Apa jawaban yang akan Tasya berikan?
🏵️🏵️🏵️ Tanpa memberikan jawaban, Tasya segera beranjak dari tempat itu menuju kamar. Sementara Siska langsung menunjukkan wajah memelas agar Kenzo memberikan perhatian kepadanya. Wanita itu bersikap bertolak belakang dari sebelumnya. “Kamu dengar sendiri apa yang Tasya katakan, Mas. Dia terpaksa menikah denganmu. Seharusnya dia tidak boleh berkata seperti itu. Padahal kamu selalu bersikap baik padanya, bahkan kamu mengaku mencintainya. Inikah balasan atas cinta yang kamu berikan, Mas?” Siska berusaha agar Tasya terlihat bersalah di mata suaminya. “Itu tidak mungkin. Aku yakin kalau Tasya ikhlas mengandung anakku. Aku bisa melihat sikap yang dia tunjukkan.” Kenzo berusaha untuk tidak memercayai apa yang Siska katakan. “Cintamu telah membutakan hatimu, Mas.” Siska merasa kesal kepada suaminya. Kenzo tidak memedulikan apa yang Siska lontarkan. Dia pun beranjak meninggalkan wanita itu lalu melangkah memasuki rumah. Dirinya ingin mendengarkan penjelasan dari perempuan yang saat ini
🏵️🏵️🏵️ Tasya melangkah menuju tempat tidur. Dia merasa seperti dipermainkan oleh orang-orang yang menginginkan keturunan darinya. Wanita itu masih sangat ingat saat Siska meminta dirinya agar menikah dengan Kenzo demi mendapatkan penerus dalam keluarga ini. Akan tetapi, saat ini Kenzo justru mengatakan sesuatu yang tidak dapat diterima akal dan pikiran. Laki-laki itu mengaku sudah terpesona melihat Tasya sebelum berstatus menjadi istrinya. Tasya tetap berusaha untuk tidak percaya dengan pengakuan itu. “Aku melakukan ini demi suamiku, Sya. Aku ingin agar kamu melahirkan anak kami.” Itulah yang Siska sampaikan saat itu. Jadi, selama ini Tasya sangat percaya bahwa pernikahannya dengan Kenzo atas permintaan Siska. Itu yang dikatakan sahabat terbaiknya itu kepada Tasya. Namun, ternyata semua itu bertolak belakang dengan apa yang Kenzo ucapkan. Tasya menghempaskan tubuh ke tempat tidur yang ternyata diikuti Kenzo. Laki-laki itu merasa bersalah karena selama ini tidak berusaha mengata
🏵️🏵️🏵️ Siska membuka amplop cokelat yang Bi Inah berikan. Wanita itu tidak pernah menyangka bahwa kejadian masa lalu, kini kembali datang mengusik kehidupan rumah tangga yang sudah terjalin bersama Kenzo. [Kembalikan anakku jika kamu ingin lepas dariku. Kamu dengan sengaja telah menghabisi darah dagingku. Dia tidak bersalah, tapi kamu menghancurkannya.] Siska berulang kali membaca tulisan yang ada di belakang foto yang dikirimkan oleh seseorang kepadanya. Saat ini, Siska berusaha agar Kenzo tidak mengetahui seperti apa kehidupannya di masa lalu. Wanita itu tidak hanya berbohong tentang kesucian yang tidak dapat dia berikan kepada sang suami. Akan tetapi, Siska masih menyembunyikan satu rahasia yang sangat besar dari suami dan mertuanya. Dia berpikir bahwa setelah menikah dengan Kenzo, maka semuanya akan baik-baik saja. Dia tidak akan berhubungan lagi dengan masa lalunya. Namun, kenyataan tidak seindah harapan. Saat ini, Siska dihadapkan pada situasi yang sangat menakutkan. Dia
🏵️🏵️🏵️ “Kamu jangan sok polos. Kamu pikir aku nggak tahu tentang anakku? Ternyata alasanmu menjauh dariku karena ingin melenyapkan buah hati kita. Iya, ‘kan?” Siska tidak memberikan jawaban kepada Irfan, dia justru langsung mengakhiri pembicaraan dengan laki-laki itu dengan mematikan telepon. Siska belum mampu menjelaskan semuanya kepada Irfan sekarang. Dia ingin fokus dengan hubungannya bersama Kenzo. Sementara itu, Kenzo dan Tasya sudah berada di rumah Pak Rio dan Bu Marisa. Pasangan suami istri tersebut disambut dengan penuh kebahagiaan. Mereka langsung menuju ruang makan untuk sarapan bersama. Bu Marisa dan asisten rumah tangga sudah menyiapkan segalanya. “Gimana kandungan kamu, Sayang?Gerakannya aktif pasti, ya.” Bu Marisa bertanya kepada menantunya. “Iya, Mih. Kadang tendangannya terasa banget.” Tasya menceritakan apa yang dia rasakan. “Rasanya udah nggak sabar menunggu sebulan lagi untuk menimang cucu. Iya, ‘kan, Pih?” Bu Marisa melihat ke arah suaminya. “Iya, Mih. Pap
🏵️🏵️🏵️ “Bi Inah di sini, toh. Duduk, Bik.” Tasya mempersilakan asisten rumah tangga itu duduk di sampingnya. “Terima kasih, Buk.” Bi Inah pun menghempaskan tubuh di kursi yang ada di samping Tasya. “Pekerjaan Bi Inah udah kelar, istirahat aja dulu. Kita ngobrol di sini.” Tasya mengembangkan senyuman kepada Bi Inah. “Iya, Buk. Tapi sebentar lagi saya harus masak untuk makan siang.” “Iya, Bik. Masih ada waktu sebentar untuk istirahat.” Saat masih asyik berbincang, tiba-tiba seorang kurir menghampiri Tasya dan Bi Inah. Laki-laki itu membawakan kotak berwarna cokelat dan memberikannya kepada Bi Inah karena wanita paruh baya itu selama ini yang menerima surat ataupun paketan. “Tolong tanda tangan di sini, ya, Bik.” Kurir itu memberikan secarik kertas kepada Bi Inah. Tanpa sepengetahuan Tasya, laki-laki itu melirik ke arahnya. Pesona kecantikan wanita itu masih terpancar walaupun dalam keadaan hamil. Setelah Bi Inah selesai menandatangani kertas itu sebagai bukti kalau barang tela
🏵️🏵️🏵️ Penantian panjang itu akhirnya datang juga. Hari ini Tasya melahirkan seorang anak laki-laki tampan yang sudah lama ditunggu-tunggu Kenzo dan keluarganya. Pria itu tampak sangat bahagia hingga menitikkan air mata. Setelah mengumandangkan azan di dekat telinga sang buah hati, orang tua Kenzo pun menggendong cucu yang suda lama mereka nantikan. Pak Rio dan Bu Marisa memancarkan wajah yang sangat berseri-seri sambil memandangi bayi mungil Kenzo dan Tasya. Tasya yang menyaksikan itu merasa sangat terharu karena dia berhasil membahagiakan orang-orang yang selama setahun terakhir ini selalu baik kepadanya. Namun, jika mengingat kesepakatan yang terjadi antara dirinya dan Siska, Tasya kembali bersedih. Tasya sadar bahwa tidak lama lagi, dia akan segera meninggalkan sang buah hati yang baru lahir. Tasya harus menepati janji yang telah Siska putuskan. Dia sangat ingat kalau dirinya hanya istri sementara karena sahabatnya telah menyampaikan hal itu sebelum pernikahan terjadi kala i
🏵️🏵️🏵️ Siska akhirnya mematikan telepon karena sangat kesal terhadap Irfan. Dia tidak menyangka kalau laki-laki itu masih saja berusaha mengusik kehidupannya. Siska berpikir keras agar Irfan tidak mengganggunya lagi. Saat ini Siska kembali fokus kepada Tasya yang dianggap sebagai penghalang dalam hubungannya dan Kenzo. Siska segera memasuki kamar Tasya. Dia merasa sakit melihat sikap yang ditunjukkan sang suami kepada sahabatnya itu. “Kamu belum ngantor, Mas? Udah rapi gitu masih tetap di sini.” Siska melihat Kenzo yang sedang memperhatikan Tasya memberikan ASI kepada anaknya. “Ini udah mau berangkat, kok, Sayang. Aku gemas melihat anakku.” Kenzo mencium dahi putranya yang dia beri nama Kevin. Kenzo pun mencium dahi Tasya, sedangkan Siska merasa sesak melihat pemandangan itu. Dia makin bersemangat untuk segera mengusir sahabatnya dari rumahnya. Siska berusaha tegar melihat kemesraan yang ditunjukkan suaminya. “Kamu nggak lupa, kan, dengan kesepakatan kita?” tanya Siska kepada
🏵️🏵️🏵️ Kenzo pun menemukan sepucuk surat yang Tasya tulis. Kenzo segera membuka kertas itu lalu membacanya. [Maafin aku, Mas. Aku harus meninggalkan kamu dan anak kita. Tugas dan kewajibanku sudah selesai, melahirkan penerus untuk keluargamu. Aku tidak pernah membencimu dan anak kita.] [Kamu harus tahu kalau aku sangat mencintai kalian berdua, tapi aku harus melakukan ini. Aku titip anak kita, ya, Mas. Sayangi dia dengan sepenuh hati. Dia bukti cinta kita.] [Aku tidak dapat bersamamu untuk membesarkannya karena keadaan, aku harus pergi dari kehidupanmu dan Siska. Aku yakin kalau sahabatku pasti bisa menjadi ibu yang baik untuk anak kita.] [Ampuni aku, Suamiku. Aku sangat mencintaimu. Aku tidak mampu mengungkapkan perasaan itu ketika masih bersamamu karena aku istri kedua yang hanya berkewajiban untuk melahirkan penerus untukmu.] [Takdir tidak berpihak pada kita karena kamu akan tetap menjadi milik Siska. Semoga cinta kalian kembali bersemi seperti sebelum kehadiranku dalam hid