Share

Bab 164 - Tindakan Mu Jinyun

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-30 15:33:02

"Tu-Tuan Muda Mu!?" Ye Xin terperanjat. Sosok Mu Jinyun berdiri tak jauh di hadapannya, muncul begitu tiba-tiba entah darimana.

Matanya sedikit membelalak, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Di lengan Mu Jinyun, tubuh Shan Rong terkulai tak sadarkan diri. Sementara di titik kecil di tengkuk gadis itu, tampak jejak tekanan jari, bekas totokan yang keras dan terlatih membidik langsuk ke titik vitalnya.

"A-Apa yang Anda lakukan pada Adik Rong!" serunya agak panik, berlari tergopoh menghampiri.

Mu Jinyun tak langsung menoleh. Ia berdiri tenang, namun aura dingin dan tegas memancar kuat dari tubuhnya. Tatapannya lurus ke depan, tanpa tergoyahkan oleh pertanyaan Ye Xin. Akhirnya setelah beberapa detik suaranya terdengar, tenang namun penuh wibawa:

"Tak perlu khawatir, Nona Ye. Jika aku tidak melakukannya, aku takut dia akan mencoba kembali ke tempat itu... di sana binatang-binatang buas masih berkeliaran. Kau juga tahu, membujuknya dengan kata-kata saja tak akan ada gunanya." ucap Mu J
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
cerita yang sangat bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 164 - Tindakan Mu Jinyun

    "Tu-Tuan Muda Mu!?" Ye Xin terperanjat. Sosok Mu Jinyun berdiri tak jauh di hadapannya, muncul begitu tiba-tiba entah darimana.Matanya sedikit membelalak, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Di lengan Mu Jinyun, tubuh Shan Rong terkulai tak sadarkan diri. Sementara di titik kecil di tengkuk gadis itu, tampak jejak tekanan jari, bekas totokan yang keras dan terlatih membidik langsuk ke titik vitalnya."A-Apa yang Anda lakukan pada Adik Rong!" serunya agak panik, berlari tergopoh menghampiri.Mu Jinyun tak langsung menoleh. Ia berdiri tenang, namun aura dingin dan tegas memancar kuat dari tubuhnya. Tatapannya lurus ke depan, tanpa tergoyahkan oleh pertanyaan Ye Xin. Akhirnya setelah beberapa detik suaranya terdengar, tenang namun penuh wibawa:"Tak perlu khawatir, Nona Ye. Jika aku tidak melakukannya, aku takut dia akan mencoba kembali ke tempat itu... di sana binatang-binatang buas masih berkeliaran. Kau juga tahu, membujuknya dengan kata-kata saja tak akan ada gunanya." ucap Mu J

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 163 - Kecurigaan

    Di sisi selatan dari posisi awal kedatangan kelompok ekspedisi... Hanya suara desir angin dan raungan samar dari kejauhan yang terdengar di antara kabut tipis yang menyebar di wilayah Laut Mati. Di tengah rerimbunan batu karang hitam dan tanah lembab, dua perempuan saling menatap tajam. Satu dengan sorot mata tajam yang masih menyimpan air mata, satu lagi dengan rahang mengeras menahan emosi. "Kakak Ye, apa yang kamu lakukan!? Lepaskan aku!" Shan Rong menjerit, tubuhnya bergetar hebat. Air mata mengalir bebas di pipinya, membasahi bekas debu dan keringat yang menempel di kulitnya. Ia mencoba menarik tangannya dari cengkeraman Ye Xin, namun wanita itu menggenggamnya erat seperti borgol yang tak terlihat. Ye Xin menatapnya dengan mata yang tak lagi hangat. Bibirnya terkatup rapat sebelum akhirnya terbuka, menyemburkan kata-kata yang lebih seperti cambuk daripada nasihat. "Adik Rong! Kenapa kamu begitu keras kepala!? Apa kau pikir bisa kembali ke sana lagi dengan kekuatanmu saat i

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 162 - Pertarungan Singkat

    Sesaat Kera Badai Salju berdiri kaku. Rahangnya terbuka lebar, memperlihatkan deretan taring tajam yang bersimbah lendir. Matanya membelalak liar, pupilnya menajam menatap ke satu arah. Puluhan jarum akupuntur tertancap di tubuhnya, bersinar samar dalam kabut merah yang masih menggantung di udara. Namun dalam hitungan detik, tubuh kolosal itu bergetar hebat. Dari pori-pori kulit tebalnya, energi spiritual yang murni meletus seperti gelombang dari pusat danau. BANG! Sebuah hentakan dahsyat membuat tanah bergetar. Riak energi memancar dari tubuh kera raksasa tersebut, memecah udara dan menepis puluhan jarum perak yang terpental ke segala arah bagai pecahan logam kecil. Batu-batu dan debu beterbangan. Tanah merekah. Sebuah kawah kecil terbentuk di bawah kaki binatang itu. "GRAAAAAAHHHHH!" Kera Badai Salju meraung dengan keganasan murni. Kabut merah dari serbuk Jamur Kuang masih berputar mengelilinginya, menyulut aura liar yang semakin menggila. Aroma dari Serbuk Jamur Kuang yang ter

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 161 - Serbuk Jamur Kuang

    Namun saat Mu Xiong melesat menjauh, niatnya untuk segera pergi menyusul anggota klan Mu yang lainnya terhenti. Perhatiannya terpaku pada satu sosok di tengah tumpukan bangkai Kadal Rawa Bertanduk. Seorang pria muda berdiri di sana, tubuhnya diselimuti debu dan noda darah, namun gerakannya tetap tenang, nyaris tak tersentuh. Setiap ayunan bilah pedang melesat denag presisi tinggi, menumbangkan binatang buas seukuran sapi itu dalam satu serangan."Huh? Siapa bocah ini? Kenapa dia masih bertahan di sana seperti itu?" gumam Mu Xiong dengan alis berkerut.Matanya menajam. "Dia bukan dari klan Mu... Dan aku tak mengenali auranya sebagai salah satu dari anak buah Gui Sha. Tapi mengapa... dia agak sedikit terasa familiar?"Mu Xiong mengamati lebih seksama. Dari atas udara, ia menyipitkan mata. Pemuda itu memiliki tatapan tenang, dingin seperti salju, namun dalam seperti danau purba. Sorot mata seperti itu... seolah telah melalui lebih banyak penderitaan daripada usia tubuhnya.Sementara itu

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 160 - Mu Xiong Vs Kera Badai Salju

    Dengan kekuatan fisik yang luar biasa dan tubuh sebesar gunung batu, Kera Badai Salju itu meraung ganas, suaranya mengguncang udara seperti guntur yang menabrak lembah. Kedua tangan raksasanya menggenggam sebongkah batu karang raksasa, lalu dalam satu lemparan penuh amarah, batu itu melesat menuju Mu Xiong yang tengah mengambang di udara, tubuhnya dikelilingi aura keemasan yang bergemuruh.Mu Xiong menatap lemparan itu dengan sorot tajam. Batu itu tak hanya sekadar batu biasa—ia dipadatkan oleh tekanan spiritual dan energi alam yang menyatu dari tangan binatang buas itu, menjadikannya senjata mematikan yang mampu meremukkan apa pun yang diterjang.Namun, itu belum selesai.Kera raksasa itu mendongakkan kepala dan membuka mulut lebarnya, memperlihatkan barisan taring tajam yang bersinar putih di bawah cahaya kelabu langit di atas Laut Mati. Gumpalan kabut putih keluar dari tenggorokannya, lalu memadat menjadi energi es berwarna biru pucat yang meliuk dan berdesing di udara. Sekejap k

  • Rainkarnasi Jiwa Pengembara: Kehidupan Setelah 10000 Tahun   Bab 159 - Kebenaran Tersembunyi

    Di balik topeng putih itu, Long Zhu tersenyum tipis. Senyum tipis yang bukan sekadar kegetiran belaka, melainkan senyum penuh ironi terhadap permainan yang kini perlahan mulai terkuak di matanya. Ia menatap punggung Mu Jinyun yang menyeret Shan Rong menjauh dari medan pertempuran di dekatnya, dan ia tahu, pria itu tengah mencoba memanfaatkan kekacauan untuk menyingkirkan ancaman secara diam-diam."Begitu buruk caramu menyembunyikan niat, Tuan Muda Mu…" gumamnya rendah, nyaris tak terdengar oleh semut sekalipun.Ia mengalihkan pandangannya ke arah gadis bermata ruby itu, Shan Rong, yang baru saja menyebut nama yang telah lama ia pendam bersama ingatan masalalu, Zhu Long."Jadi… penyamaranku berakhir juga." bisiknya, seolah berbicara kepada dirinya sendiri. "Dia mengenaliku hanya dari satu ledakan energi spiritual. Dia benar-benar gadis yang unik… aku jadi semakin yakin tentang dirinya."Dengan gerakan perlahan dan mantap, Long Zhu mengangkat tangan kanannya. Jemarinya menyentuh sisi t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status