Share

Ranjang Panas Sang Sekretaris
Ranjang Panas Sang Sekretaris
Penulis: Mima Rahyudi

1. Sesuai Permintaan, Sayang....

“Akh…..” terdengar desahan panjang keluar dari bibir mungil si pemilik tubuh seksi dan menggairahkan, tubuhnya juga menggeliat dasyat.

Bagaimana tidak mendesah panjang, ketika bibir seorang pria tengah menyesap dan mengulum puncak pink salah satu gundukan kenyal miliknya, sedangkan sebuah tangan kekar tengah meremas-remas gundukan miliknya yang satunya. Dua buah gundukan nan kenyal itu telah dikuasai pria tampan yang sudah sejak setengah jam yang lalu sepertinya tidak ada capeknya untuk menyesap, menjilat dan mengulum. Seolah-olah menemukan. Air kehidupan yang selama ini tidak pernah dia temukan dalam perjalanan panjangnya.

Lelaki tampan itu tersenyum dengan sangat manis, kemudian mendekatkan wajahnya pada wanita itu lalu mencium bibir wanita itu dengan lembut, dan detik selanjutnya sang wanita merasakan tubuhnya melayang bersamaan dengan suara petir diluar sana, diiringi hujan deras, membuat suasana semakin mendukung dua anak manusia untuk saling beradu peluh di ranjang.

Beryl Jovanka, wanita berusia 25 tahun, berprofesi sebagai seorang sekretaris di sebuah perusahaan eksport import makanan ringan, selalu mengikuti kemanapun sang pemimpin perusahaan pergi melakukan perjalanan bisnisnya, sekaligus perjalanan panas mereka. Beryl tidak pernah menyangka, sejak tiga tahun yang lalu berpindah pekerjaan.

Menyebabkan dirinya bertemu dengan pria setampan dan semanis Gabriel Daffa Dirgantara, atau biasa dipanggil Gaga. Pemimpin perusahaan tempat Beryl bekerja dan menjadi sekretarisnya. Pria tampan berusia 27 tahun, jangan lupa juga seorang pria berdarah Inggris, tampan itu sudah pasti.

Beryl bahkan tidak peduli sang bos sudah memiliki seorang istri, namun memang belum dikaruniai anak, entah karena apa. Beryl, sang sekretaris yang selalu memenuhi segala keperluan sang bos dalam pekerjaannya maupun perjalanan bisnisnya, sekaligus melayani sang bos ketika ranjang mereka terasa dingin sehingga memerlukan sentuhan panas dari setiap gerakan pertautan mereka. Hubungan asmara mereka selama ini memang tidak pernah terekspos oleh publik, mengingat Mommynya Gaga tidak setuju dengan hubungan mereka berdua.

"Jalan-jalan, Sayang. Nambah koleksi lingiere dan tas atau sepatu," kata Gaga sambil mendusel manja di dada wanita itu.

Wanita mana yang tidak suka dengan barang branded, meski harus melakukan kegiatan panas dengan suami orang pun, dia rela. Gaga tidak pernah absen menyapu setiap inchi tubuhnya dalam setiap kesempatan, bahkan di kantor pun pria itu kadang meminta Beryl untuk memberikan kenikmatan ranjang, sensasi bercinta diatas meja kerja tentunya.

"Sebentar, aku lelah," keluh Beryl, "Kamu benar-benar ganas sekali, sayang."

"Tapi kamu suka, kan?" tanya Gaga

"Siapa tidak suka dengan semua sentuhanmu. Pasti istrimu juga sangat suka dengan setiap sentuhanmu," jawab Beryl

"Aku tidak pernah menyentuhnya," kata Gaga, "Nggak ada nafsu sekalipun dia tidak memakai apapun didepanku."

"Hanya kamu yang membuat seluruh tubuhku bergetar dan selalu menginginkan lebih, bahkan jika boleh, bisa sampai 10 ronde," lanjut Gaga.

Beryl tentu sangat tersanjung dengan perkataan pria itu. Gaga memang benar-benar mencintainya. Sikap Gaga berbeda jauh jika bersama istrinya, Elena. Pria itu selalu dingin dan tidak memiliki rasa sama sekali pada wanita yang sudah satu tahun ini menjadi istrinya.

"Kenapa nggak diceraikan aja istrinya?" tanya Beryl, "Elena kan juga pasti tidak mau hubungannya di gantung terus."

"Elena mana mungkin mau meninggalkan aku, sumber keuangan dirinya dari mana kalau bukan dari aku. Kerja jadi model memang berapa penghasilannya?" jawab Gaga, "Selama dia belum mendapatkan pria yang bisa lebih dari aku, mana mungkin dia meninggalkan aku. Lagi pula ada Mommy. Aku tidak mau Mommy jadi sakit hanya karena masalah aku dengan Elena."

"Kamu nggak curiga dia ada hubungan dengan laki-laki lain?" tanya Beryl

"Buat apa curiga. Toh kami sepakat untuk tidak saling ikut campur urusan kami," jawab Gaga, "Sayang! Kenapa malah membahas dia! Ayo mandi atau aku terkam lagi!"

"Tidak mau!" teriak wanita itu yang langsung kabur ke kamar mandi, membuat Gaga terkekeh sendiri, suka sekali dia menggoda kekasih sekaligus sekretarisnya itu.

Mereka lalu keluar dari kamar hotel dan berbelanja, hampir semua tas belanja yang dipegang Gaga adalah belanjaan Beryl. Gaga tidak mempermasalahkan, karena dia memang suka memanjakan wanita itu, apapun yang ingin dibeli wanita itu langsung dipenuhi.

"Sayang, carikan oleh-oleh untuk Elena. Hanya formalitas saja," pinta Gaga seperti biasa.

"Akan aku carikan tas dan sepatu saja, dia kan model, suka tas dan segala macam bentuk sepatu," balas Beryl. Wanit itu juga tidak keberatan jika diminta Gaga untuk memilihkan oleh-oleh bagi istrinya, karena paling-paling hanya satu tas saja, sedangkan belanjaan miliknya bisa sampai 10 tas.

Keduanya lalu menikmati senja di sebuah cafe, menikmati makanan yang ada di cafe itu sambil bercanda ria, tidak peduli lagi tentang apa yang sebenarnya tengah mereka jalani selama ini, memiliki hubungan layaknya suami istri namun tanpa ikatan, mereka lakukan demi rasa cinta mereka yang begitu besar, namun terhalang status juga restu.

Akhirnya mereka kembali ke kamar hotel, dan seperti biasa, Gaga langsung menerjang tubuh sintal wanita itu, menciuminya dengan penuh hasrat, membuat Beryl belingsatan tidak karuan, apalagi posisinya didudukkan di meja tinggi yang ada dikamar itu.

"Sayang..." rengek Beryl, "Aku lelah."

"Lelah? Bener lelah"? tanya Gaga tidak percaya, "Kamu cukup diam dan menikmati saja, Baby."

Beryl mengerucutkan bibirnya, "Diam dan menikmati saja itu menurutmu, memangnya mendesah dan mencapai klimaks itu tidak butuh tenaga!?"

Gaga seketika tertawa terbahak-bahak mendengar ocehan kekasihnya, "Ayolah, sayang. Sekali saja lalu kita tidur. Seperti biasa, kamu hanya perlu mengeluarkan tenaga. Hanya untuk mendesah dan mencapai klimaks. Bagaimana?"

"Aku lelah, sayang," rengek Beryl, namun rengekan wanita itu tidak diindahkan pria yang sepertinya tidak memiliki rasa lelah itu. Kembali pria itu menerjang bibir sensual wanita cantik itu, hingga keduanya saling memagut. Semalas-malasnya Beryl melayani Gaga, namun pada akhirnya, wanita itu menikmatinya juga. Gaga memang selalu pandai membuat Beryl merasakan bagaimana rasanya terbang di awang-awang dengan segala sentuhan lembutnya.

“Minimal setengah jam, besok kita beli belanja lagi. Bukankah tadi kita belum sempat mampir ke gerai produk terbarunya Dior, aku lihat katalognya kemarin di internet, ada produk baru yang pastinya kamu sangat suka, dan didunia ini hanya ada lima, sayang, kamu tidak mau?” tanya Gaga sambil tersenyum, "Dan kali ini keluarkan cairanmu sebanyak mungkin, nanti aku habiskan lagi."

Wanita mana yang tidak suka dengan barang branded, meski harus melakukan kegiatan panas dengan suami orang pun, dia rela. Gaga tidak pernah absen menyapu setiap inchi tubuhnya dalam setiap kesempatan, bahkan di kantor pun pria itu kadang meminta Beryl untuk memberikan kenikmatan ranjang, sensasi bercinta diatas meja kerja tentunya.

"Sesuai permintaan sayang ...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status