewa putrinya. Tidak disangka dalam sekejap mata semuanya jadi berantakan.Meskipun undangan belum tersebar namun acara pesta pernikahan putrinya sudah tersebar dalam kalangan teman-teman dan keluarga besarnya. Sambil me
Ridwan akhirnya pergi bersama Abas sahabatnya dari penjara. Awalnya Ridwan tersenyum penuh luka dihatinya, namun akhirnya Abas mendengar Ridwan membuang nafasnya dengan kasar."Bas, aku ingat kata-katamu yang terakhir jika Daniar itu seperti ular. Saat itu aku benar-benar marah karena kamu membandingkan Daniar dengan binatang yang sangat aku benci. Tapi sekarang aku tau kalau Daniar memang nyatanya seperti ular bahkan sangat berbisa! "Abas menghentikan langkahnya dan menatap sahabatnya. Dia tau Ridwan saat ini sedang terluka dan hancur, tapi menurutnya itu yang terbaik dari pada harus melihat sahabatnya memuja orang munafik seperti Daniar."Maafkan aku Wan, aku juga tidak ingin melihat sahabatku terluka. Aku sudah sering mengingatkanmu tapi sering kamu abaikan. Kini kamu liat sendiri kan, kalau apa yang kukatakan selama ini adalah kebenaran? "Ridwan mengangguk dan menepuk pundak Abas perlahan. Kemudian dia melangkahkan kakinya lagi, kini hatinya terasa ringan. Memang itulah gunanya
Karina setengah berlari ingin memeluk Glen yang sedang berdiri melihatnya. Saat itu tangan Glen masih memeluk pinggang rampingnya Naira. Mata Glen melotot tidak senang dengan sikap Karina."Gleeen, kita ketemu lagii..! " Tangan Karina sudah membentang ingin mendapat pelukan dari Glen. Namun secepat kilat Glen menarik tubuh Naira untuk menjauhi Karina. Tentu saja Naira kaget dengan sikap Glen sehingga dia semakin mempererat pelukannya khawatir terjatuh.Karina juga terkejut melihat Glen langsung menghindarinya. Langkah kakinya kini terhenti, dia menatap sedih ke arah Glen yang sudah meninggalkannya."Glen..!" Lirihnya, sambil menatap kepergian Glen dengan Naira sedangkan Rafael yang berada tepat di belakang Karina hanya bisa tersenyum kecut.Rafael juga memiliki harapan yang sama dengan Karina, namun harapannya tidak sebesar Karina sehingga dia tidak terlalu kecewa saat ditinggalkan Naira dan Glen.Rafael membuang nafasnya dengan kasar, dia tidak mau perjalanannya dengan Karina sia-sia
Dion terlihat panik saat melihat Risa mulai meringis menahan sakit, keringat sebesar biji jagung mulai keluar dari pori-pori kulitnya. Dengan tidak sabar Dion segera menggendong Risa yang mulai mengerang kesakitan."Glen tolong ikut aku ke rumah sakit!" Glen dan Naira yang baru datang langsung menghambur khawatir melihat Risa ada dalam gendongan Dion. Glen berlari menyiapkan mobil bersama Naira.Pintu mobil yang sudah terbuka dan dibuat posisi nyaman Risa berada dipangkuan Dion. Kini wajah Dion sudah ketakutan, dia sangat khawatir melihat istrinya menahan sakit dengan mencengkeram tangannya."Cepat sedikit Glen, tolong jangan buat Risa tersiksa karena perjalanan yang lama!" Dion mulai berteriak karena melihat wajah Risa sudah sangat pucat. Naira juga jadi ikutan takut karena khawatir dengan sahabatnya.Sepanjang perjalanan Risa terus dalam dekapan Dion. Bahkan Dion kini tidak bisa berkata apapun, hanya doa terbaik untuk keselamatan Risa juga bayi yang dikandungnya.Pesta tetap berlang
Pelukan Surya tentu saja membuat Gea menangis. Air mata yang sejak tadi ditahannya akhirnya turun juga menganak sungai. Surya yang mengira tangisan Gea karena rasa rindunya membuat dirinya merasa sangat bersalah padanya.Gea justru sedang bingung dan khawatir dengan kondisi putrinya yang sedang dirawat di rumah sakit. Dia juga tidak bisa membiarkan Surya di dalam mobilnya. "Mas, maaf nanti istrinya nyariin! "Surya tersentak mendengar kata-kata Gea, biasanya dia selalu mendengar suaranya yang manja, meminta sesuatu darinya dan merajuk padanya. Kini dia hanya menginginkan dirinya keluar dari mobilnya tanpa memperdulikan perasaannya. "Gea, maafkan aku. Tolong maafkan diriku yang meninggalkanmu tanpa pesan. Posisiku sulit sekarang ini, tapi jangan khawatir aku sedang berusaha untuk keluar dari situasi ini. Aku minta kamu bersabar, aku akan meninggalkan Kirey dan kembali padamu. Aku harap kamu bisa menunggu dan meniti hari bersama aku kembali. Kita akan bersama lagi, sayang."Gea menatap
Hati Dion berdebar, takut dan cemas semuanya campur aduk perasaannya. Dia harus kuat mendampingi Risa, dia juga ingin tahu jenis kelamin anaknya. Karena selama ini mereka memang tidak ingin tau agar menjadi kejutan nantinya.Kini ditempat mereka menunggu detik-detik kelahiran pasangan Dion dan Risa kedatangan penganten yang baru saja mengakhiri pestanya bersama kedua orangtua Dion. "Gimana Nay, Risa sudah melahirkan belum? ""Belum tante, sekarang Risa ada diruang operasi ditemani Dion." Kedua orangtua Dion tentu saja terkejut, "Kenapa harus dioperasi Nay? ""Risa tadi mengalami pendarahan yang membahayakan jiwa mereka berdua, makanya langsung dioperasi Caesar agar keduanya selamat tante.""Ya Allah, jadi tadi Risa juga pendarahan? Tante kira hanya kram biasa." Vanesa terlihat memeluk mama Dion yang kini sudah jadi mertuanya. "Sebaiknya mama duduk dulu, nanti Vanesa ambilkan minum sekalian buat semuanya."Daren segera menggandeng Vanesa mencari minuman untuk mereka, Pelukan pengantin