Ternyata, percikan jiwa yang ditinggalkan Mu Xiong tidak hanya berfungsi sebagai media kebangkitan dari kematian. Pengetahuan yang dimiliki Zhu Long mengenai teknik kuno itu sepertinya masih kurang lengkap. Percikan jiwa itu juga mampu menciptakan portal dimensi, sebuah lintasan instan yang dapat digunakan sebagai jalur teleportasi bagi pemiliknya. Sebuah kemampuan yang sangat langka namun juga berbahaya.Dan apa yang terjadi setelah Mu Xiong mengetahui segalanya adalah ia tiba-tiba muncul dari pusaran energi spiritual di dalam ruang rahasia itu. Dengan suara dentuman keras, portal itu memuntahkan Mu Xiong ke dalam ruangan yang sama dengan Zhu Long. Sebuah kejutan yang membuat Zhu Long terkejut. Di belakangnya, Mu Nier hanya bisa melongo, tak bisa berkata-kata, tubuhnya masih menegang tak berdaya."Hmp! Karena kau mengusik percikan jiwaku yang seharusnya menjadi rahasia tersembunyi, matilah kau bocah sialan!" geram Mu Xiong, suaranya dipenuhi amarah yang membara, memantul berat di r
Wilayah Laut Mati.Seorang pria paruh baya, dengan jubah mewah yang kini sobek dan kotor, tampak berantakan. Ekspresinya suram dan dipenuhi kemarahan yang membara. Itu tak lain adalah Mu Xiong, Kepala klan Mu, dan ia sedang berdiri di tengah medan pertempuran yang kacau, dikelilingi oleh batu karang hitam dan langit yang suram."Dasar bocah sialan! Beraninya dia mempermainkanku lalu kabur seenaknya!" geram Mu Xiong, suaranya parau karena amarah. Ia menyeka darah yang menetes dari luka sayat di dadanya, akibat cakar tajam dari Kitsune, si rubah iblis berekor sembilan.Setelah pertempuran sengit melawan Kitsune, Mu Xiong hampir saja memenangkan pertarungan dan membunuh binatang buas itu. Namun, siapa sangka Kera Badai Salju yang sebelumnya ia temui tiba-tiba muncul, membuat keadaan semakin runyam. Kera itu, dengan bulu putih seputih salju dan mata merah menyala, memiliki kekuatan yang hampir setara dengan Kitsune.Dalam kondisi yang terdesak setelah pertarungan panjang yang menguras ten
Namun Zhu Long, yang familiar dengan pancaran aura dari dalam inti bulat itu, langsung mengernyitkan alisnya. Sebagai orang yang telah mencapai ranah kultivasi yang tinggi dan menguasai banyak rahasia kuno, ia langsung mengenali esensi di dalamnya."Sebuah inti bulat dengan ukiran simbol kuno samar di atas permukaannya..." gumam Zhu Long, matanya memindai detail halus pada inti itu. "Ini jelas adalah teknik terlarang, sebuah teknik kuno yang sangat berbahaya dan telah lama hilang dari dunia kultivasi." Alisnya berkerut dalam, menandakan betapa seriusnya penemuan itu. "Mu Xiong meninggalkan percikan kecil dari jiwanya sendiri di dalam benda semacam ini. Namun, dari mana dia bisa mengetahui teknik berbahaya seperti ini? Teknik yang seharusnya hanya hilang tertelan zaman?"Di dalam inti bulat itu terdapat nyala api biru tua yang berkobar, dan itu sebenarnya adalah apa yang Zhu Long maksud sebagai percikan jiwa. Itu adalah inti dari keberadaan Mu Xiong.Ukiran simbol kuno di atas permuk
Setelah mengumpulkan sebagian besar harta, pandangan Zhu Long jatuh pada sesuatu yang menarik. "Wah wah, apa lagi ini? Sebuah pintu rahasia?" ucap Zhu Long, langkahnya berhenti di depan sebuah pintu batu setinggi dua meter yang tersembunyi di balik rak-rak buku tua.Mu Nier yang mendengar suara itu langsung terkesiap, tatapan matanya membelalak melihat Zhu Long berdiri di depan pintu batu itu. Sebuah rasa takut yang lebih dalam dari sebelumnya muncul di wajahnya, jauh melampaui rasa takut akan harta yang telah dijarah."T-tunggu! Jangan sentuh pintu itu! Kumohon!" seru Mu Nier panik, suaranya bergetar hebat.Zhu Long menoleh dengan tatapan curiga, alisnya sedikit terangkat. "Huh? Memangnya kenapa? Toh ini hanyalah pintu brankas yang mungkin menyimpan lebih banyak harta, bukan?" ucap Zhu Long tak peduli, langkahnya justru semakin mendekati pintu itu."Bu-bukan begitu! Itu adalah pintu rahasia yang tak boleh disentuh oleh siapapun! Bahkan Kepala klan sendiri tak pernah memasukinya! Ad
"Ba-baik, akan kukatakan semuanya. Tapi tolong jangan bunuh aku," seru Mu Nier, wajahnya pucat pasi dan dipenuhi kepanikan. Keberaniannya telah hancur total, digantikan oleh naluri bertahan hidup yang mendesak. Ia tidak peduli lagi dengan kehormatan atau kesetiaan pada klan; satu-satunya yang penting sekarang adalah nyawanya. Suaranya serak dan gemetar, sebuah tanda keputusasaan.Zhu Long tersenyum sinis, sebuah seringai kejam terukir di bibirnya. Walaupun pria tua itu sudah menyerah, ia tak berniat sedikit pun melepaskannya dari cengkeraman energi spiritualnya. Baginya, Mu Nier adalah seorang pengecut tua bermuka dua, yang bisa dengan mudah mengingkari kata-katanya begitu ia merasa aman. Ada kemungkinan sangat besar ia akan mencoba membalas dendam nanti, sehingga Zhu Long tak boleh lengah sedikit saja. Kepercayaan adalah kemewahan yang tidak bisa ia berikan."Tunjukkan jalannya," ujar Zhu Long dengan nada suara yang dingin dan berat, suaranya mengancam. "Dan ingat, jika aku tak pu
Kemudian, tanpa aba-aba, Mu Nier merasakan tubuhnya seperti ditarik sesuatu, sebuah kekuatan tak terlihat mencengkeramnya. Ia merasa seperti ada tangan raksasa yang tak kasat mata sedang mengepal tubuhnya, mengangkatnya dari tanah beberapa kaki. Mu Nier tercekat, napasnya tertahan, paru-parunya terasa tertekan. Tubuhnya kaku dan melayang di udara, tak bisa bergerak sedikit pun. Pedang perak di tangannya terjatuh dengan suara gemerincing, memantul di ubin batu, menunjukkan ketidakberdayaannya.Sementara itu, Zhu Long tampak berdiri santai, seolah tak melakukan apa pun, ekspresinya datar tanpa emosi yang berarti. Namun kenyataannya, ia mampu mengendalikan energi spiritualnya dengan presisi yang luar biasa, seperti telekinesis tingkat tinggi yang sempurna, yang langsung mengunci setiap gerakan lawannya. Setiap titik energi di tubuh Mu Nier terkunci, membuatnya tak berdaya di udara, seperti boneka yang digantung."Aku tak punya banyak waktu untuk dibuang, apalagi bertele-tele dengan tik