Home / Fantasi / Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun / Bab 12 - Taruhan dengan Master Obat Surgawi II

Share

Bab 12 - Taruhan dengan Master Obat Surgawi II

Author: Murlox
last update Last Updated: 2025-04-10 10:23:59
Di aula utama Paviliun Qian Hua, dua sosok berdiri saling berhadapan dengan jarak sepuluh meter. Atmosfer di dalam ruangan itu terasa menegang.

Di antara mereka, dua meja kayu hitam telah disiapkan, masing-masing lengkap dengan tungku pemurnian adasar alkimia, dan tumpukan herbal langka yang masih segar dengan aroma tajam menusuk hidung.

Zhu Long berdiri tenang di sisi kiri ruangan, jubah hitamnya berkibar pelan tertiup angin dari jendela terbuka. Sorot matanya jernih namun dalam, seperti danau yang menyembunyikan pusaran di bawah permukaannya. Di sisi lain, Bai Fu menatap Zhu Long dengan mata menyipit. Ia berdiri penuh percaya diri, tangan bersedekap di depan dada, dan senyum tipis menghiasi wajah tuanya yang penuh kerutan.

Di sekeliling ruangan, para staf Paviliun Qian Hua dan puluhan pengunjung berkumpul, menyaksikan pertarungan tak biasa ini. Beberapa dari mereka bahkan adalah alkemis muda, murid-murid yang sedang belajar di bawah bimbingan Bai Fu.

"Siapa pemuda itu?" bis
Murlox

Happy reading🐼

| 2
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 87 - Menuju Kota Cheng

    “Bantuan untuk apa?” tanya Zhu Long dengan nada tenang namun sorot mata yang memancarkan rasa ingin tahu. Alisnya sedikit mengernyit saat memandang Xiao Han yang tiba-tiba terlihat sangat berbeda dari biasanya.Xiao Han tak langsung menjawab. Ia menarik napas panjang, menunduk sejenak seolah mencoba mengatur emosinya. Angin pagi berembus pelan di antara pepohonan halaman kediaman Zhu Long, dan dalam kesunyian itu, suara Xiao Han akhirnya terdengar lirih namun mengandung kepedihan mendalam."Kau pasti sudah tahu… aku berasal dari Klan Xiao di Kota Cheng," katanya, suaranya bergetar halus. "Dulu, klanku adalah salah satu pilar kota itu. Klan kami sangat disegani, memiliki banyak ahli kuat dan relasi politik yang solid. Tapi… semua itu berubah setelah ayahku mengalami musibah. Beberapa tetua dan anggota klan mulai menunjukkan wajah aslinya. Mereka membelot, berpindah ke klan lain yang lebih kuat, dan menghianati kami. Semua relasi yang klan kami jalin seketika runtuh, kekuatan klan menur

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 86 - Maksud kedatangan

    Beberapa hari kemudian di kediaman Zhu Long. Angin lembut berembus pelan, menggoyangkan daun pepohonan yang menjulang di sisi kediaman sederhana, sementara aroma samar tanah dan rumput basah menyebar di udara. Di tengah dalam ruangan, Zhu Long duduk bersila di tengah-tengah, tenggelam dalam fokus meditasi mendalam. Aura spiritual yang mengelilinginya membentuk pusaran kabut emas yang perlahan berdenyut, seolah menari mengikuti irama napasnya. Udara di sekeliling tubuhnya terasa hangat dengan desiran lembut yang mengandung intensitas energi langit dan bumi yang padat. Tubuh Zhu Long tampak tenang, tapi jika seseorang yang cukup peka melihatnya, mereka akan menyadari bahwa kekuatan spiritual mengalir dalam setiap serat otot dan meridiannya. Ia baru saja menembus tahap delapan ranah Pemadatan Inti—sebuah kemajuan signifikan yang luar biasa cepat. Bagi kultivator biasa, kecepatan kultivasi seperti ini sungguh di luar akal sehat, dan mereka mungkin akan memakan waktu yang cukup lama un

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 85 - Memborong Ramuan

    Zhu Long sempat terdiam sejenak, matanya menatap cincin ruang yang kini ada di tangannya. Meski dari luar wajahnya terlihat tenang, dalam hatinya ia tak bisa menahan rasa heran dan sedikit kagum. Jumlah batu roh yang diberikan jauh melebihi harga sebenarnya. Ia tahu, tak banyak murid sekte manapun, terlebih dari sekte Yunzhou bagian dalam—yang memiliki kemurahan hati seperti itu. Namun sebagai penjual, dan lebih dari itu, sebagai seseorang yang menjunjung kehormatan diri, ia tetap mengangkat wajahnya dan berkata, "Senior, apakah ini tak masalah? Kau membayar lebih dari harga seharusnya." Yan Hui, yang baru saja memutar tubuhnya hendak pergi, menoleh kembali. Sebuah senyum tipis tergambar di wajahnya—senyum yang tak dibuat-buat, tapi mengandung wibawa tenang dari seseorang yang terbiasa berada di atas. "Tak perlu dipikirkan terlalu jauh, anggap saja sebagai bonus dariku. Kau tahu... sudah lama aku tak mencium aroma ramuan sehalus itu dari seorang alkemis muda. Dan aku bukan tipe o

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 84 - Tuan Muda Yan Hui

    Xiao Han yang berdiri di samping Zhu Long, nyaris menjatuhkan botol ramuan yang sedang ia pegang. Matanya melebar. Sosok pria muda dengan jubah merah dan bordiran emas itu melangkah anggun, disertai aura percaya diri yang menekan sekeliling. Rambutnya berwarna merah tua, diikat ke belakang dengan ikat perak yang mencolok.'Tidak salah lagi…' batin Xiao Han, nyaris tak terdengar. Matanya membulat saat menyadari siapa yang tengah berdiri di hadapannya.'B-bukankah ini… Tuan Muda Yan Hui dari klan Yan di kota Lingyi?! Dia adalah murid sekte bagian dalam… salah satu jenius hebat di antara para generasi muda!'Jantung Xiao Han berdebar lebih kencang. Ia pernah mendengar cerita tentang Yan Hui—bagaimana pemuda itu mampu memasuki sekte bagian dalam hanya dalam beberapa minggu setelah bergabung dengan sekte. Dan bagaimana dia mengalahkan tiga murid senior sekte bagian dalam dalam satu duel. Tapi ia tak pernah menyangka akan melihatnya langsung… di hadapan kios kecil mereka yang bahkan belum l

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 83 - Masih Tak Percaya?

    "Kau pikir aku bego, hah!?" serunya lantang, suaranya nyaring menembus kerumunan dan menarik perhatian beberapa murid yang lalu lalang. Xiao Han terlonjak kaget. Kepalanya menoleh cepat ke arah sumber suara dan mendapati seorang gadis berpakaian merah muda berdiri di depan kios darurat mereka, matanya menatap tajam ke arah Zhu Long. Harga di luar dugaan itu benar-benar membuatnya tak terima. "Apa yang kau lakukan saudara Zhu? Ramuan itu… bukan pil kelas menengah atau tinggi, kan?" bisik Xiao Han, nyaris tak percaya. Sementara keringat dingin mulai membasahi pelipisnya, Zhu Long tetap duduk santai, bahkan tak tergoyahkan oleh nada tinggi si gadis. Gadis itu kembali bersuara, kali ini lebih tajam dari sebelumnya, "Bahkan di Paviliun Alkemis, ramuan kelas rendah seperti ini dijual hanya sepuluh sampai dua puluh batu roh! Apa kau pikir bisa menipuku seenaknya? Lima puluh batu roh?! Kalau mau menipu, setidaknya lakukan dengan cara lebih cerdas! Dasar bodoh!" Umpatan itu menggema, da

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 82 - Membuka Kios

    Zhu Long kemudian mendekati Tetua Ye Zheng yang masih berdiri di sana, "Tetua, apakah barang yang kuminta sebelumnya sudah selesai?" tanyanya. Ye Zheng mengangguk pelan sebelum mengeluarkan sebuah kotak kayu seukuran kepalan tangan. "Ini adalah ramuan Jin Gusan (Serbuk Tulang Emas) seperti yang kau minta. Dengan teknik pemurnian tingkat tinggi, aku bahkan bisa memurnikan beberapa butir sekaligus. Aku yakin khasiatnya jauh lebih ampuh dari ramuan seperti ini pada umumnya." ujarnya bersemangat. Zhu Long mengambil kotak kayu itu dan menilai kualitas ramuan di dalamnya. Walaupun tak mencapai 90% tapi itu sudah cukup untuknya. Ramuan Jin Gusan adalah ramuan obat tingkat tinggi, di buat dengan bahan-bahan langka dan mahal. Karenanya Zhu Long meminta Tetua Ye Zheng untuk memurnikannya, dengan begitu ia tak perlu membayar dengan batu roh. Secarik kertas berisi metode pemurnian itu sudah cukup. "Baiklah Tetua Ye, terimakasih banyak." ujarnya. Ye Zheng mengangguk pelan, mengelus janggut

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 81 - Dilema Shin Tian

    Shin Tian merupakan tuan muda dari klan Shin di kota Cheng. Sebuah klan memiliki reputasi tinggi di Provinsi Zhenyu. Klan Shin sendiri merupakan salah satu klan besar dan kaya, dengan pengaruh yang menjangkau hingga ke berbagai wilayah Negara Zhang. Ketika Shin Tian mendapati dirinya kalah dalam sebuah taruhan terbuka, harga dirinya seperti dicabik-cabik. Matanya terbuka lebar penuh kemarahan, dan rahangnya mengeras seolah ingin menghancurkan apapun di sekitarnya. "Hmm? Apakah kau lupa siapa yang sedang kau hadapi, Xiao Han? Jangan sekali-kali bertindak angkuh di hadapanku. Jika tidak, aku mungkin akan menganggap sikapmu ini sebagai bentuk penghinaan terhadap klan Shin." gumam Shin Tian, suaranya mengandung hawa dingin yang menusuk. Kata-katanya seperti cambuk yang melayang di udara, namun Xiao Han sama sekali tidak bergeming. Ia hanya mendengus pelan, bibirnya tersungging dalam senyum mencemooh. "Kau sudah kalah bertaruh, Shin Tian," balasnya tajam. "Apa kau pikir dengan membawa

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 80 - Kekalahan!

    Sesuai instruksi yang tertulis dalam catatan kecil di lembar kertas pemberian Zhu Long, Tetua Ye Zheng segera memulai proses pemurnian ramuan. Ia menyiapkan alat-alat alkimia di ruang kerjanya, satu per satu dengan ketelitian luar biasa. Tangannya bergetar bukan karena ragu, tetapi karena antusiasme yang meluap. Teknik pemurnian yang tertulis di lembar itu—tak pernah ia lihat sebelumnya, bahkan di antara ratusan manuskrip kuno milik Paviliun Alkemis. Begitu ia menyalakan api biru di bawah kuali batu giok dan mulai meneteskan esensi herbal ke dalamnya sesuai urutan yang tertulis, Ye Zheng merasa seperti tersedot ke dalam dunia lain. Dunia yang hanya berisi dia dan ramuan yang mendidih perlahan di atas api alkimia. Setiap gerakan, setiap takaran, dan setiap titik momen yang dituliskan Zhu Long ternyata sangat presisi. Bahan-bahan yang biasanya saling menolak, kini menyatu perlahan, seperti menari dalam irama pemurnian yang belum pernah ia alami sebelumnya. Sebagai alkemis tingkat emp

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 79 - Permintaan

    Namun, sebelum Tetua Ye Zheng sempat berbalik dan melangkah menuju ruang kerjanya, suara tenang namun penuh keyakinan menghentikan langkahnya."Tetua Ye," panggil Zhu Long, nadanya sopan namun menyiratkan sesuatu yang tersembunyi. "Tak masalah jika mereka merasa ragu dengan hasil jawaban tadi. Aku pun paham jika butuh waktu mempercayainya. Namun, sebelum itu, bisakah Tetua membantuku melakukan satu hal?"Langkah Ye Zheng terhenti. Ia menoleh dengan tatapan heran, seolah mempertimbangkan apakah ini hanya kelanjutan dari sandiwara atau ada hal lain yang tersembunyi di balik permintaan itu.Namun sebelum ia sempat membuka suara, Shin Tian langsung menyela dengan suara tinggi dan penuh tuduhan, "Jangan dengarkan dia, Tetua! Aku yakin ini hanya trik murahan! Lihat saja cara bicaranya, lagak tenangnya itu seolah menipu. Dia pasti panik karena tahu jawaban-jawabannya hanyalah bualan belaka. Sekarang dia mencari celah untuk mengelabui kita semua!"Zhu Long menoleh padanya, tetap dengan wajah

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status