Natalia datang ke mansion Daniel dengan koper dan mobil perusahaan yang tadi menjemputnya. Natalia menelan salivanya dengan susah payah saat dia melihat Daniel yang sedang memangku Manda sambil menyuapi makanan. Dengan begitu telaten Daniel mengikuti semua yang diinginkan oleh Manda tanpa banyak protes. Hatinya begitu sakit dan terbakar cemburu. Dulu dia juga dimanjakan seperti itu oleh Daniel. Tapi sekarang hilang bagai debu.'Apakah kau sengaja memperlihatkan ini semua di hadapanku untuk menyadarkan bahwa kau sekarang bukan milikku lagi?' batin Natalia dengan pedih.Cinta tak sampai ternyata sesakit itu. Dia pernah mengecap manisnya dicintai oleh Daniel yang perhatian dan selalu memanjakannya. Tetapi dia harus terima dan selalu makan hati. Karena lelaki itu yang tidak pernah bisa menetap pada satu wanita. Tapi Natalia merasa puas ketika Daniel selalu kembali padanya saat para wanita itu tak mampu memuaskan hasratnya yang tinggi.EhemehemDeheman dari asisten Daniel memecah kehening
Natalia benar-benar merasakan sakit hati atas apa yang dilakukan oleh Daniel kepadanya. Pria berhati dingin itu benar-benar tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk dicintai lagi."Aku akan bekerja sama denganmu untuk menghancurkan mereka," Natalia terlihat begitu marah saat ingat kembali dengan apa yang sudah dilakukan oleh Daniel saat di mobil tadi.Bahkan ketika mereka sudah berada di jet pribadi pun Daniel tetap acuh dan cuek kepadanya. Semua rencana yang sudah dia susun sejak semalam hancur berantakan karena Daniel yang tidak mau dekat dengannya barang sejengkal pun. Hal itu tentu saja benar-benar membuat Natalia sangat frustasi."Apakah kau yakin akan bekerja sama denganku untuk menghancurkan kakakku yang tercinta? Aku sungguh tidak yakin dengan hatimu yang rapuh akan sanggup melihat Dia menderita," di sebrang sana terdengar Bruno yang tertawa terbahak-bahak.Bruno benar-benar merasa bahagia karena Natalia tertarik untuk bekerja sama dengannya dalam menghancurkan Daniel. Bruno
Pak Bayu terus menatap Manda tanpa berkedip. Dia bahkan duduk di samping Manda. "Siapa namamu?" tanya Pak Bayu saat Daniel pergi ke toilet. Dia merasa senang ketika Daniel meninggalkan mereka berdua.Manda tersenyum, "Nama saya Manda, senang bisa bertemu dengan Pak Bayu disini," jawab Manda pelan.Manda sudah mengenal reputasi Pak Bayu dari Daniel. Sepanjang perjalanan menuju restoran Daniel membicarakan perangai lelaki itu. Tampaknya Manda memang harus ekstra keras untuk menghadapi bandot tua itu yang suka bermain wanita saat menemui rekan bisnisnya."Maaf, saya lama," Daniel tiba-tiba sudah berada di antara mereka berdua yang membuat Pak Bayu cemberut karena niatnya belum bisa terwujud tapi Daniel sudah datang.Tadinya dia mau menyuruh Manda untuk meminum minuman yang sudah disiapkan lalu membawa Manda pergi dari sana menuju hotel yang sudah dia pesan. Pak Bayu ingin mendapatkan mandah sejak pertemuannya di bandara saat Manda datang ke kota itu.Manda dan Pak Bayu memang sudah bertem
Daniel menerima telpon dari anak buahnya yang dia perintahkan untuk mengawasi Pak Bayu. Daniel mengerutkan kening saat menerima laporan dari anak buahnya tentang hal yang terjadi kepada Pak Bayu."Amankan pria tua itu. Bereskan penjahat yang mencoba menyakiti dia. Persiapankan segalanya! Aku mengandalkanmu!" Daniel kemudian menutup teleponnya.Daniel merenung sebentar sebelum dia menemui Manda yang baru keluar dari kamar mandi. "Ada apa?" tanya Manda saat melihat Daniel tampak linglung dan bingung."Pak Bayu kritis di rumah sakit. saat dia menuju ke hotelnya ada seseorang yang menyerangnya." terang Daniel pada Manda yang kaget mendengar hal itu."Siapa yang sudah melakukan itu kepadanya? Bukan kamu, kan?" tanya Manda agak ragu.Tetapi Manda kembali mengingat raut wajah Daniel yang penuh amarah ketika melihat Pak Bayu yang terus menggodanya dan melakukan banyak hal yang tidak disukai oleh Daniel.Manda menelan salivanya dengan susah payah. 'Apa Daniel yang sudah membunuh Pak Bayu?' bati
"Apa sudah beres?" tanya Daniel ketika dia mengelap mulutnya dengan kain yang ada di atas pangkuannya. Sang asisten hanya mengangguk. Manda yang baru selesai dengan masak paginya lalu duduk di samping Daniel. "Duduklah di sampingku, sayang. Kau akan membuat para pekerja ku kehilangan pekerjaannya kalau kamu serajin itu. Kasihan mereka, sayang. Mereka butuh menghidupi anak dan keluarga mereka." Daniel mencium tangan Manda yang dia genggam.Manda kaget mendengar ucapan Daniel, "maksud kamu?" tanya Manda bingung."Kalau kamu melaksanakan tugasmu sebagai seorang istri dan melakukan semua pekerjaan rumah. Lalu mereka kerja apa? Kalau mereka tak berguna, lebih baik aku rumahkan mereka saja bukan?" tanya Daniel sambil tersenyum pada Manda yang masih cengo."Tugasmu hanyalah melayaniku di atas ranjangku dan melahirkan banyak anak untuk keluarga Anderson. Biarkan semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh pekerja. Ok?" tanya Daniel sambil menepuk bokong Manda dengan pelan.Manda sampai tersedak kar
"Tuan, ada polisi yang ingin bertemu dengan anda." Daniel melirik sekilas ke arah Manda yang terkejut mendengar hal itu.Manda mendekati Daniel, "Bagaimana kalau mereka hendak menangkapmu karena masalah itu?" tanya Manda sangat khawatir dengan suami nya yang sudah melakukan banyak hal untuk menolongnya dan perusahaan ayahnya.Daniel menggeleng, "Jangan khawatir. Aku akan baik-baik saja. Lebih baik kau pulanglah bersama asistenku. Tunggu aku di rumah, ok?" tanya Daniel sambil mengelus lembut pipi Manda.Manda mengeleng berkali-kali dan menolak apa yang dikatakan Daniel. "Aku benar-benar ingin bersamamu! Tolong biarkan aku disisimu untuk kali ini. Aku tidak akan bisa tenang kalau meninggal kamu di sini bersama polisi. Aku mohon!" Manda melipat kedua tangannya di depan dada dan memasang wajah memelas yang membuat Daniel tak berkutik.Daniel mengangguk lalu bangkit menuju sofa. Genggaman tangan Manda benar-benar sukses menenangkan hatinya yang sedikit galau. Daniel sampai saat ini masih be
"Apakah kau merasa terganggu dengan rencana pernikahan Bruno dan Natalia?" tanya Manda pada Daniel yang sejak kepulangan mereka hanya diam dan murung.Daniel melirik pada Manda, menghela nafas sejenak lalu melambaikan tangannya, meminta Manda untuk mendekat kepadanya."Aku merasa senang kalau mereka benar-benar menikah. Kenapa? Apa kau berfikir kalau aku tidak bisa melepaskan perasaanku kepada Natalia? Jangan konyol! Hahaha! Sejak dulu aku tidak pernah mencintai wanita itu. Aku hanya menjadikan dia sebagai tameng agar bisa lepas dari para wanita yang terus mengejarku dan menginginkan engkau menjadi kekasih mereka."Manda merasa lega dengan jawaban Daniel, "Aku sudah memiliki dirimu jadi sudah tidak butuh dia lagi. Bagiku, kau seorang sudah cukup untuk menghempaskan semua wanita di luar sana yang memimpikan untuk menjadi Nyonya Anderson!" Daniel terlihat begitu jumawa dimata Manda. Dia tidak suka hal itu.Manda diam. Entah kenapa dia merasa tidak nyaman mendengar perkataan Daniel. "Apa
"Kau sudah bangun, sayang?" tanya Daniel pada Manda yang sedang menggeliatkan tubuhnya.Entah kenapa Daniel selalu terpesona kepada istrinya setiap kali bangun tidur. Ada yang bilang kecantikan seorang wanita yang hakiki adalah saat dia bangun tidur dan pertama kali membuka mata di pagi hari. Tanpa make up, tanpa apapun. Setiap hari dia selalu merasa jatuh cinta kepada istrinya."Ah, kenapa aku ada disini?" tanya Manda pada diri sendiri. Manda tampak mengingat kembali apa yang terjadi tadi malam. Manda mengerutkan keningnya setelah ingat kejadian yang membuat dia memutuskan untuk tidur di kamar mandi, "untuk apa kau membawa aku kesini?" tampak Manda kesal sekali."Padahal aku berencana untuk meninggal saja di sana. Buat apa aku hidup kalau hanya melihat suamiku yang hobby tebar pesona sama wanita cantik di luar sana?" Kesal Manda ketika dia mengingat kembali apa yang dikatakan oleh Daniel kepadanya.Daniel terbelalak mendengar perkataan Manda. Dia tidak percaya kalau istrinya begitu t