Share

Mencari Napak Tilas

Bersama nafas yang memburu dan peluh yang membasahi sekujur tubuh, ia tersentak bangun. Tanpa menunda, ditariknya separuh diri beranjak duduk sembari berkali-kali meraup udara segar ke dalam paru-parunya. Diusapnya bulir-bulir peluh dari samping wajahnya. Dihelanya nafas berulang-ulang mengatasi dentuman jantung yang tak beraturan.

Lagi-lagi mimpi yang sama, batinnya.

Ia mengacak gusar rambut coklatnya yang terasa basah dan lembab tersebut. Bersama ritme nafas yang masih memburu, ia menatap tanpa tujuan ke ujung pembaringan.

Mengapa aku tak dapat melihat kelanjutan mimpi itu? Hanya mimpi yang sama berulang-ulang tanpa berujung. Ini semua sungguh menghantui.

Ia menghela nafas panjang. Dilayangkannya pandangan ke luar jendela.

Masih terang. Langit biru bersih dengan semburat tipis awan putih tampak begitu menggoda hatinya untuk keluar dari kungkungan tembok nan kelu.

Namun di samping itu, dalam relung batinnya mencuat satu hasrat yang lebih menggelitik keinginannya saat ini. Ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status