Share

Bab 14

Penulis: Raja Diam
Catherine melangkah maju, menatap tajam ke arah Julius sambil berkata dengan tegas, "Julius, kita tidak bisa menikah karena kamu masuk penjara. Mana bisa kamu menyalahkan aku? Kenapa aku harus kembalikan mahar 600 juta itu padamu?"

Sambil mengatakan ini, dia melipat tangannya di depan dada dengan sombong. "Aku rasa kamu sudah gila karena tidak ada uang. Setelah keluar dari penjara tanpa uang, kamu datang meminta uang dariku? Heh, selama tiga tahun aku berpacaran denganmu, aku telah menyia-nyiakan tiga tahun masa mudaku. 600 juta itu anggaplah sebagai kompensasi atas kerugian masa mudaku. 200 juta per tahun, itu tidak keterlaluan, ‘kan?"

"Persetan!"

Julius tidak pernah membayangkan bahwa Catherine akan begitu tidak tahu malu.

Julius bangkit dengan marah, menatap tajam Catherine dan berkata, "Apakah kamu saja yang punya masa muda? Bagaimana dengan masa mudaku?”

Julius membalas sambil melangkah mendekati Catherine.

"Selama tiga tahun itu, aku membelikan semua yang kamu inginkan. Apakah aku tidak cukup baik padamu?"

"Aku selalu ada untukmu, melakukan apa pun yang kamu minta, aku selalu mendengarkanmu. Aku sangat baik padamu, tapi bagaimana dengan kamu? Apa yang telah kamu lakukan untukku? Aku bahkan sampai masuk penjara demi dirimu. Bagaimana dengan masa mudaku?"

Amarah Julius mencapai puncak. Dia sontak berhenti dan memukul keras sebuah kursi di sebelahnya.

"Bang!"

Kursi itu seketika hancur berkeping-keping!

Orang-orang di sekitarnya terkejut dan seketika suasana menjadi hening.

Catherine terkejut hingga tubuhnya gemetar. Sebelumnya, keluarga Catherine berani menganiaya orangtua Julius karena Julius masuk penjara dan mereka yakin Julius tidak akan berani datang mencari mereka setelah keluar dari penjara.

Itulah sebabnya Catherine tidak ingin mengembalikan uang yang dia dapat dengan mudah.

Catherine menggigit bibirnya, tetapi akhirnya mengangkat kepala dan berkata kepada Julius, "Pada waktu itu, kamu kalah judi dan menjualku kepada Tuan William dengan harga 100 juta rupiah. Apa maksudnya? Apakah aku hanya seharga itu dalam pandanganmu? Dasar berengsek!"

Senyum pahit menghiasi wajah Julius, dia menatap Catherine dan berkata, "Aku sudah menjelaskan padamu, bukankah aku hanya menjadi korban perangkap seseorang? Kemudian, kamu juga telah memaafkanku dan berjanji untuk menungguku! Semua itu adalah rencana jahat William! Aku tidak memaksamu untuk menungguku, atau bahkan menikahiku, tetapi mengapa kamu bekerja sama dengan makhluk jahat ini untuk menyakiti orang tuaku? Aku tidak peduli dengan diriku, tapi aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti orang tuaku!"

William merasa tidak senang mendengar kata-kata dari Julius. Biasanya, dia menjaga citra baiknya di hadapan banyak pengusaha kaya. Jika kejadian ini sampai terdengar orang lain, pasti akan berdampak buruk padanya.

William segera menunjuk Julius dan berkata, "Sialan, Julius. Tanpa bukti, kamu tidak bisa sembarangan menuduhku hal seperti itu. Kamu menghujatku tanpa dasar, apa hakmu mencemarkan reputasiku di sini?"

"Singkirkan jarimu!"

Julius memandang tajam William.

William tersenyum sinis dan terus menunjuk Julius dengan jarinya. "Aku memang ingin menunjukmu, ada masalah? Kalau berani, coba gigit aku."

Detik berikutnya, Julius melangkah cepat ke depan, menangkap jari telunjuk William dan memelintirnya dengan pelan, kemudian menariknya kuat!

"Ah!"

William berteriak kesakitan. Julius melemparkan jari telunjuk itu ke lantai dengan santai, memutuskannya dari tangan William.

"William!"

Catherine panik melihat kejadian di depannya.

Dia segera berjongkok di samping William untuk memeriksanya. "Bagaimana keadaanmu? Apakah kau baik-baik saja?" tanya Catherine.

"Lihat, jari tanganku putus, menurutmu apa aku akan baik-baik saja? Ah!"

William merintih kesakitan, pembuluh darah di dahinya menonjol. Kemudian, dia berbalik menghadap Arnold yang berdiri di sana, "Ayah, aku ingin bocah ini mati. Hari ini, kita tidak boleh membiarkannya keluar dari hotel ini dalam keadaan hidup!"

"Kamu mencari mati, anak muda!"

Arnold menggeram dalam amarah, matanya dipenuhi dengan merah darah yang menakutkan, dia menunjuk ke arah Julius dan berteriak keras.

Dia tidak pernah mengira bahwa bocah ini begitu bernyali. Dia yakin bahwa pengawal keluarganya akan segera tiba. Pada saat itu, meskipun Pak Presiden sendiri yang datang pun tidak akan bisa menyelamatkan bocah ini.

Julius tidak peduli dengan Arnold dan melanjutkan, "Mengenai mahar 600 juta itu, karena kamu tidak mau menikah denganku, itu harus dikembalikan! Selain itu, rumah pernikahan kita, yang awalnya aku beli dengan empat milyar, kamu menjualnya kepada William dengan harga dua milyar. Semua ini adalah uang keringat orangtuaku, uang yang mereka susah payah kumpulkan sepanjang hidup mereka. Selisih dua milyar itu, kau juga harus menggantinya kepadaku!"

Emma dan Robert sama sekali tidak tahu tentang semua ini. Setelah mendengar kata-kata Julius, keduanya menundukkan kepala mereka karena malu!

"Setelah memukuli Tuan William, beraninya kamu datang meminta uang? Dasar gila, jika kamu mendapat uangnya, apakah kamu punya nyawa untuk menghabiskannya? 2,6 milyar? Bagaimana kalau kamu pergi merampok saja?”

Silvia enggan mengembalikan uang yang sudah mereka ambil. Meskipun beberapa tahun terakhir, Keluarga Estherville telah mendapat sedikit kekayaan berkat bantuan Keluarga Lafau. Mereka memiliki mobil, rumah dan tabungan yang cukup banyak, bahkan membuka sebuah perusahaan kecil.

Namun, 2,6 milyar bukanlah jumlah yang kecil!

"Hehe."

Julius tertawa dingin, "Biarkan aku memberi tahu kalian, jangankan 2,6 milyar, bahkan jika itu adalah 2,6 triliun pun, aku, Julius, tidak akan mempedulikannya. Namun, uang ini adalah jerih payah orangtuaku. Kalian boleh tidak mengembalikannya, tapi kalian berdua dan juga putri kalian, masing-masing cukup meninggalkan satu jari sebagai gantinya ...."

"Kamu ...."

Wajah Silvia memucat, dia tidak pernah mengira bahwa Julius begitu tak kenal takut.

"Dia sudah gila, uang telah membuatnya gila!"

Catherine berdiri dan menatap Julius sambil berteriak dengan marah.

"Aku akan menghitung sampai sepuluh, berikan keputusanmu!"

Julius tidak ingin berbicara panjang lebar. Dia mulai menghitung, "Sepuluh ...."

"Julius, apakah kau sudah memikirkannya baik-baik? Kamu telah melawan Keluarga Lafau! Apakah kau tidak takut kehilangan nyawamu?"

Meskipun Jake tidak berani menatap Julius langsung, dia masih memberanikan diri untuk mengancam dengan membawa nama besar Keluarga Lafau.

"Sembilan!"

"Delapan!"

Setiap kali Julius menghitung, dia melangkah lebih dekat ke arah mereka, jarak antara mereka semakin berkurang.

"Lima!"

"Empat!"

"Tiga!"

Saat ini, Julius hanya berjarak satu meter dari Silvia dan Jake.

"Aku akan bayar. Hanya 2,6 milyar, ‘kan? Aku punya uang!"

Silvia berkata sambil berkeringat dingin. Julius memang keras kepala. Karena pengawal Keluarga Lafau belum tiba, mereka tidak ingin situasi semakin buruk dan kehilangan jari tangan mereka.

Melihat Julius semakin mendekat, pertahanan mental Silvia mulai runtuh.

"Buk buk buk!"

Pada saat itu, terdengar banyak suara langkah kaki, hampir seratus pria berpakaian setelah rapi datang dengan pisau di tangan mereka. Mereka terlihat sangat kuat dan penuh dengan aura pembunuh.

Setelah menyerbu ke lantai dua, mereka segera mengelilingi pintu masuk utama.

Salah satu dari mereka, seorang pria botak dengan penampilan yang menyeramkan, berkata dengan keras, "Tuan, siapa yang berani membuat keributan di pernikahan Tuan Muda? Keluarlah jika kalian punya nyali!"

Banyak orang ketakutan dan mundur dua langkah, meninggalkan Julius berdiri sendirian di tengah-tengah.

Julius berdiri dengan punggung menghadap mereka, tenang tanpa ada tanda ketakutan.

Seluruh ruangan menjadi hening!

Kepala Keluarga Lafau, Arnold, melangkah maju, menunjuk ke arah Julius dan berteriak keras, "Habisi dia!"

Empat pria menatap satu sama lain, lalu mengangkat pisau mereka dan bersiap untuk menyerang punggung Julius!

"Siapa yang berani menyentuh kekasihku?"

Tepat pada saat itu, terdengar sebuah teriakan yang kuat.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 170

    "Um!"Olivia mengangguk lalu melangkah ke samping.Segera, Julius pun pergi mengambil piyamanya dan Olivia juga sudah mempersiapkan piyama, dan tentu saja, pakaian dalam juga disiapkan.“Aku akan mandi dulu, nanti setelah aku selesai mandi, kamu baru mandi!”Olivia mengambil pakaian yang dia siapkan dan berjalan menuju kamar mandi.Kamar ini merupakan kamar yang berukuran besar yang sudah ada kamar mandi tersendiri.Julius menatap sosok badan Olivia yang hampir sempurna, dia pun menelan ludah. Sambil menatap punggung Olivia, dia berkata, "Istriku, bagaimana kalau kita mandi bersama, bisa saling menemani, bagaimana menurutmu? ""Enak aja!"Olivia tidak menoleh ke belakang dan pergi ke kamar mandi sendirian, tak lama kemudian terdengar suara dia menutup pintu.Julius hanya bisa duduk tak berdaya di tempat tidur dan segera mendengar suara derasnya air dari kamar mandi.Mendengar suara di dalam, Julius mau tidak mau menelan ludahnya lagi. Pemandangan di dalam begitu mudah untuk dibayangkan

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 130 Makan di luar

    Namun, Julius menggelengkan kepalanya, "Kalau ingin kembali, maka sebaiknya kamu masih bisa menjadi manajer umum. Jika hanya ingin menjadi seorang manajer biasa, maka Stern pasti akan mencari jalan untuk mencari masalah denganmu dan kemudian kamu pasti akan dipecat!”"Benar juga, orang itu sangat berbahaya!"Felicia mengangguk kepala tanda setuju, tetapi tak lama kemudian dia mengerutkan kening dan berkata, "Tapi aku khawatir Nyonya Margareth tidak akan setuju!""Haha, ada beberapa hal, jika pihak lain tidak punya pilihan lain, maka dia hanya bisa setuju!"Julius tertawa, lalu berkata lagi, "Ibu, jangan khawatir, masalah ini biarkan aku saja yang menanganinya.""Haha, bicara sih gampang, tapi sebenarnya Stern juga tidaklah bodoh. Nyonya Margareth mengatakan, memberinya waktu seminggu dulu. Kalau setelah seminggu kemudian, dia masih belum mendapatkan kuota itu, dia akan datang meminta bantuanmu. Kamu tahu ini menunjukkan apa? Ini menunjukkan bahwa orang yang paling dihargai Nyonya Marga

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 129 Pembalasan Terhadap Stern

    Setelah Julius mengetahui apa yang dipikirkan Felicia dan Lucas, dia sedikit mengernyit.Sejujurnya, uang yang dia miliki sekarang tidak akan pernah habis dipakai, meskipun dia tidak bekerja selama sisa hidupnya. Olivia telah sangat menderita untuknya selama ini dan dia tidak ingin Olivia pergi bekerja lagi.Dia tidak ingin menakut-nakuti Olivia dan hanya mengeluarkan uang 400 miliar yang nominalnya begitu sedikit untuk dilihat oleh Olivia. Dia memberi tahu Olivia bahwa dia memiliki uang juga hanya ingin membuat Olivia merasa tenang.Dia terdiam selama beberapa detik, lalu berkata pada Lucas, "Kalian sangat berharap Olivia kembali bekerja?"Mendengar itu, Hillary yang menahan dirinya langsung berkata, "Omong kosong, bisakah kamu menghidupi kakakku kalau dia tidak bekerja? Kehidupan yang ingin kita jalani adalah kehidupan yang bisa memenuhi kebutuhan apa saja, bukan hidup pas-pasan! Selain itu, orang mana yang keberatan memiliki uang banyak?”Julius melirik Hillary, dia terlalu malas me

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 128 Menyusun Strategi

    Namun sebaliknya, Julius mengatakan ini karena dia mencintai putrinya, ini yang membuat Felicia tidak bisa marah dan tidak menemukan alasan untuk membantah."Jangan jual villanya? Mudah bagimu untuk mengatakannya, tapi bagaimana kamu bisa mendapatkan uang sebanyak itu? Terlebih lagi, nantinya kamu harus mengatur pernikahan mewah untuk kakakku!"Hillary mencibir, "Kulihat kamu sengaja mencari alasan untuk menundanya sehari demi sehari, bukan? Lagi pula, masih ada waktu lebih dari dua puluh hari, ‘kan?"Kali ini, sebelum Julius berbicara lagi, Olivia langsung berkata, "Dik, kamu jangan khawatir, Julius sudah bilang dia akan memberi Ibu uang sebanyak itu, pasti tidak akan kurang. Kalian cukup menunggu saja sampai uang itu ditransfer ke rekening ibu. Ibu hanya perlu memberikan nomor rekeningnya saja!“Kak, apakah dia benar-benar punya uang sebanyak itu?”Melihat ekspresi percaya diri Olivia, Hillary tiba-tiba merasa sedikit gelisah.Bagaimanapun, Olivia terlalu tenang saat ini. Kalau Juliu

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 127 Jangan Menjual Vila Itu

    "Hillary! Diamlah, jangan diteruskan lagi. Kenapa kamu melampiaskan kemarahanmu pada pengawal-pengawal ini?"Melihat Olivia dan Julius merasa tidak senang, Felicia teringat tujuan kedatangan mereka kali ini, lalu dia tertawa datar dan berkata, "Julius, kamu masih belum lupa 'kan taruhan kita hari itu?"Setelah Julius mendengarnya, dia langsung tertawa, "Iya, tentu saja. Baru dua tiga hari yang lalu saja, 'kan? Ibu mertua sudah tidak sabar menunggu? Tenanglah, 100 miliar sebagai mahar yang telah kujanjikan padamu, dalam waktu satu bulan ini pasti akan aku berikan!"Felicia dengan cepat berkelit, "Kamu salah paham, salah paham. Kita sebenarnya datang, bukan karena masalah uang, tapi karena ada hal yang harus kami bicarakan padamu!""Masalah apa?"Julius mengerutkan kening, menaruh sedikit curiga.Felicia berhenti sesaat, lalu dia berkata, "Taruhan kita tidak berubah, tapi harus tambahkan satu syarat lagi!""Menambah satu syarat lagi? Maksudnya?"Raut wajah Julius menjadi suram, dia berka

  • Raja Tahanan Menjadi Papiku   Bab 126 Aku Harap Kalian Jangan Keterlaluan

    "Bicara omong kosong apa kamu?"Aurel Yakobus sangat kesel, mereka sebenarnya bukan orang biasa. Sebenarnya mereka ini berpangkat Letnan atau Jendral. Di masa perang, mereka juga banyak memberikan kontribusi pada bangsa dan negara.Kalau bukan karena Jack Spears sang Dewa Perang yang kali ini secara pribadi mencari mereka, mana mungkin mereka mau datang ke sini hanya untuk menjadi pengawal. Lagi pula, di antara mereka semua, Evy yang paling menonjol dan berparas cantik. Dia tak lain adalah cucu dari dewa perang yang bernama Afonso Bradly, yang juga merupakan salah satu dari empat dewa perang yang sangat terkenal.Setelah Evy mengetahui kakeknya ingin menjodohkan dirinya dengan seorang pemuda, Evy menjadi sangat penasaran dengan pemuda itu.Namun, hal yang membuat Evy merasa tidak senang dan tidak menduganya, pria itu langsung menolak perjodohan itu ke kakeknya, padahal pria itu masih belum melihat paras Evy sama sekali.Ketika Evy tahu pemuda itu hendak mencari pengawal, tanpa berpiki

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status