Home / Young Adult / Ratu Indigo VS Bad Boy / Bab 6. Mencari Petunjuk

Share

Bab 6. Mencari Petunjuk

Author: Dewiluna
last update Last Updated: 2024-11-12 09:28:28

Keesokan harinya sebelum bel berbunyi, kelas XI-A di Laveire masih sepi. Hanya ada beberapa siswa yang sedang mengobrol atau sekedar bermain handphone di kursi mereka masing-masing.

Diantara beberapa siswa itu, ada Raga. Raga sengaja datang lebih awal hari ini. Dia menunggu seseorang. Siapa lagi kalau bukan Amira.

“Hai!” Raga menyapa Amira di kursinya.

Amira terkejut mendapat sapaan pagi dari Raga. Dia sempat memicing sesaat untuk kemudian menoleh ke belakang. Siapa tahu sapaan itu bukan untuk Amira, tapi untuk orang lain.

“Gue ngomong sama elo. Emang siapa lagi?” Raga jadi kesal sendiri.

Belum-belum Raga sudah naik darah. Dia sudah cukup diabaikan oleh Amira.

Semua panggilan juga pesan singkat yang dikirim Raga sejak kemarin tidak berbalas sama sekali. Sampai seperti itu Amira menghindar darinya.

“Itu kuping masih ada, kan?” Sindir Raga.

Padahal Raga sudah menurunkan sedikit kadar egonya untuk menyapa Amira duluan, tapi cewek itu malah tidak menggubrisnya sama sekali.

“Ada,” jawab Amira akhirnya. “Mau apa?” Dia bertanya tanpa tertarik.

Amira masih belum menoleh dan malah sibuk mengeluarkan buku dari dalam tas, membuat Raga semakin kesal karena diabaikan.

“Muka gue di sini!” ketus Raga. Dia menutup paksa buku Amira.

Raga sampai repot-repot berdiri dari kursinya. Dia menunjukkan wajahnya dengan jelas di depan Amira. Aneh sekali. Biasanya cewek-cewek berebut ingin memandangnya, tapi yang satu ini malah enggan.

“Mau ngapain?”

Amira malah berdecak saat Raga menyodorkan wajah tampannya.

“Butuh apaan?” gerutu Amira kesal.

Amira sampai mengumpat dalam hati. Tidakkah Raga sadar kalau Amira sengaja menjauh?

“Perhatian,” jawab Raga singkat.

Amira langsung melotot. Jawaban ambigu dari Raga sukses membuat Amira mendapatkan tatapan cemburu dari semua siswi yang ada di kelas.

“Jangan ngomong sembarangan!” tukas Amira. Dia tidak mau ada salah paham.

Hidup Amira sudah sempurna sekarang. Dia ketua kelas. Hubungannya dengan guru baik, dan dia tidak punya masalah dengan teman kelasnya yang lain. Amira tidak mau Raga merusak itu semua.

“Emang bener,” sahut Raga dengan nada yang tak kalah tinggi. “Gue butuh perhatian lo. Gue mau tanya.”

Seorang Raga tidak peduli dengan tujuan hidup Amira, juga kedamaian yang gadis itu inginkan. Yang dia inginkan hanya jawaban.

“Tapi gue males jawab.” Amira melengos.

Amira dengan jelas menunjukkan wajah malasnya. Dia ingin agar Raga paham kalau dirinya sedang tak ingin diganggu.

“Gue sibuk. Belum ngerjain PR,” kilah Amira, memberikan alasan.

Namun, Raga bukanlah tipe orang yang mudah menyerah. Cowok itu malah dengan santainya memberikan ancaman.

“Gue bilang ke guru kalo elo enggak bantuin gue.”

Amira terkejut bukan main. Dia tidak percaya Raga menggunakan kata guru untuk menyudutkan dirinya.

“Dasar!” Amira bersungut kesal. “Cepu!”

Raga si pengadu. Cowok itu sungguh kurang ajar karena berani membawa kata keramat itu.

Amira jadi tidak bisa berkutik sama sekali. Sebagai seorang murid beasiswa, kata yang tidak bisa diabaikan Amira adalah kata 'guru' dan 'ujian'.

“Emang mau nanya apaan?” Bentak Amira sewot.

Amira terpaksa balas menatap Raga. Dia memberikan semua perhatian seperti yang cowok itu inginkan.

Raga mengangguk puas. Dia duduk kembali di kursinya, mulai berucap tentang apa yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman.

“Darimana lo bisa tau tentang orang-orang yang kemarin? Lo mata-mata?” tanya Raga penasaran.

Raga memang sudah memikirkan berbagai kemungkinan. Jawaban ini yang paling masuk akal.

“Bukan,” sahut Amira tegas. “Gue cuma kebetulan tau.”

Jawaban Amira sama saja dengan kemarin. Kebetulan, kebetulan terus! Memangnya masuk akal?

“Siapa bos lo?”

Raga masih keras kepala. Dia jelas menganggap Amira yang menjadi mata-mata lebih masuk logika daripada sekedar kebetulan.

“Tuhan!” sungut Amira.

Amira sudah jujur. Tuhan yang memberikan Amira kelebihan ini. Namun, Raga tidak puas dengan jawaban Amira. Dia terus bertanya sampai telinga Amira berdengung.

Tidak tahan, Amira beranjak dari kursinya. Dia berdiri, bergegas keluar kelas.

“Mau kemana?”

Raga ikut beranjak dari kursi. Dia mengekor langkah Amira. Raga hanya membuat jarak satu langkah dengan Amira yang berjalan di depannya.

“Kenapa ngikutin?” pekik Amira, kesal. “Mau ngapain?”

Sengaja Amira mempercepat langkah. Hanya saja, dia tidak bisa lepas dari Raga yang memiliki kaki-kaki panjang. Rasanya satu langkah Raga setara dengan dua langkah Amira.

“Gue masih mau tanya,” jawab Raga santai.

Raga berjalan di samping Amira. Tidak membiarkan Amira lolos.

“Tadi kan udah!” Amira berteriak marah. “Sana! Gue sibuk!”

Tangan Amira mengusir Raga menjauh. Sayangnya, cowok itu terus saja mengikuti Amira dengan keras kepala. Mereka sekarang malah sudah menjadi tontonan di lorong sekolah karena seperti sedang bermain kejar-kejaran.

“Amira!”

Teriakan Raga membuat Amira mempercepat langkah, tapi Raga malah berlari mengejar untuk mendahului. Sekarang cowok itu berdiri tepat di depan Amira.

“Jawab pertanyaan gue! Kalo enggak, gue bakal terus ikutin lo sampe lo jawab!”

Raga tidak keberatan mengikuti Amira terus. Dia bisa meladeni Amira main kejar-kejaran sampai Amira puas.

“Ikutin aja,” ejek Amira sengit.

Amira meninggikan dagu sombong. Dia sengaja membuat wajah menyebalkan.

“Kalau berani, ayo ikutin. Masuk sini!” Tantang Amira.

Raga melotot mendapati Amira yang menutup pintu di depannya. Dia jelas tidak bisa masuk. Itu toilet perempuan!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Wi2t(MACAN)
wkwkwkw ayo ikutin aja gaa, siapa tau km dpt hadiah kejutan... hadiah bogem satu sekolahan wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Salam Hangat

    Cerita Amira dan Raga selesai sampai di sini. Tak bisa dilanjutkan lagi karena nanti jadi 18+. Hehe 🤭 Yang mau aku melanjutkan Amira dan Raga season dua, berikan like dan komentarnya sebanyak-banyaknya, ya! Terima kasih untuk semua yang sudah membaca dan memberikan dukungan. Cinta banyak-banyak. 🥰 Salam hangat, -Dewiluna-

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 263. Terima Kasih dan Selamat Tinggal

    “Pergi, dulu.” Setelah meminta izin pada Gavin, Andini, dan Heri, Raga dan Amira diantar oleh Ken. Alex sedang cuti untuk sementara waktu. Di asrama, Dika dan Dina menyambut Amira. Memang sedang libur semester, jadi suasana sekolah sepi. “Kak Amira mau pindah ke mana?” Dika bertanya penasaran. Amira tidak bisa memikirkan jawaban, jadi Raga yang mewakili. “Apartemen,” jawab Raga singkat. “Di sini ternyata enggak aman.” Amira tidak membantah. Dia biarkan saja Raga semaunya merangkai kebohongan tentang status juga tempat tinggal mereka. Terdengar hela kecewa dari mulut Dika. Meski begitu, Dika tetap membantu Amira berkemas. Dina pun melakukan hal yang sama. Dia tidak masalah di mana pun Amira tinggal, selama hubungan mereka baik. “Hati-hati di jalan ya!” Dina dan Dika melambai bersamaan. Kedua bersaudara itu mengantar Amira sampai ke depan gerbang. Amira memang tidak membawa semua barangnya. Dia cuma mengambil baju dan barang-barang penting. Sisanya bisa diambil nanti. “D

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 262. Awal Baru

    “Gue enggak ngerasa ini beneran,” ucap Amira. Setelah Amira dinyatakan benar-benar sembuh, Raga mengajaknya masuk ke dalam kediaman keluarga Wijaya. Raga tidak membiarkan Amira berhenti di depan pintu. Dia menarik Amira masuk ke dalam. Kali ini, tangan Amira tak terlepas dari genggaman. “Udah gue bilang, kan? Lo percaya aja sama gue,” sahut Raga sombong. Gavin dan Andini datang kemudian. Mereka menyambut Amira. “Kamu langsung bersiap saja.” Andini mendorong Amira masuk ke dalam salah satu ruangan. Di sana, sudah ada penata rias lengkap dengan para pelayan yang membantunya bersiap. Amira terus-menerus curiga, tapi tidak ada yang terjadi. Bahkan dia sudah mengecek masa depan dengan memegang semua orang, dan hasilnya sama. Tak akan terjadi apa pun. Semuanya berjalan lancar seperti seharusnya. “Sudah selesai.” Ucapan penata rias itu membuat Amira tertegun sesaat. Dia menghadap cermin lalu mendapati pantulan dirinya di sana. “Apa ada yang mau diperbaiki?” Penata rias itu

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 261. Jawaban untuk Pemenang

    “Gimana keadaan Bapak?” Tanya Amira saat menjenguk Reynald. Amira langsung menyeret Raga ke ruang rawat Reynald setelah tahu gurunya sudah sadar. Reynald tersenyum. “Baik.”Febby yang kemudian mewakili Reynald bicara lebih banyak. “Keadaannya udah stabil, jadi lo enggak perlu khawatir lagi.”Dia menepuk lengan Amira lembut. “Jangan merasa bersalah lagi, ya,” sambungnya. Amira mengangguk pelan. Melihat Febby yang tak lagi menangis membuat Amira merasa lega. “Mending lo istirahat, sana.” Febby membalikkan badan Amira. Dia menunjuk pintu keluar. “Tidur di atas kasur.”Amira menggeleng–menolak, tapi Febby memaksa. “Harus!”Perintah itu akhirnya dituruti Amira. Dia dibimbing Raga kembali ke dalam ruang rawatnya. Di sana, Raga langsung menyuruh Amira berbaring. “Akhirnya!” Raga ikut naik ke atas ranjang, berbaring di samping Amira. “Gue bisa tidur juga.”“Raga! Turun, ih!” Pekik Amira.Amira berusaha mendorong Raga menjauh, tapi pacarnya itu tidak bergerak. “Raga, gue tendang ya!” An

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 260. Harapan dan Doa

    “Pendarahannya parah,” gumam Febby, dengan suara putus asa. Amira menarik napas dalam, mencoba meredam rasa bersalah yang menyesakkan. Namun, dia tahu jika ini bukan waktunya untuk lemah, apalagi mengeluh.“Ayo kita berdoa, Kak. Gue yakin, Pak Reynald pasti bisa melalui ini semua.”Febby hanya mengangguk dengan tatapan kosong. Dia tidak ingin berharap, tapi hanya harapan yang tersisa untuknya. Amira ikut berdoa dalam hati. Dia sungguh tidak bisa membayangkan jika Reynald benar-benar pergi. Amira tak mampu hidup dalam rasa bersalah.“Amira,” panggil Raga lembut. Raga duduk di samping Amira, menemaninya. “Sini, deketan sama gue,” ucap Raga seraya memberikan satu bahunya agar Amira bisa bersandar.“Gue enggak ngantuk,” jawab Amira, keras kepala.Amira mungkin mengatakan jika dia tidak lelah, tapi wajahnya sudah kusut dan kedua matanya hampir terpejam.Hanya butuh beberapa menit sebelum akhirnya Amira be

  • Ratu Indigo VS Bad Boy   Bab 259. Bertahan Bersama

    “Bangkeee!” Evan menjulurkan tangan, ingin menempeleng Raga. Namun, luka di tangannya membuat dia mengurungkan niat. Michelle sampai membantu Evan duduk kembali dengan tenang di kursinya. “Elo serius enggak punya rencana apa-apa?!” Evan memekik tak percaya. Padahal lagak Raga tadi sudah seperti orang serius. “Ada,” jawab Raga singkat. “Ini Amira lagi ngeliat rencana gue.” Amira yang mewakili Evan menyikut Raga. Dia juga kesal pada sikap pacarnya yang seenak udel begini. “Ngomongnya mau bikin perusahaan saingan. Hampir aja gue percaya!” Evan misuh-misuh. Sementara Raga, masih santai di samping Amira. Dia cuma mengangkat bahu sambil menjawab tenang. “Ya bagus, kan! Artinya tampang gue meyakinkan.” Raga menggampangkan masalah yang dia buat. Evan sudah sibuk mengomel. Michelle pun sama. Keduanya menatap Raga tak percaya. Mereka tidak pintar, tapi juga tidak bodoh untuk menyadari jika Raga hanya melakukan tindakan impulsif tanpa persiapan.“Terserah lo aja, deh!” Evan jadi lelah s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status