Share

Bab 4 Siapa perempuan itu?

Penulis: Asma chusna
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-09 11:34:49

Waktu terus berjalan, Aisyah ingin pergi dari rumah tersebut, tetapi dia berfikir membutuhkan biaya banyak. Dia tahan untuk mengumpulkan dana untuk pergi dari rumah tersebut. Suami hanya memberi uang harian tidak seberapa. Aisyah sangat berhemat, dia tidak pernah membeli yang tidak diperlukan.

Aditya masih kejam dan dingin, jika ingat video panas sang kekasih dengan selingkuhannya. Pikiran pria itu sangat buruk bila menyangkut penghianatan orang dia cintai dan dia percaya. Emosinya tidak bisa dikendalikan yang mengakibatkan kekejaman pada istrinya.

Selama setahun kehidupan Aisyah di keluarga Glazer. Semua perkataan dan penjelasannya, yang selalu diabaikan suaminya.

Pada suatu hari, Shintya sudah pulang dari Amerika. Saat itu Aditya mendapat telpon dari asistennya.

('Tuan, Nona Shintya sudah ada di depan rumah. Bagaimana? Dia ingin masuk,' kata asisten pribadi yang selalu mengikuti instruksi Aditya. Sekarang dia berjaga di depan rumah.

'Apa? Chintya!' Aditya seketika ingat penghianat yang dilakukan oleh kekasihnya.

'Iya, Tuan. Dia memaksa ingin masuk, bagaimana?'

'Berani benar dia ke rumahku. Baiklah, suruh dia masuk!')

Sekilas percakapan Aditya di saluran telpon didengar Aisyah. Dia baru keluar dari kamar mandi.

Aisyah menduga suami punya wanita yang dia cintai. Diam-diam dia melangkah pelan mengikuti suaminya menuju ruang tamu.

Aisyah bersembunyi dibalik dinding dapur yang tidak jauh dari ruang tamu. Terlihat wanita cantik dan seksi duduk berhadapan dengan Aditya.

"Sayang, kenapa dihubungi tidak aktif?" tanya wanita itu beralih duduk di samping Aditya.

"Apa kamu tidak merasa bahwa dirimu sendiri ngapain saja di Amerika?" Aditya merasa jijik dan marah melihat kekasihnya yang tidak punya malu.

"Apa maksudmu?" tanya wanita itu seakan tidak mengerti yang dikatakan Aditya.

"Ini apa?" Aditya sangat marah lalu menyodorkan layar ponselnya ke arah Chintya. Yang isi video tersebut permainan panas Shintya dengan pria selingkuhannya saat di Amerika.

Aisyah tidak melihat apa yang diperlihatkan oleh suaminya. Ketika menggeser posisinya, tiba-tiba menyenggol vas bunga. Tangannya segera menangkap vas bunga tersebut agar tidak jatuh. Untung mereka berdua tidak menyadari keberadaannya. Sungguh dia menjadi penguntit mereka berdua. Entah mengapa dia penasaran dengan kehidupan suaminya. Nyatanya dia hanya menjadikan pelampiasan saja.

"Itu bukan diriku," elak Chintya.

"Apa aku percaya. Di mana selama tiga tahun ini tidak pernah kasih kabar. Aku hubungi nomer kamu tidak pernah aktif. Sampai akhirnya aku menerima perjodohan yang diatur kakekku dengan gadis yang tidak ku kenal," kata Aditiya, ada perasaan campur aduk dalam dirinya. Dulunya dia sangat penyayang dan pengertian saat bersama Shintya.

"Tinggal ceraikan saja dia," saran Shintya.

"Cerai! Apa dirimu dicampakkan oleh kekasihmu?" Suara Aditya menahan sakit hati dan emosi berkecamuk pada dirinya.

"Apa yang dilakukan Chintya? Kenapa Aditya begitu marah padanya?" kata Aisyah bertanya-tanya yang jauh dari mereka berdua.

Aisyah berusaha memberanikan diri untuk muncul di ruang tamu. Ingin memberikan jamuan tamu. Dia meracik minuman segar dengan penuh perhatian. Aroma buah-buahan segar dan daun mint menguar memenuhi ruangan. Sambil memeriksa setiap bahan dengan teliti, dia pastikan rasa dan kualitas minuman ini sempurna. Setelah selesai, dia membawa nampan berisi gelas-gelas cantik menuju ruang tamu.

Di ruang tamu, suasana terlihat menegangkan. Mereka berdua duduk di sofa, sementara Aisyah menyuguhkan minuman dengan senyum manis kepada Chintya.

"Jadi ini adalah wanita penggantiku?" Chintya beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan ke arah Aisyah.

Aisyah yakin wanita cantik dan seksi itu adalah kekasih suaminya. Dia berbalik ingin pergi dari hadapan mereka berdua.

"Iya, dia tidak jauh berbeda denganmu. Wanita memang sama-sama licik dengan tipu daya. Agar aku kasian tertarik pada kalian," balas Aditya ketus.

Tiba-tiba tanpa peringatan, Shintya menjambak rambut Aisyah dengan kekuatan yang tidak terduga. Kepalanya terhuyung ke belakang, rasa sakit yang tajam menjalar di kulit kepala Aisyah. Dia berbalik dan melihat mata wanita itu menyala dengan kemarahan. Chintya yang menarik rambutnya dari belakang.

"Kamu berani-beraninya menikah dengan kekasihku!" seru Shintya penuh dengan cemburu dan amarah.

"A–ku, tidak tahu Mbak," balas Aisyah dengan rasa sakit. Tangannya semakin erat mencengkeram rambut yang berbalut jilbab Aisyah, membuat air mata menggenang di sudut mata.

"Lepas, sakit," ucap Aisyah.

Perasaan takut Aisyah dan tidak berdaya melingkupi dirinya. Dia berusaha melepaskan diri, tetapi kekuatan terlalu besar. Dia melirik ke arah suaminya, ingin meminta perlindungan.

'Hem, siapa suruh muncul di ruang tamu,' batin Aditya tanpa memperdulikan istrinya.

Aditya hanya sebagai penonton saja. Itu membuat Aisyah sangat terpukul, apakah dia tidak punya perasaan? Istrinya disakiti tanpa respon sama sekali.

"Chintya, tidak usah membuang waktu untuk wanita itu," larang Aditya datar.

"Ya, benar sekali. Ceraikan saja dia Sayangku," balas wanita itu melepas cengkeramannya, sehingga jilbabnya lepas. Dia langsung melempar di lantai dan menginjak-injak jilbab tersebut.

"Jangan sok suci memakai kerudung, rok panjang, lengan panjang, dasar wanita jalang!" cibir Shintya.

Aisyah tidak mendengar cibiran Shintya. Dia langsung berlari meninggalkan mereka berdua dan mengusap air mata di pipinya.

Setelah Aisyah pergi dari ruang tamu, Aditya mengusir Shintya. Dia masih mengingat video panas tentang perselingkuhan.

Aditya adalah pria yang setia dan penyayang, tetapi sekali dikhianatinya dia tidak pernah melupakan dan memaafkannya. Begitu pun sebaliknya, andai dia berprilaku salah kepada orang yang salah. Dia akan berusaha beribu cara agar memperbaikinya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 105 Aditya dan Aisyah

    Aditya tertawa kecil, menariknya lebih dekat. “Dulu kita melewati banyak cobaan, sekarang saatnya menikmati kebahagiaan kita.”Aisyah tersenyum malu, lalu menyandarkan kepalanya di dada suaminya.Aditya mulai mencium bibir istrinya, lalu berkata, "Sayang, bibir kamu manis sekali."Mereka berdua menikmati momen kebersamaan dalam kehangatan cinta yang selama ini mereka perjuangkan.Malam itu, tanpa gangguan, hanya ada mereka berdua—menghargai setiap detik yang mereka miliki sebagai pasangan suami istri yang saling mencintai.Hari-hari Aditya dan Aisyah kini dipenuhi dengan kebahagiaan sederhana. Mereka menjalani kehidupan rumah tangga dengan penuh cinta dan saling mendukung.Setiap pagi, Aisyah menyiapkan sarapan sementara Aditya membantu merapikan rumah. “Abi, tolong ambilkan roti di lemari,” pinta Aisyah sambil menggoreng telur.Aditya dengan santai mengambil roti, lalu tiba-tiba memeluk Aisyah dari belakang. “Umi lebih enak daripada sarapan ini,” godanya.Aisyah hanya menggeleng samb

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 104 Rindu yang mendalam

    Tujuh tahun berlalu, Aditya dan Aisyah akhirnya berhasil membeli rumah sendiri—rumah sederhana namun penuh kebahagiaan. Mereka merasa bangga karena semuanya diperoleh dari hasil kerja keras sendiri, bukan dari warisan atau bantuan keluarga.Meskipun rumah mereka tidak semewah rumah keluarga Pak Daniel atau Glazer, bagi Aditya dan Aisyah, rumah ini adalah istana kecil mereka. Tidak ada yang lebih membahagiakan selain memiliki tempat tinggal yang benar-benar hasil jerih payah sendiri.“Abi, kita sudah punya rumah sendiri, ya?” tanya Andre, yang kini sudah berusia 7 tahun, dengan mata berbinar.Aditya mengangguk, mengacak rambut putranya. “Iya, Nak. Rumah ini milik kita. Tidak besar, tapi penuh kebahagiaan.”Aisyah tersenyum melihat suami dan anaknya. “Yang penting rumah ini selalu hangat dengan cinta dan kebersamaan,” katanya lembut.Hidup sederhana, mereka tidak pernah kekurangan kebahagiaan. Setiap hari dipenuhi tawa Andre yang ceria, kerja keras Aditya yang pantang menyerah, dan kasi

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 103 Akhir sebuah kesalahan

    Tiba-tiba…BRAK!Pintu kontrakan mereka dihantam keras dari luar. Aditya sigap meraih sebatang kayu di sudut ruangan, bersiap menghadapi siapa pun yang mencoba masuk. Aisyah mundur perlahan, melindungi bayinya yang mulai rewel."Siapa di luar?! Mau apa?!" bentak Aditya.Tidak ada jawaban, hanya suara napas berat yang terdengar di balik pintu. Kemudian, suara itu berbisik lirih, cukup untuk membuat bulu kuduk siapa pun berdiri."Aisyah… Kau harus mati!"Aisyah menahan napas, matanya membelalak. Suara itu… terdengar familiar, tetapi penuh kebencian.Aditya tidak menunggu lebih lama. Dengan cepat, dia membuka pintu dan mengayunkan kayunya… tetapi sosok di luar lebih cepat.Sebuah pisau berkilat meluncur ke arah Aditya!Dalam sepersekian detik, Aditya berhasil menangkis serangan itu, tetapi tangan kirinya tergores cukup dalam. Dia meringis, darah mulai mengalir.Aisyah berteriak panik, "Abi!"Di bawah cahaya lampu jalanan yang redup, akhirnya wajah pelaku terlihat jelas.Ternyata… Elsa! D

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 102 Sempat cemburu di tengah kekacauan

    "Hmm, tidakkah cemburu istriku yang cantik ini." "Untuk apa aku cemburu," kata Aisyah sembari ingin beranjak dari duduknya.Dalam perjalanan pulang, Aditya melirik Aisyah yang bersandar di kursi mobil dengan mata setengah terpejam. Wajahnya masih pucat setelah kecelakaan tadi.Untuk mencairkan suasana, Aditya tiba-tiba berkata dengan nada menggoda, "Kayaknya Tante Rita sayang banget sama Andre, loh. Malah tadi dia bilang, ‘Duh, Om Aditya makin keren aja nih, gimana kalau sering-sering titip Andre di sini?’”Aisyah langsung membuka matanya dan menatap suaminya tajam. "Oh, jadi Tante Rita suka sama suami orang, ya?"Aditya menahan tawa. "Siapa tahu, kan? Aku sih nggak keberatan kalau tiap hari disediain teh manis sama senyuman maut."Aisyah menyilangkan tangan di dada, matanya menyipit. "Berani banget ya, kamu? Mau aku titipin Andre selamanya di sana sekalian?"Aditya tergelak, lalu dengan cepat menggenggam tangan Aisyah. "Hei, aku cuma bercanda, Sayang. Aku nggak tertarik sama siapa p

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 101 Aisyah mencari tahu kebenarannya

    Pagi itu, Aisyah berjalan sendirian menuju rumah Paman Dirgantara. Hatinya sudah mantap. Dia harus mendengar kebenaran langsung dari mulut pamannya.Setibanya di sana, Paman Dirga tampak gugup melihat kedatangannya. "Aisyah... kenapa kamu datang pagi-pagi begini?"Aisyah menatapnya tajam. "Aku ingin kebenaran, Paman. Aku tahu Paman menyembunyikan sesuatu tentang kematian Ayah dan Ibu."Paman Dirga menarik napas panjang, lalu menatap ke arah jendela seolah memastikan tidak ada orang lain yang mendengar. "Baiklah... aku akan mengaku."Aisyah menahan napas saat pamannya mulai berbicara."Kecelakaan itu bukan kecelakaan biasa. Yang merencanakannya adalah Elsa dan Fransisco. Mereka bekerja sama dengan Kakek Glazer, tapi saat itu mereka hanya berpura-pura setia. Sebenarnya, mereka menyimpan dendam pada keluarga ayahmu."Aisyah tertegun. "Tapi... kenapa?""Elsa membenci keluarga Daniel karena dia dulu hanya dianggap sebagai wanita simpanan, bukan istri yang sah. Dia ingin menghancurkan kelua

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 100 Misteri masa lalu

    Setelah pertemuan sebelumnya yang penuh emosi, Paman Dirgantara merasa perlu untuk berbicara lebih lanjut dengan Aisyah. Ia menyadari bahwa masa lalunya yang penuh kesalahan telah menciptakan jarak antara mereka. Dengan hati yang berat, ia memutuskan untuk mengunjungi Aisyah di kontrakannya.Saat tiba, Paman Dirgantara mengetuk pintu dengan ragu. Aisyah membukakan pintu dan terkejut melihat pamannya berdiri di ambang pintu."Paman Dirgantara? Ada apa lagi?" tanya Aisyah.Paman Dirgantara menundukkan kepala, menunjukkan penyesalan yang mendalam."Aisyah, aku datang untuk meminta maaf atas semua kesalahan yang telah kulakukan di masa lalu. Aku tahu aku telah mengecewakan banyak orang, termasuk dirimu," balas Paman.Aisyah terdiam, mencoba mencerna kata-kata pamannya."Aku juga ingin memberitahumu bahwa istriku sedang sakit kanker dan membutuhkan perawatan di rumah sakit. Aku telah mencoba meminta bantuan dari Sera, tetapi dia menolak. Aku tahu ini mungkin tidak pantas, tetapi bisakah ka

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 99 Kerumitan membuat Aisyah pusing

    Konflik Keluarga MemanasKeesokan harinya, Elsa dan suaminya datang dengan wajah penuh amarah. Mereka ingin meminta agar membantu perusahaan Glazer yang diambang kebangkrutan."Pak Daniel! Keluarga Glazer sudah di ambang kebangkrutan! Aku akan melupakan semua dendam masa lalu agar kamu membantu perusahaan Glazer!" seru Elsa dengan mata penuh kebencian.Pak Daniel tetap tenang, "Aku tidak pernah menginginkan kehancuran keluarga Glazer. Aku justru ingin menebus kesalahan masa lalu, jika kalian tidak membuat masalah, aku akan membantu perusahaan Glazer. Tetapi sungguh sayang, dendam kalian kepadaku sampai sekarang."Elsa mendengus, "Jangan berlagak suci! Kau ingin menguasai semuanya! Aku tahu pasti semua perusahaanmu kamu kasih putra sulung mu."Arjuna mengepalkan tangan, rahangnya mengeras saat mendengar perusahaan ayahnya untuk Aditya."Ayah, ini tidak adil! Aku yang selalu di sisimu! Aku yang bertarung untuk keluarga kita, tapi kenapa kau malah memberikan semuanya kepada Aditya?! Aku

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 98 Konspirasi Keluarga: Dosa yang Terkubur

    Malam itu masih penuh ketegangan. Pak Daniel menatap tajam ke arah Arjuna, mencoba memahami sumber kebencian putranya selama ini. "Aku ingin tahu yang sebenarnya, Arjuna." Suaranya bergetar, campuran amarah dan kesedihan. "Siapa yang menanamkan kebencian dalam dirimu terhadap kakakmu sendiri?" Arjuna menghela napas berat, menunduk sesaat. Lalu dia mengangkat kepalanya, menatap ayahnya dengan mata yang kini lelah dan penuh penyesalan. "Aku mencari tahu sendiri, Ayah. Setahun yang lalu, aku baru sadar kalau Andre yang selama ini kau cari ternyata adalah Aditya." Pak Daniel mengerutkan kening. "Dan kau memutuskan untuk menghancurkannya?" Arjuna menggertakkan giginya. "Aku... aku ingin mengambil tempatnya, Ayah! Aku ingin menjadi anak yang Ayah banggakan! Selama ini, semua orang membandingkan aku dengan seseorang yang bahkan aku tak tahu keberadaannya!" "Siapa yang memberitahumu tentang Andre sebenarnya?" Arjuna terdiam. Tangannya mengepal, lalu perlahan berkata, "Kakek Glaze

  • Rahasia di Balik Tirai Malam Pertama    Bab 97 Rahasia terungkap

    Saat malam tiba, Aditya mulai kewalahan merawat bayi mereka sendirian. Andre kecil rewel, menangis terus-menerus meskipun sudah disusui dan digendong.Dengan wajah lelah, Aditya akhirnya menelpon Aisyah lewat video call. Saat panggilan tersambung, wajah lembut Aisyah muncul di layar. "Ada apa, Mas? Kok nelpon malam-malam?" tanyanya dengan suara lembut.Aditya menghela napas sambil menampilkan wajah putus asanya di layar. "Sayang, aku nggak tahu lagi harus gimana. Andre nangis terus, aku udah coba segalanya. Kamu ada saran?"Aisyah tersenyum lembut melihat suaminya yang tampak lelah tetapi tetap berusaha. "Coba Mas gendong sambil menyanyikan sholawat atau lagu nina bobo. Kadang bayi suka tenang kalau dengar suara ayahnya."Aditya menurut, menggendong Andre kecil sambil bersenandung pelan. Perlahan-lahan tangisan bayi itu mulai mereda, matanya mengantuk, dan akhirnya ia tertidur di dada ayahnya.Aditya tersenyum lega. "Terima kasih, Sayang. Aku nggak tahu bisa apa tanpa kamu."Aisyah te

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status