Begitu mendengar suara itu, ekspresi semua orang langsung berubah. Mereka sadar, bukankah itu suara Tobi?Semua orang menoleh dan melihat ke sumber suara. Pintu dibuka dengan mudah, diikuti dengan sosok Tobi yang berjalan masuk.Bagaimana Tobi bisa datang ke sini?Bukannya mereka takut kepada Tobi, hanya saja, jika Tobi bisa menemukan tempat ini, bukankah Rio dan lainnya juga tidak terkecuali?Ridwan menatap tajam Tobi. Dia akui, bocah ini lumayan tangguh. Hanya saja, saat ini, dia lebih khawatir dengan hal lainnya.Dia fokus melihat ke arah pintu. Dia ingin tahu apa ada orang lain yang muncul bersama Tobi?Sorot mata Gavin penuh dengan niat jahat. Jika memungkinkan, dia ingin mencabik-cabik tubuh Tobi, seakan-akan pria itu telah melakukan kesalahan besar kepadanya.Menghadapi tatapan tajam dan kejam dari sekelompok orang, Tobi masih tenang, bahkan menutup pintu dengan ringan.Walau kunci pintu telah dibobolnya, tetapi masih bisa ditutup dengan mudah. Setidaknya, kunci itu tidak terlih
"Kamulah yang cari mati!"Ridwan tampak marah. Dia memusatkan kekuatannya ke tangan kanannya. Dalam sekejap, tubuhnya mengeluarkan cahaya dan langsung menerjang Tobi. Dalam serangannya kali ini, dia tidak mengerahkan seluruh kekuatannya.Lagi pula, dia merasa kekuatan yang dimilikinya sangatlah tinggi.Jika dia mengeluarkan seluruh kekuatannya, kemungkinan besar Tobi akan terbunuh dalam satu gerakan.Namun, dia tidak menyangka Tobi akan menanggapinya dengan senyuman. Detik berikutnya, dia melambaikan tangan kanannya perlahan dan kekuatan mendominasi itu langsung sirna.Bam!Terdengar suara benturan keras. Ekspresi Ridwan seketika berubah. Tubuhnya langsung terhempas kembali. Lantaran saat itu, kekuatan dahsyat datang dari telapak tangan lawan.Bisa dikatakan, kekuatan itu setara dengan 30 persen kekuatannya sendiri.Begitu Ridwan mendarat, kilatan keterkejutan muncul di sorot matanya. Dia pun berkata dengan nada dingin, "Nak, tak kusangka, di usia semuda ini, kamu bisa begitu kuat. Tam
Apa!Ahli bela diri setingkat Guru Besar!Begitu mendengar ucapan Ridwan, semua orang Keluarga Gumilar langsung terpana. Wajah mereka memucat. Tak disangka, lawan mereka itu seorang ahli bela diri setingkat Guru Besar. Sekalipun kekuatan mereka hebat, mereka juga tidak bisa menandinginya.Guru Besar?Tidak mungkin, tidak mungkin. Gavin terus menggelengkan kepalanya.Dia tidak percaya, pria tak berguna yang selama ini dia remehkan itu ternyata seorang ahli bela diri Guru Besar.Jika Tobi sungguh ahli bela diri Guru Besar, mengapa dia membiarkan Gavin melakukan hal yang merugikannya?Gavin yakin Tobi tidak menyentuhnya selama ini mungkin karena takut menghadapi kekuatan yang dimiliki oleh keluarganya."Gavin!"Ridwan berteriak memanggil Gavin yang termenung. Kemudian, menatap Tobi dengan tajam, berharap memperoleh jawaban dari mulutnya.Tobi tampak tenang. Menghadapi sekelompok orang yang sudah sekarat, dia juga tidak berniat menyembunyikannya lagi. Dia berkata dengan nada datar, "Benar,
Inikah rencana Langit yang ingin menghancurkan Keluarga Gumilar? Mengapa Keluarga Gumilar bisa bertemu dengan pembawa sial seperti ini?Jelas-jelas dia tidak tahu Tobi telah mencapai tingkat puncak Guru Besar. Hanya saja, ini termasuk kartu truf Tobi. Jika bukan situasi terdesak, dia juga tidak mengungkapkannya dengan mudah.Ridwan mendadak teringat dengan sesuatu.Dia masih belum tahu siapa yang begitu ingin menghancurkan Keluarga Gumilar? Siapa yang begitu berkemampuan dan mampu melakukan hal seperti itu?Dari awal, dia tidak pernah mencurigai Tobi sedikit pun. Dia menganggap pria itu tidak mungkin punya kemampuan sehebat itu, tetapi sekarang tidak demikian lagi."Keluarga Gumilar diburu oleh Aula Varun, apa itu ulahmu?" tanya Ridwan dengan gemetar.Tobi agak kaget, tetapi dia tidak menyembunyikannya dan berkata, "Ya! Salahkan cucumu terlalu banyak bertingkah. Dia terus-terusan menipu dan menyentuh istriku.""Begitu rupanya!""Gavin, kamu benar-benar cucuku yang baik."Ridwan tampak
Gavin benar-benar ketakutan, apalagi Keluarga Gumilar kini telah menjadi sasaran Aula Varun, bahkan kakeknya juga sudah meninggal. Pria yang berada di hadapannya ini bukan hanya menakutkan, tetapi dia juga telah menyinggungnya.Dia sangat menyesal. Seandainya, dia tahu Tobi begitu menakutkan, dia juga tidak akan berani memprovokasi Widia ataupun Tobi.Namun, penyesalan selalu datang terlambat.Saat ini, selain berlutut dan memohon pengampunan, dia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa lagi."Kamu berlutut? Kamu lupa apa yang kamu katakan sebelumnya?""Bukankah kamu mau aku berlutut di hadapanmu, bersujud, dan memohon pengampunan?" ejek Tobi."Bu, bukan seperti itu! Status Anda begitu mulia, seharusnya saya yang berlutut dan bersujud kepada Anda!""Oh, statusku sekarang mulia? Bukan lagi orang desa?""Maaf, maafkan saya. Sebelumnya saya nggak tahu diri, bodoh dan nggak tahu apa-apa. Berbelas kasihanlah, tolong lepaskan saya kali ini saja.""Asalkan Anda mau melepaskan saya, saya bisa
Widia kebingungan saat mendengar permohonan maaf yang begitu menyedihkan itu.Bisa-bisanya Gavin tidak peduli dengan harga dirinya hingga berlutut dan bersujud memohon pengampunan?Benar-benar hal yang sulit diterima!Namun, itu memang suara Gavin.Dia pun bertanya, "Benarkah ini Gavin? Kamu nggak memalsukan rekaman audio untuk menipuku, 'kan?"Tobi tersenyum pahit. Istrinya benar-benar memiliki imajinasi yang luar biasa.Sebelum Tobi menanggapinya, Gavin sudah buru-buru menjawab, "Ini bukan rekaman. Kalau rekaman, mana mungkin aku bisa bicara denganmu.""Tuan Tobi terlalu hebat, kami bukanlah tandingannya. Bu Widia, saya bersalah. Tolong bantu selamatkan saya."Mendengar kata-kata itu, barulah Widia percaya Tobi benar-benar telah menangkap Gavin. Jika tidak, Gavin tidak mungkin akan ketakutan seperti itu.Demi melindungi Keluarga Lianto, Tobi bahkan pergi sendirian menghadapi Keluarga Gumilar . Dia mempertaruhkan nyawanya untuk Keluarga Lianto, tetapi kakeknya dan keluarganya sama sek
Tobi sama sekali tidak tahu apa yang dipikirkan Widia. Setelah meletakkan ponselnya, dia pun berkata dengan tenang, "Gavin, aku sudah beri kamu kesempatan, tapi bahkan orang yang baik hati seperti Widia pun nggak mau menolongmu.""Kalau begitu, jangan salahkan aku lagi. Jadilah orang baik di kehidupan selanjutnya.""Jangan, jangan ....""Saya mohon, saya mohon, saya bisa memberi Anda segalanya.""Asalkan Anda sudi melepaskan saya, segala sesuatu yang ada di Keluarga Gumilar akan menjadi milik Anda."Gavin benar-benar panik mendengar kata-kata Tobi.Detik berikutnya, Tobi menekan tangan kanannya dengan ringan, lalu berkata dengan nada datar, "Sejak Aula Varun muncul, Keluarga Gumilar sudah ditakdirkan lenyap. Jadi, kamu nggak perlu bernegosiasi denganku.""Jangan! Argh!"Gavin mengerang kesakitan. Dia merasakan sebuah kekuatan menerpa organ dalamnya, tepatnya di bagian jantung. Detik berikutnya, mulutnya menganga lebar.Kemudian, tubuhnya pun ambruk ke bawah.Di saat-saat terakhirnya, d
Begitu ditemukan, mereka bergegas menuju lokasi. Sayangnya, ketika sampai di sana, mereka menemukan Ridwan dan Gavin telah meninggal, sedangkan yang lainnya menghilang tanpa jejak.Dia tertegun sejenak, lalu segera memeriksa seluruh ruangan itu. Sayangnya, mereka tidak menemukan petunjuk apa pun.Dilihat dari kondisi Gavin dan kakeknya, seperti orang yang menghabisi mereka sangatlah kuat. Mungkin saja dia itu ahli bela diri yang kekuatannya mendekati Guru Besar.Tak disangka, di Kota Tawuna ini masih ada ahli bela diri yang kekuatannya mendekati Guru Besar.Meski Gavin dan kakeknya sudah meninggal, toh jenazah mereka sekarang masih ada di sini. Jadi, nanti Rio akan mengatakan dirinya-lah yang menaklukkan mereka.Lagi pula, orang-orang yang ikut bersamanya itu semuanya berpihak kepadanya. Mana mungkin mereka berani melawan perintahnya.Di sisi lain, Tobi mengantar empat ahli bela diri ke tempat yang aman. Setelah menurunkan mereka, barulah dia pergi.Mereka berempat menatap punggung Tob