Bruno meminta maaf berkali-kali kepada Manda karena sudah membuat Daniel mengamuk dengan kedatangannya ke Mansion itu."Sudahlah! Jangan dipikirkan. Bukankah kau yang paling mengenal kakakmu itu?" tanya Manda yang mengantarkan Bruno untuk keluar dari Mansion dan meninggalkan dia bersama Daniel.Daniel yang saat ini sedang berada di atas balkon kamar mereka terus menatap interaksi antara Manda dan Bruno yang terlihat begitu akrab. "Sejak kapan laki-laki b******* itu dekat dengan istriku? Apa sebenarnya yang dia rencanakan? Setelah mendekati Natalia, kini dia mulai juga mendekati Manda. Apa dia tidak punya kerjaan??" Tanya Daniel yang merasa begitu geram melihat Bruno saat ini sedang tertawa dengan Manda.Kalau mengikuti kata hatinya Dia pasti sudah berlari ke lantai bawah dan menghajar habis-habisan pemuda itu. Tetapi ketika mengingat tentang Manda, membuatnya seketika mengurungkan keinginannya tadi. Dia sangat mengenal Manda yang tidak suka dengan kekerasan.Daniel akhirnya hanya bisa
Manda mengalihkan pandangan Matanya dari Daniel. Dia tidak ingin membuat lelaki itu geer kalau mengetahui dia memperhatikannya sejak dia keluar dari masjid yang ada rumah sakit.EhmmmManda melirik sekilas pada Daniel yang berdehem di dekatnya. Entah apa maksud dia. "Shalat dulu, aku akan menunggumu disini sambil menunggu pesanan makan malam untuk kita," perintah Daniel sambil mengotak-atik ponselnya tanpa melihat ke arah Manda.Manda mengikuti apa yang dikatakan Daniel. Walaupun di dalam hatinya merasa tidak senang karena lelaki itu lebih sibuk dengan ponsel daripada dirinya. Manda mendengus kesal karena Daniel masih saja tidak mau melihat ke arahnya begitu lama. Padahal Daniel sedang fokus memesan makanan untuk mereka.Manda memilih fokus ibadah dari pada makan ati mengharapkan perhatian dari Daniel. Dua pasang manusia yang sebenarnya sama-sama peduli, tetapi sama-sama gengsi untuk mengungkapkan perasaan masing-masing. Tapi mereka selalu beringas saat ada di atas ranjang. Buktinya se
"Apa kau ingin Aku mengalah untuk kau bisa mewujudkan cintamu dengan wanita itu?" tanya Manda dengan suara bergetar.Daniel tersenyum tipis melihat Manda yang tampaknya terpengaruh dengan ceritanya. Daniel sebenarnya sedang menjahili Manda karena dia begitu penasaran ingin mengetahui perasaan wanita yang selama ini selalu terlihat arogan di hadapannya. Dia senang karena Manda memperlihatkan gejala cemburu ketika dia bercerita tentang wanita yang ada di dalam imajinasinya."Apa kau cemburu dengan wanitaku?" tanya Daniel sambil menulis teks wajah Manda yang memerah karena menahan rasa malu.Manda memilih untuk berlari dan meninggalkan Daniel yang sedang tersenyum bahagia. Karena menyadari ada setitik harapan untuk dirinya bisa memperbaiki rumah tangga mereka. "Setidaknya dia masih merasakan cemburu kepadaku. Apa aku perlu membayar Natalia kembali untuk menjadi kekasih gadunganku? Untuk membuat Manda cemburu dan membantunya menyadari perasaan cintanya untukku. Kayaknya itu ide yang bagus!
Pesona seorang Daniel memang benar-benar meresahkan bagi Manda. Sampai siang dia masih berada di balik selimutnya setelah semalaman di gempur habis-habisan oleh suaminya yang entah sedang kesetanan apa. Seorang Daniel Andersen pagi-pagi sudah bangun dan membuatkan sarapan untuk istrinya yang masih kelelahan di atas rancang setelah pertarungan sengit di antara mereka. "Sayang, bangun. Sarapan dulu yuk!! Kasihan anak kita kalau kamu kelaparan!" Daniel mencium kening Manda dengan lembut.Manda benar-benar menikmati momennya bersama dengan suaminya yang sebenarnya sangat jarang bisa dia rasakan. Setelah turun dari ranjang, ada kemungkinan mereka akan kembali ribut. Manda sendiri tidak mengerti dengan perasaannya ketika berhadapan dengan Daniel yang selalu naik turun dan berubah-ubah. "Kalau kau tidak bangun, aku jamin kau akan menyesalinya. Aku akan mengerang kamu lagi sampe pingsan!" ancam Daniel sambil memposisikan dirinya di samping Manda yang sontak langsung membuka kelopak matanya.
Natalia datang ke mansion Daniel dengan koper dan mobil perusahaan yang tadi menjemputnya. Natalia menelan salivanya dengan susah payah saat dia melihat Daniel yang sedang memangku Manda sambil menyuapi makanan. Dengan begitu telaten Daniel mengikuti semua yang diinginkan oleh Manda tanpa banyak protes. Hatinya begitu sakit dan terbakar cemburu. Dulu dia juga dimanjakan seperti itu oleh Daniel. Tapi sekarang hilang bagai debu.'Apakah kau sengaja memperlihatkan ini semua di hadapanku untuk menyadarkan bahwa kau sekarang bukan milikku lagi?' batin Natalia dengan pedih.Cinta tak sampai ternyata sesakit itu. Dia pernah mengecap manisnya dicintai oleh Daniel yang perhatian dan selalu memanjakannya. Tetapi dia harus terima dan selalu makan hati. Karena lelaki itu yang tidak pernah bisa menetap pada satu wanita. Tapi Natalia merasa puas ketika Daniel selalu kembali padanya saat para wanita itu tak mampu memuaskan hasratnya yang tinggi.EhemehemDeheman dari asisten Daniel memecah kehening
Natalia benar-benar merasakan sakit hati atas apa yang dilakukan oleh Daniel kepadanya. Pria berhati dingin itu benar-benar tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk dicintai lagi."Aku akan bekerja sama denganmu untuk menghancurkan mereka," Natalia terlihat begitu marah saat ingat kembali dengan apa yang sudah dilakukan oleh Daniel saat di mobil tadi.Bahkan ketika mereka sudah berada di jet pribadi pun Daniel tetap acuh dan cuek kepadanya. Semua rencana yang sudah dia susun sejak semalam hancur berantakan karena Daniel yang tidak mau dekat dengannya barang sejengkal pun. Hal itu tentu saja benar-benar membuat Natalia sangat frustasi."Apakah kau yakin akan bekerja sama denganku untuk menghancurkan kakakku yang tercinta? Aku sungguh tidak yakin dengan hatimu yang rapuh akan sanggup melihat Dia menderita," di sebrang sana terdengar Bruno yang tertawa terbahak-bahak.Bruno benar-benar merasa bahagia karena Natalia tertarik untuk bekerja sama dengannya dalam menghancurkan Daniel. Bruno
Pak Bayu terus menatap Manda tanpa berkedip. Dia bahkan duduk di samping Manda. "Siapa namamu?" tanya Pak Bayu saat Daniel pergi ke toilet. Dia merasa senang ketika Daniel meninggalkan mereka berdua.Manda tersenyum, "Nama saya Manda, senang bisa bertemu dengan Pak Bayu disini," jawab Manda pelan.Manda sudah mengenal reputasi Pak Bayu dari Daniel. Sepanjang perjalanan menuju restoran Daniel membicarakan perangai lelaki itu. Tampaknya Manda memang harus ekstra keras untuk menghadapi bandot tua itu yang suka bermain wanita saat menemui rekan bisnisnya."Maaf, saya lama," Daniel tiba-tiba sudah berada di antara mereka berdua yang membuat Pak Bayu cemberut karena niatnya belum bisa terwujud tapi Daniel sudah datang.Tadinya dia mau menyuruh Manda untuk meminum minuman yang sudah disiapkan lalu membawa Manda pergi dari sana menuju hotel yang sudah dia pesan. Pak Bayu ingin mendapatkan mandah sejak pertemuannya di bandara saat Manda datang ke kota itu.Manda dan Pak Bayu memang sudah bertem
Daniel menerima telpon dari anak buahnya yang dia perintahkan untuk mengawasi Pak Bayu. Daniel mengerutkan kening saat menerima laporan dari anak buahnya tentang hal yang terjadi kepada Pak Bayu."Amankan pria tua itu. Bereskan penjahat yang mencoba menyakiti dia. Persiapankan segalanya! Aku mengandalkanmu!" Daniel kemudian menutup teleponnya.Daniel merenung sebentar sebelum dia menemui Manda yang baru keluar dari kamar mandi. "Ada apa?" tanya Manda saat melihat Daniel tampak linglung dan bingung."Pak Bayu kritis di rumah sakit. saat dia menuju ke hotelnya ada seseorang yang menyerangnya." terang Daniel pada Manda yang kaget mendengar hal itu."Siapa yang sudah melakukan itu kepadanya? Bukan kamu, kan?" tanya Manda agak ragu.Tetapi Manda kembali mengingat raut wajah Daniel yang penuh amarah ketika melihat Pak Bayu yang terus menggodanya dan melakukan banyak hal yang tidak disukai oleh Daniel.Manda menelan salivanya dengan susah payah. 'Apa Daniel yang sudah membunuh Pak Bayu?' bati