Share

3. Desir Gairah

Tak berhenti di sana. Jemes pun mulai melepaskan tali bra, yang mengikat kencang dua buah gunung milik Scarlet beserta celana dalamnya. Semakin dilihat, semakin tak kuasa pula James menahan desiran nafsu yang kian membisik tanpa henti.

Scarlet yang juga sudah sampai pada batasnya. Tak kuasa lagi menahan diri, hingga dengan buas dia melucuti seluruh tubuh James sampai tak ada satu kain pun yang bersisa. 

Tubuh mereka yang sudah telanjang bulat membuat suasana semakin tak terbendung, akal sehat James dan Scarlet seolah telah hilang tak bersisa diinjak oleh nafsu yang telah membuncah. 

“Ahh James...” desah Scarlet.

Tak pernah terpikir oleh James bahwa Scarlet bisa sedemikian liar, wanita yang selama ini dia kenal begitu berwibawa di atas meja kantor, kini tak ubahnya lacur di atas kasur.

Dalam pergulatan nafsu itu tak satu pun dari mereka mau berhenti dan mengalah hingga beberapa kali ronde permainan membuat tenaga mereka habis tak bersisa.

“Teruskan Scarlet, gerakan pinggulmu lebih kencang...ehmmm,” ucap James menahan kenikmatan tubuh Scarlet yang tengah menindihnya.

“Lebih kencang? Maksudmu seperti ini?” ujar Scarlet sembari mempercepat gerakan pinggulnya.

“ehmm ahhh” desah James yang akhirnya tak kuasa lagi dia tahan.

Melihat mulut James yang ternganga membuat Scarlet tak kuasa menahan dirinya untuk melumat mulut tersebut. 

Jamespun meladeni Scarlet sehingga terjadi peraduan yang menghantarkan mereka pada puncak nafsu masing-masing, membuat mereka kian tak terkendali. 

Pergumulan mereka sudah seperti hewan yang sudah datang musim kawinnya, hingga tak sedetik pun suara desahan dan erangan berhenti bergema di dalam kamar tersebut, pertanda mereka telah sampai surga dunia. 

“Masih mau lagi James?”ucap Scarlet mencoba menggoda James dengan napas yang sudah tersengal-sengal.

“Sekali pun aku masih mau lagi bermain denganmu, aku sudah tidak yakin kau sanggup melayaniku,” jawab James yang sudah tergelatak tidak berdaya.

“Sudahlah akui saja jika kau sendiri yang sudah tidak kuat untuk memuaskanku,” ucap Scarlet.

“Lihat dirimu sendiri Scarlet, napasmu saja sudah seperti orang yang baru saja selesai berlari maraton sejauh 20 KM tanpa henti” ucap James yang kondisinya tidak jauh berbeda.

“Kau sendiri yang harus berkaca James, lihatlah dirimu sudah seperti pasta yang dimasak terlalu lama sampai jadi terlalu lembek hahaha” ejek Scarlet.

Saling menggoda dan tidak mau kalah, mereka berdebat terus menerus sambil saling menggoda di atas kasur seperti sepasang kekasih yang dimabuk asmara. Tak ada yang bisa mengusik mereka kecuali sang waktu, setiap detik yang terus berjalan menggeser menit menjadi jam. Mengingatkan Scarlet bahwa pagi ini dia harus mempertemukan James dengan seseorang. Sejenak dia lupa karena terlena menikmati kemesraan bersama James, hingga suara ketokan dari seorang pelayan rumah yang menawarkan sarapan pagi membuatnya teringat kembali akan tugas tengah dia emban.

“tok tok tok” 

“Tuan dan Nyonya, sarapan sudah disediakan,” ucap seorang pembantu bernama Merry.

"Baiklah Merry, kami akan segera bersiap,” ucap Scarlet.

Segera setelah Scalet menjawab pembantu tersebut, dia arahkan pandangannya kepada James dan meminta dia untuk segera bersiap.

“James bergegaslah ke kamar mandi dan bersiap, kita harus bertemu seseorang yang sangat penting sebentar lagi,” ucap Scarlet meminta James agar bergegas untuk bersiap.

“Memangnya kita akan bertemu siapa sepagi ini?” tanya James. 

“Tuan rumah ini” ucap Scarlet singkat.

“Tunggu dulu, bukankah kita sedang berada di rumahmu? dan ku kira ini adalah kamarmu,” ucap James penuh tanda tanya.

“Bukan James, ini memang bisa disebut sebagai salah satu rumahku tapi bukan aku pemiliknya. Aku hanya diperintah untuk membawamu kemari,” jawab Scarlet menjelaskan sedikit keadaanya 

“Diperintah?” tanya James singkat

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status