Share

2. Tidak Pernah Tidur Dengannya

Beryl hanya tersenyum, tubuhnya tengah merasakan hunjaman otot berurat itu didalam palung lembahnya yang paling dalam, dan kali keempat Beryl mencapai klimaksnya diatas tubuh Gaga.

“Lanjutkan!” seru Gaga, “Baru setengah jalan waktunya. Aku belum puas kalau kamu benar-benar belum klimaks sampai 10 kali, Sayang."

Beryl berhenti sejenak untuk mengumpulkan tenaga, dan akhirnya kembali menggenjot Gaga dari atas, membuat Gaga sendiri berteriak pelan setiap kali merasakan tongkat beruratnya menyentuh bagian terdalam milik Beryl, seperti diremas-remas nikmat rasanya. Sebenarnya dia sudah lelah, tetapi kenikmatan mengalahkan segalanya, dia selalu ingin dan ingin lagi, seolah bercinta tidak pernah membuatnya puas, sedangkan Gaga. Pria yang memiliki kekuatan besar untuk bercinta sampai semalaman itu sepertinya selalu menginginkan dirinya klimaks berkali-kali dahulu baru dirinya puas.

Kamar hotel kelas suite room menjadi saksi bisu percintaan mereka, percintaan yang dilakukan tanpa ada ikatan sama sekali, perasaan suka sama suka dan saling membutuhkan saja yang selama ini mereka lakukan. Beryl dan Gaga lebih banyak menghabiskan waktu mereka di kamar ketimbang berduaan jalan-jalan menikmati suasana kota, bagi mereka bercinta adalah kepuasan tersendiri di sela-sela kesibukan pekerjaan mereka.

Akhirnya Gaga meminta Beryl turun dari atas tubuhnya dan meminta diposisi menungging, sehingga semakin terlihat jelas ceruk paling dalam di lembah itu, hingga tanpa perlu menunggu lama, tongkat berurat itu masuk kedalam ceruk itu dan melakukan gerakan maju mundur.

Beryl semakin berteriak nikmat ketika Gaga menghunjankan tongkat beruratnya didalam miliknya.

“Sayang!”

“Beryl! Ah! Aku suka ini!"

Terdengar teriakan dari keduanya bersamaan.

“Bersama, sayang,” kata Gaga, " Kamu benar-benar selalu membuatku puas, sayang! Ah! Aku suka sekali! Teruslah seperti ini untuk selanjutnya!"

Keduanya akhirnya sama-sama berteriak panjang, Beryl kembali memuncratkan isi lembahnya, sedangkan Gaga memuncratkan cairan hangatnya, menghantam dinding-dinding rahim Beryl.

Keduanya terlihat lemas setelah pergulatan panjang hampir dua jam lamanya. Gaga memeluk Beryl dari belakang, wanita itu sudah tertidur pulas karena lelah. Bagaimana tidak lelah, Gaga sudah membuatnya mencapai klimaks sebanyak

sepuluh kali, seperti yang selalu dia inginkan selama ini, sedangkan Gaga hanya sekali. Keduanya lalu tertidur pulas hingga pagi, dalam posisi berpelukan dan tanpa sehelai benangpun. Rasa lelah setelah percintaan mereka yang panas di ranjang, membuat keduanya terlihat tenang dan damai, meski mungkin hati keduanya sama-sama gundah, menjalani hubungan tanpa ikatan, dan sembunyi-sembunyi dari pasangan yang semestinya. Tetapi bukankah disitu letak sebuah sensasi hidup, manakala anak manusia tengah bosan dengan kehidupan yang selama ini dijalani.

Disisi lain, dibagian bumi yang lain, ternyata seorang wanita juga tengah beradu peluh dan hasrat dengan seorang pria. Mereka sama-sama juga melakukan hubungan terlarang, sang wanita tentu yang melakukan ini semua dibelakang pasangan sahnya.

“Elena, kenapa kamu selalu saja membuatku ketagihan, sih!” teriak pria yang tengah berada dibawah tubuh indah dan seksi itu, wanita yang dipanggil Elena itu tampak tersenyum sambil tetap menggerakkan pinggulnya naik turun, "Kamu semakin cantik dan menggairahkan. Aku suka, jangan pernah mau jika dijamah laki-laki lain, termasuk suamimu sendiri."

“Kamu suka kan?” tanya Elena sambil tersenyum

“Suamimu pulang kapan?” tanya pria itu lagi

“Tidak usah sekhawatir itu, suamiku melakukan perjalanan bisnis ke Singapura biasanya tiga harian disana.”

“Kalau begitu aku ingin bercinta sepanjang waktu bersamamu, Elena,” kata pria itu

“Tentu saja kita akan melakukannya bersama, Farhan. Hanya kamu yang mampu membuatku puas dan nikmat selama ini.”

Pergulatan panjang dan panas dilakukan. Dua sejoli itu diranjang milik sang wanita, tentu saja juga apartemen di wanita.

“Tapi kapan kita melakukan ini secara sembunyi-sembunyi terus sama kamu, sayang?” tanya Farhan, "Aku ingin bisa menggandeng tanganmu ketika kita jalan-jalan keluar, atau merangkulmu, menunjukkan bahwa kita pasangan yang romantis."

“Kalau aku sudah berhasil mendapatkan aset perusahaannya, sayang,” jawab Elena, “Kalau aku sudah mendapatkannya, maka aku akan meninggalkan dia, dan kita hidup bersama.”

“Kamu memang wanita cerdas, aku suka. Apalagi kamu seksi dan cantik, lengkap sudah hidupku memiliki wanita seperti kamu," kata Farhan sambil tersenyum.

Keduanya telah sama-sama tertidur didalam kamar apartement yang biasa mereka tempati.

.

.

.

Beryl masih tertidur pulas, didalam pelukan Gaga. Wanita itu tampak enggan membuka mata, padahal sedari tadi Gaga sudah menciumi wajahnya supaya bangun dan mandi bersama, mengingat sebentar lagi mereka harus bertemu klien lalu pulang ke Indonesia.

"Sayang, bangun...." kata Gaga dengan suara lembut, "Kita harus bertemu klien setelah ini, lalu kita pulang ke Indonesia."

"Aku masih mengantuk," Keluh Beryl sambil mengusap wajahnya

"Ayo, bangun!" Tiba-tiba tubuh Beryl seperti melayang, ternyata Gaga mengangkat tubuh Beryl dan membawa masuk kedalam kamar mandi, dan keduanya masuk ke dalam air hangat didalam bathtub. Mandi bersama, itulah yang selalu mereka lakukan jika tengah bersama. Kadang juga disertai dengan percintaan panas, terkadang juga tidak. Dan pagi ini Gaga tidak melakukan, sudah dipastikan terlambat bertemu klien jika dia menggarap sekretaris cantiknya itu.

Aktivitas seperti biasa dilakukan, Beryl sudah bersiap dengan setelan cantiknya, tentu saja dengan rok mini.

"Sayang, jangan pakai rok sependek itu besok-besok lagi, aku tidak suka," protes Gaga

"Kenapa?" tanya Beryl sambil membetulkan letak dasi pria itu

"Aku tidak suka. Tubuhnya hanya untukku, jadi jangan diperlihatkan ke laki-laki lain," jawab Gaga.

"Baiklah, tidak usah sesewot itu, Sayang. Lagi pula mana ada yang berani melirikku, mereka tahunya Pak Gaga sangat melindungi karyawan perempuannya," kata Beryl yang kemudian mengecup singkat bibir pria itu. Tahu jika pria itu tengah cemburu hanya karena masalah pakaian. Tapi pria itu akan langsung melunak setelah diberikan ciuman lembut.

Mereka lalu keluar dari kamar untuk sarapan dahulu, sebelum mereka bertemu dengan klien. Sarapan berlangsung dengan sedikit canda tawa diantara keduanya.

Sementara itu di belahan bumi lain, dua anak manusia juga baru saja beradu peluh diranjang mereka, disebuah kamar yang ada di apartement mewah.

"Hari ini suamiku pulang, aku juga harus pulang ke rumah," kata wanita yang tengah berada dalam pelukan seorang pria, "Aku harap kamu bersabar, kita pasti bisa selalu bersama tanpa perlu sembunyi-sembunyi lagi."

"Aku tahu, pulanglah, toh kita bisa bertemu kapanpun kita mau diluar jam kerjaku," balas sang pria sambil menciumi puncak kepala wanita yang cantik dengan rambut kecokelatan.

"Terima kasih mau bersabar untuk aku," kata wanita itu lagi.

"Elena, kapan aku pernah menuntut kamu untuk segera meninggalkan suami kamu itu? Tidak pernah, kan? Aku hanya tidak rela jika dia menjamah dirimu, itu saja," balas sang pria sambil mengecup kening wanita itu lagi, "Aku hanya ingin memilikimu secara utuh. Bukan lagi suami orang."

"Sejak menikah kami bahkan tidak pernah sekamar, kami hanya bersandiwara didepan keluarga kami saja," kata wanita bernama Elena itu, "Dan kamulah pria yang selama ini selalu berhasil membuatku mengerang nikmat di ranjang. Kamulah yang membuat aku selalu bisa bahagia. Kamu tentu tahu, pernikahan kami hanya diatas kertas."

"Aku hanya kadang tidak habis pikir, bagaimana kamu dan dia bisa menjalani pernikahan tanpa ada rasa cinta selama ini." Pria itu tampak terkekeh sendiri, "Kalau aku jadi kamu, lebih baik pergi dari rumah daripada hanya dianggap istri diatas kertas saja."

"Salah sendiri, mamiku terlalu berambisi untuk menjodohkan dengan anak teman arisannya yang kaya raya itu. Ya memang beneran kaya dan aku mendapatkan segala fasilitas yang aku inginkan, dan sekarang aku menikmatinya. Mas Farhan juga tahu kan, aku mana bisa hidup serba kekurangan."

Pria yang dipanggil Farhan itu hanya tersenyum, "Aku tahu, sayang. Hanya saja aku bukan pria kaya raya."

"Aku akan mendapatkannya sebentar lagi, sayang. Kamu hanya tinggal meneruskan saja kelak." Elena langsung naik ke tubuh pria tampan itu, "Kita akan hidup dalam suasana penuh cinta dan tidak akan kekurangan harta."

"Aku tahu, kamu pasti bisa," kata pria bernama Farhan itu sambil menowel hidung mungil wanita cantik bernama Elena.

Pagi mereka kembali membara, diatas peraduan kasih yang sesungguhnya terlarang, karena sang wanita bernama Elena itu, sesungguhnya adalah istri dari seorang Gabriel Daffa Dirgantara, atau biasa dipanggil Gaga, sang CEO dari berbagai perusahaan, dengan salah satunya adalah perusahaan makanan ringan dengan sekretarisnya bernama Beryl Jovanka.

"Ah,... sayang.... Puaskan aku...." kembali terdengar teriakan manja dari mulut Elena.

"Janji sama aku, jangan pernah meminta Gaga untuk melakukan hal ini!" Seru Farhan

"Aku hanya meminta pada mu selama ini!" balas Elena

"Memangnya kamu tidak pernah tidur bersamanya?" tanya Farhan. Cukup terkejut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status