Terimakasih untuk yang udah dukung👍✨✨✨
Di belakang, beberapa meter dari mereka, Ye Xin hanya diam menatap interaksi kedua orang itu yang menurutnya tak terduga sekali. Sebuah desahan pelan keluar dari bibirnya. Ia tahu dan mengenal Shan Rong sebagai gadis pendiam, lembut, dan tanpa banyak ambisi, yang selalu patuh pada perintah klan Ye. Namun, begitu Shan Rong bertemu dengan pemuda itu, rasanya Ye Xin melihat Shan Rong bukan seperti dirinya yang dulu—gadis itu kini memiliki ekspresi yang lebih hidup, tawa yang lebih lepas, dan keberanian yang tak terduga."Jangan-jangan pemuda ini... adalah orang yang selama ini adik Rong cari," batin Ye Xin, terkejut dengan pemikiran itu. Ia teringat akan sesuatu dari masa lalu. "Aku ingat, dulu dia pernah meminta bantuan Ayah untuk mencari seseorang, sebuah permintaan yang Ayah terima namun tak benar-benar menurutinya karena dianggap tidak penting. Tak kusangka orang itu adalah pria ini. Sungguh sebuah kebetulan yang aneh mereka bisa bertemu di tempat seperti ini, di
Setelah berjalan selama beberapa saat, menembus kabut yang semakin pekat seolah tak pernah surut dan melewati jejak-jejak kuil-kuil kuno yang kini hanya tinggal puing, Zhu Long akhirnya menemukan apa yang ia cari. Sebuah struktur kolosal yang menjulang tinggi di tengah reruntuhan, tak jauh dari kuil bobrok yang mereka tempati sebelumnya. Ini adalah titik terang di tengah kegelapan tak berujung wilayah Laut Mati."Seperti yang kuduga, Cermin Empat Penjuru Langit memang benar-benar ada dan tersebar di banyak tempat di wilayah Laut Mati," gumam Zhu Long, senyum tipis merekah di wajahnya yang masih menunjukkan sedikit keletihan. Matanya memancarkan kepuasan atas penemuannya. "Beruntung aku memiliki ingatan tajam soal ini, ingatan-ingatan dari ahli kuno yang telah kuakumulasi dari ribuan tahun mengembara. Jika tidak, mungkin aku terpaksa harus mengambil risiko kembali ke pintu masuk sebelumnya, menghadapi rintangan yang tak kalah berbahaya." Desahan lega yang nyaris tak terdengar keluar
"Aku tak akan mengatakan semuanya, tapi yang jelas klan Mu mencoba menjadikan Shan Rong sebagai tumbal untuk membuka makam kuno yang tersembunyi jauh di kedalaman wilayah Laut Mati ini, sebuah makam yang menyimpan misteri yang tak seorang pun dari kalian pahami," ucap Zhu Long, suaranya dingin dan penuh penekanan, namun tetap menjaga kerahasiaan lebih detail. Sebelum Ye Xin sempat bereaksi, Zhu Long sudah berbalik, langkahnya tenang, menunjukkan bahwa ia tidak akan menunggu balasan wanita itu lebih lama lagi.Ye Xin yang mendengar itu seolah dihadapkan pada potongan teka-teki berantakan yang harus ia susun sendiri. Otaknya berputar cepat, mencoba mencerna informasi yang baru saja ia dengar. Tumbal? Makam kuno? Apa maksud semua ini? Ia tak begitu memahami apa yang Zhu Long maksud, apalagi motif di balik tindakan klan Mu. Ia hanya diam terpaku menatap punggung pemuda itu, sebuah bayangan yang kini tampak lebih misterius dari sebelumnya. Niat memb
... Di kejauhan beberapa meter, Ye Xin tampak diam terpaku dengan ekspresi kebingungan. Aura spiritual di sekitar tubuhnya masih mengalir, namun tak lagi dibarengi niat membunuh yang meluap-luap. Kini, yang tersisa adalah kewaspadaan murni dan sedikit tanda tanya penuh rasa penasaran. Tak lama kemudian, ia menghela napas pelan, sebuah desahan panjang yang membawa serta frustrasi dan ketidakpahaman. Ia masih menatap Zhu Long dengan waspada, matanya menyipit, mencoba membaca ekspresi pemuda yang tampak begitu tenang di tengah ancamannya. "Adik Rong, bukankah Ayah sudah memilihkan pasangan yang lebih baik untukmu? Tuan Muda Mu adalah calon kepala klan Mu berikutnya, dengan masa depan cerah dan kekuatan yang tak tertandingi," ucap Ye Xin, suaranya terdengar dingin dan deru napasnya masih berat, mencoba menutupi keterkejutannya. "Tapi kenapa kau malah lebih senang pergi dengan orang lain daripada Tuan Muda Mu?" Lanjutnya. Ada nada menuduh dalam suaranya, seolah Shan Rong telah m
Namun, Ye Xin tak sadar siapa yang dirinya lawan itu. Ia keliru mengira bahwa Zhu Long kini terluka parah dan kekuatannya melemah setelah beberapa kali pertempuran dahsyat.Akan tetapi, pemikiran itu sebenarnya salah besar, sebuah perhitungan yang fatal. Nyatanya, Zhu Long masih bisa berdiri tegak, dengan postur yang tegar dan aura yang terkendali, tanpa sedikitpun memperlihatkan celah kelemahannya.Bahkan setelah perjalanan jauh dan berbagai pertarungan yang telah dia lalui, ditambah pergumulan batin dengan jiwa primordial yang baru saja diserap, kondisi fisiknya masih terlihat normal, seolah tak pernah terjadi apa-apa padanya. Satu-satunya anomali yang ia rasakan adalah gejolak minor pada inti jiwa spiritualnya—sebuah gangguan internal yang cukup membuatnya tetap waspada. Tapi itu tak cukup untuk menghentikannya melakukan apapun yang dia mau, terutama untuk melindungi Shan Rong."Kakak Ye Xin, hentikan! Kau tak boleh menyakitinya. Dia bukan orang jahat!" seru Shan Rong, suaranya pa
Shan Rong tenggelam dalam pelukan Zhu Long, tubuh mungilnya bergetar hebat. Air matanya yang tak terbendung berlinang deras, membasahi dada pemuda itu, mengalirkan semua beban kesedihan, ketakutan, dan kelegaan yang selama ini ia pikul seorang diri. Aroma khas tubuh Zhu Long, perpaduan kayu cendana dan sedikit nuansa bunga fresia, seolah menenangkan indranya."Kau tahu, aku mencarimu kemana-mana selama beberapa tahun terakhir... Namun tak pernah bisa menemukanmu sampai hari ini benar-benar tiba, aku sungguh merasa... lega." lirih Shan Rong, suaranya tercekat oleh isak tangis yang dalam, sebuah melodi pilu yang memilukan. Sebuah senggukan kecil keluar dari bibirnya, melepaskan semua emosi yang terpendam.Ia membenamkan wajahnya di dada bidang Zhu Long, mencari kenyamanan dan kehangatan yang telah lama hilang. Tangannya mencengkeram erat pakaian Zhu Long, seolah takut pemuda itu akan menghilang lagi. Semua beban kesedihan yang selama ini ia emban, semua ketakutan dan keputusasaan, kini