Selamat membaca(◍•ᴗ•◍)
Begitu sosok berjubah hijau tua itu melangkah masuk ke ruang kerja, atmosfer yang tadinya penuh ketegangan berubah menjadi agak kaku. Bai Fu, yang sebelumnya masih tampak gusar dengan keputusan Zhu Long, langsung merapikan jubahnya dan berdiri tegak menyambut kedatangan pria itu."Pemimpin Paviliun," ucap Bai Fu sambil menangkupkan tangannya. Suaranya tenang namun tetap menunjukkan rasa segan.Sosok itu adalah Qian Chen, pemimpin tertinggi Paviliun Qian Hua—salah satu figur paling berpengaruh di kota Hongli. Meski usianya telah melampaui separuh abad, ketajaman mata dan aura yang memancar dari tubuhnya masih menunjukkan kekuatan dan ketegasan yang luar biasa.Meskipun Qian Chen adalah pemimpin paviliun, Bai Fu bukan orang biasa di tempat ini. Statusnya sebagai Master Obat Surgawi membuatnya disegani, bahkan oleh Qian Chen sendiri. Terlebih lagi, kemampuan alkimia Bai Fu dalam beberapa bulan terakhir telah mengalami peningkatan yang mencengangkan, berkat bimbingan tersembunyi dari tek
"A-Apa!? Jadi Anda benar-benar berencana membalas dendam pada klan Qin!?" seru Bai Fu, matanya membelalak lebar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Tangannya bahkan gemetar saat menggenggam ujung jubahnya sendiri.Zhu Long hanya menatapnya datar, tanpa sepatah kata pun."Tuan Muda Zhu… tolong pikirkan kembali. Saya tahu betul luka di hati Anda masih menganga. Tindakan klan Qin terhadap keluarga Anda adalah kejahatan yang tak bisa dimaafkan. Tapi... Anda tak bisa seenaknya menyerang mereka, apalagi seorang diri," ucap Bai Fu, nada suaranya berubah cemas. Ia melangkah satu langkah mendekat, seakan ingin menghentikan niat Zhu Long dengan caranya sendiri.Sebagai alkemis yang sudah cukup berumur dan tahu lika-liku politik serta kekuasaan di kota Hongli, Bai Fu benar-benar khawatir. Zhu Long memang berbakat, bahkan terlalu luar biasa di usia mudanya. Tapi bagaimanapun juga, melawan klan Qin sekarang sama saja dengan membenturkan kepala ke gunung besi."Setelah klan Z
Kabut tipis mulai turun di atas atap-atap bangunan saat malam menggulung perlahan, menutupi langit dengan warna kelabu pekat. Di tengah keheningan malam, langkah kaki yang tenang namun tegas terdengar menembus halaman depan Paviliun Qian Hua—pusat alkimia paling ternama di kota Hongli. Paviliun itu menjulang megah dengan pilar-pilar merah tua yang menopang atap melengkung khas arsitektur kuno, sementara cahaya lentera berayun pelan, menebar bayangan lembut ke segala arah.Zhu Long berdiri di ambang gerbang paviliun, memandang bangunan itu dengan tatapan tajam namun tanpa emosi. Setelah beberapa bulan, ia akhirnya kembali ke tempat ini lagi. Terakhir kali dia datang ke sini adalah saat pertaruhan dengan Bai Fu, sosok yang dikenal sebagai Master Obat Surgawi di kota ini.Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah tergesa dari dalam paviliun. Seorang pria tua dengan janggut putih yang menjuntai hingga dada muncul dari balik pintu kayu besar. Jubah alkimianya setengah terbuka, dan na
"Apa katamu!?" Suara Qin Xiao menggema memecah keheningan di aula utama klan Qin. Tatapan matanya menajam. Wajahnya menegang, urat-urat di pelipisnya menonjol seiring dengan amarah yang semakin menggelora saat mendengar laporan penjaga klan."Kalian bilang... Qin Litian mati!?" suaranya naik satu oktaf, mencampurkan keterkejutan dan kemarahan yang sulit dibendung. Ia bangkit dari singgasananya dengan gerakan menghentak. "Siapa yang melakukannya!? Bagaimana mungkin ada orang yang cukup kuat mengalahkan saudaraku? Dia adalah ahli di ranah Pemadatan Inti tahap menengah! Aku yakin, tak ada satu pun orang di kota ini yang bisa menandinginya!"Seorang pria berseragam merah-hitam khas penjaga klan Qin, berlutut gemetar di hadapannya. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya menggigil seperti daun dihembus angin musim dingin. "Be-benar, Tuanku... Kami juga tak percaya awalnya. Namun para saksi mata adalah warga sekitar yang mengatakan bahwa... seorang pemuda bernama Zhu Long muncul tiba-tiba di kota."
Sepanjang perjalanan menuju komplek timur kota, langkah Zhu Long terasa semakin berat, seolah-olah bumi enggan memberi jalan untuknya. Keningnya berkerut dalam, matanya tak pernah berhenti menyapu jalanan sepi di depannya. Ada sesuatu yang terus mengusik pikirannya, seperti bisikan mistis yang berulang kali memperingatkan kenyataan pahit yang akan segera terungkap. Angin berdesir dingin, menusuk hingga ke tulang, dan burung-burung gagak yang biasanya jarang terlihat di daerah ini, kini bertengger diam di atap-atap rumah rusak, menatapnya dengan mata kosong yang membuat bulu kuduk meremang.Beberapa detik kemudian, langkahnya terhenti di depan sebuah gerbang besar yang sudah setengah runtuh. Di sinilah dulu berdiri kediaman megah klan Zhu—tempat yang dulunya dipenuhi canda tawa dan hiruk-pikuk para generasi muda klan. Namun kini, semua itu tinggal bayangan masa lalu.Tatapan mata Zhu Long menajam, seperti mata elang yang melihat mangsanya dari kejauhan. Alisnya bertaut begitu rapat h
Ketika debu perlahan mengendap di udara, bergulir jatuh ke tanah seperti tirai tipis yang perlahan tersingkap. Di tengah kehancuran dan jejak ledakan barusan, sesosok masih berdiri tegak, nyaris tak bergeming, seolah ledakan dahsyat yang memporakporandakan jalur utama kota Hongli hanyalah hembusan angin sepoi di musim semi.Zhu Long berdiri di sana, dengan tatapan dingin yang menusuk hingga ke sumsum tulang. Di depannya, roda gerigi spiritual berwarna emas berputar lambat namun mantap, memancarkan kilatan cahaya dan tekanan spiritual yang begitu berat hingga udara di sekitarnya bergetar pelan. Roda itu bukan hanya senjata tapi juga perisai yang melindungi.Qin Litian yang melihat itu menggertakkan gigi, tak percaya dengan apa yang ia saksikan. "Kau lumayan tangguh juga, ya…" desisnya pelan, suaranya nyaris tak terdengar karena amarah yang mendidih di dadanya. "Tapi ini belum berakhir. Kau pikir bisa lolos begitu saja?!"Dengan segerakan penuh, Qi