Home / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 5. Diantar Pulang

Share

Bab 5. Diantar Pulang

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2024-11-12 09:27:12

Amira terkejut. Dia tidak suka keputusan Raga untuk mengantar. Amira bergerak gelisah di kursinya, di dalam mobil Raga yang masih melaju cepat di jalan.

“Enggak!” Amira menggeleng kuat. “Turunin aja gue di sini. Gue bisa pulang sendiri!”

Penolakan yang Amira katakan terdengar aneh di telinga Raga. Kenapa cewek itu mati-matian menolaknya? Padahal ada banyak perempuan yang rela mengantri untuk diantar pulang oleh Raga. 

Amira tegas menggeleng. Berulang kali dia mengucapkan tidak. Kedua tangannya memegang handle pintu mobil Raga kuat-kuat. 

“Berhenti! Berhenti di sini!”

Raga menyerah dengan teriakan Amira. Dia menuruti Amira dengan meminta supirnya untuk menepi.

“Buka pintunya, Raga!” Mohon Amira.

Tapi kali ini Raga mengatakan tidak. Dia membuat Amira menoleh, menatapnya.

“Kalo lo enggak mau gue anterin, kasih nomor lo.” Raga menyodorkan handphone miliknya. “Gue mau pastiin lo aman sampe di rumah.”

Amira menatap lama sebelum dia menerima handphone milik Raga. Jarinya mengetikkan nomor di layar yang menyala itu. 

Raga menerima kembali ponselnya dari Amira. Dia langsung menekan tombol panggil dan menyuruh Amira menjawab panggilan darinya. 

Amira mendengus. Tangannya meraih ponsel dari dalam tas. Dia pun menjawab panggilan Raga.

“Jangan tutup teleponnya sampe lo masuk rumah.”

Amira menurut dengan perintah Raga, membuat Raga mengangguk puas. Raga pun meminta supirnya untuk membuka kunci. 

Cklik.

Suara kecil yang mampu membuat Amira lega luar biasa. Dia bergegas meraih handle pintu mobil dan membukanya. Amira meloncat turun tanpa ragu. 

“Jangan tutup sampe lo nyampe!”

Amira tak menjawab teriakan Raga. Dia cuma mendengus kasar. Saat Raga lengah, Amira mengambil langkah seribu. 

“Heh!” 

Raga berteriak marah saat dia melihat Amira memutuskan panggilan sepihak. Amira berlari kabur, membiarkan Raga memaki dirinya sampai puas. 

Biar saja Raga marah. Amira tak berniat untuk membiarkan Raga tahu lebih banyak tentang dirinya. Dia tak mau lagi terlibat dalam urusan apapun dengan Raga!

*** 

Di dalam mobil, Raga berdecak kesal. Dia membuat supirnya mendengar kata mutiara indah untuk Amira. 

“Baru pertama kali gue ketemu cewek yang bener-bener nyebelin kayak dia!”

Raga menekan tombol panggil berulang kali sampai kesabarannya habis.

“Enggak diangkat!” 

Gerutuan Raga terhenti oleh suara mesin yang mati. Sepertinya dia sudah sampai di rumah. 

Pintu mobil terbuka. Supir Raga keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya. 

“Sudah sampai, Tuan.” 

Raga mengangguk. Dia pun melangkah turun dari mobil. Kakinya berjalan masuk ke dalam rumah. 

Di depan Raga, ada sebuah rumah mewah dengan tembok bercat putih. Di depan pintunya, ada Gavin, sang ayah, yang sedang berdiri menunggu Raga.

“Ayah sangat kaget mendapat kabar darimu!”

Gavin berlari mendekat. Dia tak bisa sabar menunggu Raga berjalan masuk. Langsung saja Gavin mengecek keadaan putranya. 

“Apa kamu terluka? Siapa orang-orang yang mengejarmu?”

Runtutan pertanyaan Gavin hanya dijawab oleh sebuah angkatan bahu dari Raga. 

“Enggak tau,” sahut Raga singkat. 

Gavin menghela. Dia menyesal karena bertanya. Tentu saja Raga tidak tahu apa-apa. 

“Ayah akan mencari tentang orang-orang itu. Yang terpenting sekarang kamu selamat dan baik-baik saja.”

Raga mengangguk santai. Jarinya kemudian menunjuk ke arah tangga yang menuju ke lantai dua, tempat kamarnya berada. 

“Boleh istirahat dulu, Yah? Raga capek.” 

Berlarian pastinya menguras tenaga. Selain itu Raga juga sedang malas menjawab pertanyaan Gavin yang tentunya akan sangat banyak. 

“Tentu. Kamu pasti lelah. Hari ini ayah akan mengurus orang-orang itu. Ayah pastikan besok kamu bisa berangkat ke sekolah dengan tenang.”

Gavin terdiam sebentar. Tiba-tiba saja dia mendapatkan sebuah ide bagus yang melintas. 

“Atau kamu mau pindah ke sekolah lain? Sepertinya sekolah barumu tidak memiliki sistem keamanan yang cukup.”

Benak Gavin mulai memilah nama-nama sekolah yang mungkin akan mereka pilih. Masih ada lusinan yang pasti lebih baik dari Laveire. 

“Enggak!” Seru Raga. Dia menggeleng keras. “Enggak perlu pindah.”

Gavin sedikit terkejut dengan penolakan Raga. Putranya itu terlihat sangat tidak menyukai ide yang dia berikan.

“Kejadiannya juga di luar sekolah! Itu juga bukan salah sistem keamanan,” tukas Raga. “Lagipula, sekolahnya menyenangkan ….” 

Gavin memandang Raga heran. Putranya itu sedang mengulas senyum yang sangat lebar sekarang, entah untuk apa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Yu.Az.
cieee. Raga
goodnovel comment avatar
Kurumi
ketemu gadis yg menarik hehe
goodnovel comment avatar
Alusha Veyya
Iya lah gamau pindah, kan ada amira wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Salam Hangat

    Cerita Amira dan Raga selesai sampai di sini. Tak bisa dilanjutkan lagi karena nanti jadi 18+. Hehe 🤭 Yang mau aku melanjutkan Amira dan Raga season dua, berikan like dan komentarnya sebanyak-banyaknya, ya! Terima kasih untuk semua yang sudah membaca dan memberikan dukungan. Cinta banyak-banyak. 🥰 Salam hangat, -Dewiluna-

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 263. Terima Kasih dan Selamat Tinggal

    “Pergi, dulu.” Setelah meminta izin pada Gavin, Andini, dan Heri, Raga dan Amira diantar oleh Ken. Alex sedang cuti untuk sementara waktu. Di asrama, Dika dan Dina menyambut Amira. Memang sedang libur semester, jadi suasana sekolah sepi. “Kak Amira mau pindah ke mana?” Dika bertanya penasaran. Amira tidak bisa memikirkan jawaban, jadi Raga yang mewakili. “Apartemen,” jawab Raga singkat. “Di sini ternyata enggak aman.” Amira tidak membantah. Dia biarkan saja Raga semaunya merangkai kebohongan tentang status juga tempat tinggal mereka. Terdengar hela kecewa dari mulut Dika. Meski begitu, Dika tetap membantu Amira berkemas. Dina pun melakukan hal yang sama. Dia tidak masalah di mana pun Amira tinggal, selama hubungan mereka baik. “Hati-hati di jalan ya!” Dina dan Dika melambai bersamaan. Kedua bersaudara itu mengantar Amira sampai ke depan gerbang. Amira memang tidak membawa semua barangnya. Dia cuma mengambil baju dan barang-barang penting. Sisanya bisa diambil nanti. “D

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 262. Awal Baru

    “Gue enggak ngerasa ini beneran,” ucap Amira. Setelah Amira dinyatakan benar-benar sembuh, Raga mengajaknya masuk ke dalam kediaman keluarga Wijaya. Raga tidak membiarkan Amira berhenti di depan pintu. Dia menarik Amira masuk ke dalam. Kali ini, tangan Amira tak terlepas dari genggaman. “Udah gue bilang, kan? Lo percaya aja sama gue,” sahut Raga sombong. Gavin dan Andini datang kemudian. Mereka menyambut Amira. “Kamu langsung bersiap saja.” Andini mendorong Amira masuk ke dalam salah satu ruangan. Di sana, sudah ada penata rias lengkap dengan para pelayan yang membantunya bersiap. Amira terus-menerus curiga, tapi tidak ada yang terjadi. Bahkan dia sudah mengecek masa depan dengan memegang semua orang, dan hasilnya sama. Tak akan terjadi apa pun. Semuanya berjalan lancar seperti seharusnya. “Sudah selesai.” Ucapan penata rias itu membuat Amira tertegun sesaat. Dia menghadap cermin lalu mendapati pantulan dirinya di sana. “Apa ada yang mau diperbaiki?” Penata rias itu

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 261. Jawaban untuk Pemenang

    “Gimana keadaan Bapak?” Tanya Amira saat menjenguk Reynald. Amira langsung menyeret Raga ke ruang rawat Reynald setelah tahu gurunya sudah sadar. Reynald tersenyum. “Baik.”Febby yang kemudian mewakili Reynald bicara lebih banyak. “Keadaannya udah stabil, jadi lo enggak perlu khawatir lagi.”Dia menepuk lengan Amira lembut. “Jangan merasa bersalah lagi, ya,” sambungnya. Amira mengangguk pelan. Melihat Febby yang tak lagi menangis membuat Amira merasa lega. “Mending lo istirahat, sana.” Febby membalikkan badan Amira. Dia menunjuk pintu keluar. “Tidur di atas kasur.”Amira menggeleng–menolak, tapi Febby memaksa. “Harus!”Perintah itu akhirnya dituruti Amira. Dia dibimbing Raga kembali ke dalam ruang rawatnya. Di sana, Raga langsung menyuruh Amira berbaring. “Akhirnya!” Raga ikut naik ke atas ranjang, berbaring di samping Amira. “Gue bisa tidur juga.”“Raga! Turun, ih!” Pekik Amira.Amira berusaha mendorong Raga menjauh, tapi pacarnya itu tidak bergerak. “Raga, gue tendang ya!” An

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 260. Harapan dan Doa

    “Pendarahannya parah,” gumam Febby, dengan suara putus asa. Amira menarik napas dalam, mencoba meredam rasa bersalah yang menyesakkan. Namun, dia tahu jika ini bukan waktunya untuk lemah, apalagi mengeluh.“Ayo kita berdoa, Kak. Gue yakin, Pak Reynald pasti bisa melalui ini semua.”Febby hanya mengangguk dengan tatapan kosong. Dia tidak ingin berharap, tapi hanya harapan yang tersisa untuknya. Amira ikut berdoa dalam hati. Dia sungguh tidak bisa membayangkan jika Reynald benar-benar pergi. Amira tak mampu hidup dalam rasa bersalah.“Amira,” panggil Raga lembut. Raga duduk di samping Amira, menemaninya. “Sini, deketan sama gue,” ucap Raga seraya memberikan satu bahunya agar Amira bisa bersandar.“Gue enggak ngantuk,” jawab Amira, keras kepala.Amira mungkin mengatakan jika dia tidak lelah, tapi wajahnya sudah kusut dan kedua matanya hampir terpejam.Hanya butuh beberapa menit sebelum akhirnya Amira be

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 259. Bertahan Bersama

    “Bangkeee!” Evan menjulurkan tangan, ingin menempeleng Raga. Namun, luka di tangannya membuat dia mengurungkan niat. Michelle sampai membantu Evan duduk kembali dengan tenang di kursinya. “Elo serius enggak punya rencana apa-apa?!” Evan memekik tak percaya. Padahal lagak Raga tadi sudah seperti orang serius. “Ada,” jawab Raga singkat. “Ini Amira lagi ngeliat rencana gue.” Amira yang mewakili Evan menyikut Raga. Dia juga kesal pada sikap pacarnya yang seenak udel begini. “Ngomongnya mau bikin perusahaan saingan. Hampir aja gue percaya!” Evan misuh-misuh. Sementara Raga, masih santai di samping Amira. Dia cuma mengangkat bahu sambil menjawab tenang. “Ya bagus, kan! Artinya tampang gue meyakinkan.” Raga menggampangkan masalah yang dia buat. Evan sudah sibuk mengomel. Michelle pun sama. Keduanya menatap Raga tak percaya. Mereka tidak pintar, tapi juga tidak bodoh untuk menyadari jika Raga hanya melakukan tindakan impulsif tanpa persiapan.“Terserah lo aja, deh!” Evan jadi lelah s

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 258. Keluar dari Garis Keluarga

    “Raga!” Heri akhirnya berteriak menghentikan Raga. Padahal, saat itu Raga baru mengambil dua langkah. Ternyata, cepat juga.“Ya?” Raga menoleh tanpa berbalik. Raga mengira Heri akan menyerah, tapi kakeknya itu tak mengiyakan. “Sembuhkan dulu lukamu.”Raga menggeleng kecewa. “Jawaban yang salah.” Kali ini Raga tidak menunggu lagi. Dia mendahului Evan, berdiri tepat di samping mobil temannya itu. Evan pun menyusul langkah Raga bersama Michelle. Terlihat wajah ayah Evan yang kebingungan. Meski begitu, pria paruh baya itu tetap mengikuti anaknya. “Berhenti!” Tangan Heri menghalangi Raga yang hendak membuka pintu mobil.Raga menoleh. Dia bisa melihat wajah Heri yang masam menahan amarah. Heri terlihat sangat tidak senang kali ini. “Apa, Kek?” Raga menggeleng sekilas. Dia memperbaiki kalimatnya kemudian. “Ada apa Tuan Heri Wijaya?” Tanya Raga, tanpa rasa bersalah. Heri menggeram. Dia

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 257. Sekarang atau Tidak Sama Sekali

    “Kakek lama sekali!” Keluh Raga. Dia menyambut Heri yang datang bersama banyak pengawal di belakang. “Akhirnya ….” Amira menghela lega.Senjata yang sebelum ini selalu dia pegang erat, akhirnya terlepas. Amira terhuyung ke belakang. “Amira!” Raga menangkap Amira tepat sebelum pacarnya itu terjatuh. “Sorry, gue lemes banget,” ucap Amira penuh penyesalan. Dia mencoba berdiri, tapi kakinya terasa lembek layaknya jelly.“Udah jangan dipaksa.” Raga membawa Amira ke dalam pangkuan. “Pegangan.” Raga berdiri dengan Amira di kedua tangannya. Amira menurut. Dia melingkarkan kedua tangannya di leher Raga, membiarkan sang pacar menggendongnya. Heri tidak bisa menegur Raga saat itu. Dia sedang sibuk menatap Vivian yang menangis sambil memohon. Suara sirine memecah keheningan. Mobil polisi, juga ambulans datang berturut-turut. Lalu, satu mobil mewah menyusul di belakang.“Evan!” Se

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 256. Serangan Balik Seorang Bocah

    “Tuan Raga! Awas!” Alex berusaha untuk mencegah Raga yang ikut campur dalam pertarungannya. Namun, tuan mudanya itu begitu keras kepala ingin membantu.Buk!Raga menendang Charly sekeras yang dia bisa. Tendangannya tepat mengenai perut pria itu. Namun, Charly tidak bergerak sama sekali.“Gelinya,” sindir Charly pada Raga. Dia meledek tendangan Raga yang menurutnya lembut seperti bantal bulu angsa. “Biar aku ajari cara menendang yang baik.” Charly menggerakkan kakinya. Raga melompat mundur, tapi dia tetap tidak bisa menghindar.“Argh!” Raga terpental. Dia berguling kesakitan di atas tanah yang keras.Alex langsung berdiri. Dia berlari menghampiri Raga. “Tuan!” Alex panik memeriksa keadaan Raga. Dia membantu Raga bangkit. “Gue enggak apa-apa,” ucap Raga, berusaha menenangkan Alex. Raga menunjuk ke arah Charly kemudian. “Fokus aja kalahin dia. Secepatnya.”Alex mengangguk patuh. Dia menunggu sampai Raga berdiri tegak sebelum memasang kuda-kuda untuk menyerang. Buk!Alex mencoba m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status