Apakah Siska akan benar-benar berpaling dari Kenzo?
🏵️🏵️🏵️ Pagi ini, Kenzo tampak bahagia. Dia sangat bersyukur karena akhirnya Tasya bersedia menerimanya kembali. Kenzo tidak menyadari kalau sang ibu memperhatikan tingkahnya yang saat ini sedang sarapan di meja makan. “Sepertinya lagi bahagia banget, Ken.” Bu Marisa pun ingin tahu apa yang membuat wajah putranya berseri-seri. “Ini berkat wanita yang melahirkan anakku, Mih.” Kenzo pun memberikan balasan kepada ibunya. “Mami sudah menebak. Tasya itu memang istri idaman. Dia tidak hanya cantik di luar, tapi dalamnya lebih luar biasa.” “Iya, Mih. Aku sangat bersyukur memilikinya.” “Semoga hubungan kalian tetap langgeng selamanya. Mami juga sayang sama dia. Dia sudah melahirkan penerus keluarga kita.” “Iya, Mih. Akhirnya kita sekarang dapat menimang cucu.” Pak Rio turut membuka suara. Keluarga bahagia tersebut menikmati sarapan dengan perasaan senang. Mereka selalu bersyukur bahwa apa yang diharapkan selama ini telah terwujud. Tasya telah memenuhi keingin terbesar keluarga Kenzo,
🏵️🏵️🏵️ Kenzo sama sekali tidak terkejut mendengar permintaan Siska. Dia menghampiri wanita itu sambil tersenyum. Kenzo merasa bahagia karena dirinya telanjur kecewa dengan kebohongan besar yang Siska sembunyikan selama ini. Kenzo sudah lama menginginkan perpisahan dengan Siska, tetapi wanita itu selalu memohon agar tetap mempertahankan dirinya. Namun, apa yang terjadi? Saat Kenzo berusaha untuk tetap menganggapnya sebagai istri, justru pengkhianatan yang dilakukan di belakangnya. Siska saling berkirim pesan mesra dengan laki-laki lain. Kenzo yang mengetahui hal itu merasa makin yakin untuk berpisah dengan sang istri. Ditambah lagi dengan kebohongan menyeramkan yang baru dia ketahui. Kenzo juga tidak terima dengan apa yang telah Siska lakukan terhadap Tasya. “Cerai? Kenapa baru sekarang kamu minta pisah? Bukankah dari dulu, aku menginginkan hal itu, tapi kamu selalu menolak? Apa karena sekarang kamu sudah menemukan pujaan hatimu?” Kenzo dengan santai mengatakan sesuatu yang sanga
🏵️🏵️🏵️ Hari ini, Kevin memasuki usia empat bulan. Kenzo dan Tasya sudah kembali ke istana cinta mereka. Sementara Siska telah dijemput laki-laki yang setia mencintai dirinya kurang lebih empat bulan yang lalu. Siska telah mengikat hubungan dengan cinta pertamanya tersebut dalam pernikahan. Walaupun awalnya Siska sangat kesal dan tidak terima dengan cinta Kenzo kepada Tasya, tetapi dia sadar kalau sang mantan suami tidak mungkin menghapus perasaannya terhadap sahabatnya itu. Hanya Tasya yang mampu memberikan kebahagiaan untuk Kenzo. Tasya merasa beruntung memiliki suami seperti Kenzo. Walaupun awalnya dia berpikir bahwa dirinya telah merusak kehidupan Siska, tetapi seiring berjalannya waktu dan penjelasan yang diberikan Kenzo dan Siska, dia pun mengerti. “Anak Papa udah mandi, belum?” Setelah pulang kantor, Kenzo menghampiri Tasya dan Kevin yang sedang duduk di taman belakang rumah mereka. “Udah, dong, Pah.” Tasya memberikan jawaban mewakili Kevin yang masih balita. Kenzo menci
🏵️🏵️🏵️ Tasya pun pasrah dengan apa yang Kenzo lakukan. Dia juga sadar bahwa sudah sepantasnya dirinya sebagai istri memenuhi hak suami. Tasya bangga melakukan kewajibannya, tidak ada beban atau rasa bersalah sama sekali. Sekarang Tasya menyadari bahwa Kenzo suaminya seorang. Dia tidak perlu merasakan sesak seperti dulu karena harus berbagi suami dengan wanita lain. “Sayang, kamu masih ingat, nggak, waktu awal kita menikah?” Kenzo bertanya setelah selesai memadu kasih dengan sang istri. “Kenapa, Mas?” “Kamu nggak ikhlas melayani suamimu, bahkan kamu nangis.” “Dulu dan sekarang itu beda, Mas.” “Aku tahu, Sayang. Kamu pasti merasa tertekan karena harus menyerahkan segalanya kepada laki-laki yang tidak kamu cintai saat itu. Kamu pasti tidak menikmatinya seperti malam ini.” “Apaan, sih, Mas.” Tasya merasa malu mendengar penuturan Kenzo, dia pun menutup wajahnya menggunakan telapak tangan. “Kenapa, Sayang?” Kenzo meraih tangan Tasya dari wajahnya. “Nggak usah ungkit masa lalu l
🏵️🏵️🏵️“Hanya kamu yang bisa bantu aku, Sya. Aku mohon, penuhi permintaanku.” Siska yang sedang duduk di kursi roda, memohon kepada Tasya—sahabatnya.“Itu nggak mungkin, Sis.” Tasya berusaha menolak permintaan Siska.Tasya sangat bingung dan tidak pernah menyangka akan mendengar permintaan yang sangat berat dari Siska. Tasya diminta melahirkan anak yang tidak mampu Siska wujudkan untuk Kenzo—suami yang sangat dicintai sahabatnya tersebut.Siska dinyatakan tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk memperoleh keturunan oleh dokter yang memeriksa kesehatannya. Kini, wanita itu juga lumpuh dan duduk di kursi roda karena kecelakaan nahas yang menimpa dirinya dan orang tuanya beberapa bulan yang lalu. Siska merasa bahwa dunia telah mempermainkan hidupnya. Dia benci dengan apa yang terjadi saat ini.“Aku mohon, Sya. Setelah kamu melahirkan anak itu, kamu boleh pergi jika tidak ingin lagi melanjutkan hubungan dengan Mas Kenzo.” Siska masih tetap berharap agar Tasya mampu memenuhi permintaa
🏵️🏵️🏵️Siska melihat pancaran keceriaan di wajah suaminya hari ini. Dia sangat tahu kalau laki-laki yang sangat dia cinta itu telah mendapatkan hak yang selama ini diinginkan. Tasya sebagai istri kedua Kenzo yang telah memberikannya. Siska merasa sesak membayangkan hal itu, tetapi dia berusaha kuat dan tegar.Harapan Kenzo dan orang tuanya ingin memiliki keturunan sebagai penerus keluarga. Siska ingin mewujudkan keinginan itu melalui Tasya. Siska tahu kalau sahabatnya tersebut sangat terpaksa memenuhi permintaannya, tetapi Tasya berusaha menerima semuanya demi orang-orang tersayang.“Pagi, Sayang.” Kenzo menghampiri Siska yang telah menunggunya di meja makan untuk menikmati sarapan. Dia mencium keningnya.“Pagi juga, Mas. Tasya mana?” Siska menanyakan keberadaan Tasya yang tidak bersama Kenzo.“Masih di kamar mandi,” jawab Kenzo lalu duduk di kursi yang telah tersedia.“Sepertinya bahagia banget hari ini, Mas.” Siska ingin tahu jawaban suaminya.“Kamu yang membuatku bahagia, Sayang
🏵️🏵️🏵️Tidak menunggu lama, akhirnya Tasya pun siuman. Dia heran mendapati dirinya berada di tempat tidur. Kenzo mengembangkan senyuman kepada wanita itu. Kenzo merasa bersyukur memiliki istri yang telah mampu menggetarkan jiwanya.Tasya sangat heran melihat tingkah laki-laki yang telah resmi menikahinya. Dia berusaha duduk dan Kenzo pun membantunya. Tasya masih tidak mengerti dengan sikap yang ditunjukkan oleh suaminya yang tiba-tiba langsung mendaratkan ciuman di dahi dan pipinya.“Kenapa aku di sini?” tanya Tasya kepada Kenzo.“Tadi kamu tiba-tiba pingsan, Sayang.”“Aku kenapa, Mas?” Tasya masih tidak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba merasa tidak berdaya tadi.“Kamu nggak apa-apa, Sayang. Aku justru ingin berterima kasih padamu.” Kenzo menggenggam jemari wanita itu.“Terima kasih untuk apa?” Tasya penasaran.“Sebentar lagi kamu akan melahirkan keturunanku.”“Apa?”“Kenapa kamu kaget gitu? Kamu nggak bahagia akan menjadi seorang ibu? Papi dan Mami pasti bahagia.” “Maksudnya aku
🏵️🏵️🏵️Kenzo dan Tasya akhirnya tiba di tempat tujuan. Mereka segera memasuki ruangan dan menunggu giliran bertemu dokter. Kenzo masih bingung dan tidak mengerti kenapa istrinya sangat marah saat mendengar kalimat cinta yang dia ucapkan tadi.Menurut Kenzo, sangat wajar seorang suami mencintai istrinya walaupun status istri kedua. Bagi Kenzo, hanya Tasya yang benar-benar mampu menjadi istri yang seutuhnya karena telah menyerahkan diri kepadanya.“Masih marah, ya, Sayang?” Kenzo meraih tangan istrinya.“Iya!” jawab Tasya ketus.“Apa salahku? Kenapa kamu bersikap seolah-olah kita nggak ada hubungan?”“Karena kenyataannya harus seperti itu.”“Tapi, Sayang ….”“Nggak perlu bahas itu sekarang. Aku nggak mau dengar alasan kamu.”Akhirnya, tiba giliran Tasya memasuki ruangan dokter lalu diikuti suaminya. Tasya segera diperiksa, sedangkan Kenzo menunggu dengan perasaan tidak menentu. Dia berharap agar apa yang diinginkan selama ini dapat terwujud.“Selamat, ya, Pak Kenzo dan Bu Tasya.” Dok