Manda terus di rangkul oleh Daniel saat mereka berkunjung ke rumah ayahnya Manda, "untung saja tadi aku ke salon dulu, kalau tidak, Mama tiriku pasti akan menghina dan merendahkanku!" Sungut Manda ketika mereka melangkahkan kaki ke rumah Hendri yang begitu megah.Hendri yang duduk di kursi roda menyambut kedatangan mereka dengan senang. Entah kenapa Manda merasakan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh ayahnya. Tatapan Hendri begitu sayu dan lelah."Papa, Manda datang!" ucap Manda sambil memeluk tubuh ayahnya yang semakin kurus.Hendri mengangguk. Dia kemudian memberi isyarat kepada Manda dan Daniel untuk masuk ke rumah, menuju ruang makan.Laras terus berada di dekat suaminya. Seakan takut jika Manda memiliki kesempatan untuk bertemu dengan ayahnya secara empat mata.Manda bukanlah orang bodoh yang bisa dikelabui dengan begitu mudah. Dia bisa merasakan keganjilan sikap ayahnya. Sejak kejadian itu, Hendri memang mengalami stroke ringan dan membuat dia kesulitan untuk bicara maupun
Tepat jam 23.00 terdengar suara mobil memasuki pekarangan Mansion. Daniel membuka pintu untuk menyambut kedatangan Camelia. Asistennya membuka pintu untuk Camelia."Nyonya selamat beristirahat. Besok saya akan menjemput anda," pamit asistennya setelah melihat Camelia keluar dari mobil.Camelia hanya mengangguk dan berjalan ke arah Daniel dan Manda yang sudah menunggunya di teras mansion. "Kalian belum tidur?" tanya Camelia sambil melihat ke arah Manda yang tampak mengantuk.Camelia memicingkan matanya ketika melihat perut Manda yang membuncit, "apakah kau sedang hamil?" tanyanya sambil menatap tajam kepada Manda Yang sepertinya merasa sungkan kepadanya.Manda pernah mendengar tentang Camelia yang memiliki reputasi yang begitu bagus di kalangan para pengusaha. "Benar, Mah. Istriku memang sedang hamil. Kenapa?" tanya Daniel dengan wajah dingin.Manda merasakan tubuhnya panas dingin melihat aura tidak bersahabat antara ibu dan anak yang berdiri di depannya. "Apakah istrimu membutuhkan seo
Camelia terus memperhatikan Manda yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka. Dia merasa takjub dengan Manda yang begitu cekatan dengan pekerjaan rumah yang dia kerjakan saat ini."Sudah Manda! Kamu cepat kembali! Cepat ke sini dan kita makan pagi bersama. Biarkan para pembantu itu bekerja dan melakukan tugasnya. Ingat Manda! Kamu berada di Mansion ini sebagai Nyonya bukan sebagai pembantu!" Ucap Camelia mengingatkan status Manda.Manda hanya meringis mendengar ucapan Camelia yang begitu. "Aku hanya ingin melayani mama dan suamiku sendiri. Mah, aku tidak keberatan untuk melayani kalian berdua!" Manda tersenyum kepada Camelia yang hanya menggelengkan kepalanya mendengar perkataan menantunya.Camelia sekarang mengerti kenapa Daniel begitu tergila-gila kepada wanita yang kini ada di hadapannya. "Kamu saat ini sedang hamil cucu keluarga Anderson! Kamu harus menjaganya dengan baik. Paham?" tanya Camelia menekankan perkataannya kepada Manda.Daniel meraih tangan Manda untuk duduk di sampin
"Menyebalkan!! Manda selalu merasa sok keren, hanya karena dia menjadi Nyonya Anderdon. Menyebalkan!" Brina terlihat begitu murka karena dia merasa terhina saat teman-teman sosialitanya membandingkan dirinya dengan Manda di acara mereka.Laras yang melihat anaknya mengamuk menjadi penasaran, "kamu kenapa sih? Pulang-pulang malah mengamuk begitu. Ada apa?" tanya Laras sambil melihat tas branded yang baru saja dia beli. Brina melirik ibunya dengan kesal."Kenapa sih, buat mama, tas jauh lebih penting dari pada anak sendiri?" kesal Brina dengan bibir cemberut karena kesal.Laras melihat Brina yang masih marah padanya, "teman-teman pada memuji Manda yang katanya sudah jadi orang kaya raya. Mereka meminta padaku untuk membuat pesta untuk mereka bisa kenalan dengan Manda. Menyebalkan sekali!" Sungut Brina kesal.Laras mendekati Brina yang sampai saat ini masih belum bisa menerima status baru Manda. Dulu mereka menghalalkan segala cara untuk merebut Matteo. Harapan mereka agar Manda tersiksa
Bruno melihat Camelia dan Daniel yang selalu nampak seperti ibu dan anak yang begitu sempurna. Sejak dahulu Bruno selalu Iri kepada Daniel yang begitu dicintai oleh Camelia."Hanya Daniel yang selalu dia sayang. Entah apa kesalahanku yang membuat dia begitu membenciku. Baiklah! Tidak masalah sama sekali! Aku tidak bisa mendapatkan kasih sayang kalian. Maka aku harus mendapatkan seluruh harta keluarga Anderson!" Tekad Bruno dengan penuh amarah.Saat ini Bruno sedang menghadiri sebuah gala Premiere perusahaan keluarga mereka. Akan tetapi bruno begitu marah karena semua perhatian hanya tertuju kepada Daniel dan Camelia sementara dirinya Hanya seperti boneka pajangan yang tak dianggap oleh siapapun."Bruno, kenapa kamu sejak tadi hanya berdiri di pojokan saja? Ayo gabung dengan yang lain!" tiba-tiba saja Natalia sudah menggamit lengannya dan mengajak Bruno untuk bertemu dengan tamu yang lainnya.Bruno awalnya menolak karena dia memang tidak terlalu tertarik untuk mendekati ataupun mengemi
Semua orang begitu sibuk dengan pesta akan tetapi Matteo lebih tertarik untuk mendekati Manda yang sangat dia rindukan. Walaupun rencana pernikahannya dengan Brina dalam persiapan, tetapi Matteo tidak perduli sama sekali dengan hal itu. Dia masih penasaran untuk mendapatkan Manda."Kenapa kamu di sini sendirian di mana suamimu, huh?" tanya Matteo sambil mencekal lengan Manda dan membawanya ke sebuah ruangan kosong. Manda sudah berusaha untuk melepaskan tangannya tetapi gagal. Semua orang tampak sibuk dengan urusan mereka sendiri di dalam pesta itu sehingga tidak memperdulikan apa yang terjadi kepada Manda. Manda ketakutan saat melihat mata Matteo yang menambahkan aura kebencian dan amarah yang besar kepadanya.Matteo menghempaskan tubuh Manda ke ranjang yang ada di dalam ruangan itu dan berniat hendak melakukan sesuatu yang mesum untuk melecehkan Manda. "Selama ini kamu selalu bersikap sok suci di hadapanku. Tapi kamu terlihat begitu murahan ketika berhadapan dengan Daniel. Kau adala
Manda menangis dalam pelukan Daniel. Dia amat sulit melupakan kejadian buruk yang menimpanya karena perbuatan Matteo. "Sayang, kamu harus bisa melupakan kejadian itu. Kasihan anak kita di dalam kandunganmu pasti juga akan merasakan stress jika ibunya mengalami trauma seperti ini." Daniel berusaha untuk menasehati Manda agar bisa tenang.Dia sadar bahwa semua itu adalah kesalahannya yang sudah teledor menjaga istrinya. "Seandainya saja tadi aku tidak meninggalkanmu di pesta sendiri, pasti bajingan itu tak akan berani macam-macam padamu." Sesal Daniel sambil memeluk erat tubuh Manda yang gemetar karena tangis."Laki-laki bajingan itu mungkin tidak pernah memikirkan perasaan orang lain. Dia hanyalah egois dan suka memerankan playing Victim. Aku benci dengan dia!" Manda menghapus air matanya dengan kasar.Daniel bisa melihat kebencian di matanya. Daniel bisa mengerti luka yang begitu besar yang sudah disayatkan oleh Matteo kepada istrinya. "Kita ke dokter ya? Mungkin akan bagus jika kau b
"Kau baik-baik saja?" tanya Bruno saat dia melintas di depan Mansion Daniel dan melihat Manda membawa kopernya dengan amarah yang begitu kentara di wajah cantiknya.Manda mengacuhkan Bruno dan berlalu begitu saja. Sementara itu Daniel yang melihat dari kejauhan memerintahkan anak buahnya untuk mengawal Manda dan memastikan keselamatannya.Daniel sudah diancam oleh Manda kalau sampai berani menghalangi kepergian dirinya dari mansion. Manda akan menggugurkan anak yang ada di dalam kandungannya. Mendengarkan ancaman itu, tentu saja nyali Daniel menciut seketika. Karena dia yang paling mengerti bahwa keluarga besarnya sudah mengharapkan dan menantikan kelahiran putranya sebagai pewaris keluarga Anderson."Pastikan dia selamat dan mendapatkan semua kemudahan. Aku ga akan memaafkanmu kalau sampai terjadi apa-apa kepada istri dan anakku. Paham?" tanya Daniel pada pengawal kepercayaannya yang selama ini selalu dia andalkan dalam segala hal."Siap, Tuan! Saya permisi!" Pamitnya dengan segera.