[26] Hari ketika - Penuh dengan Bubu
"Bubu! Dimana kau?"
Houran terus berjalan mengitari lantai dua ketika menemukan bahwa Bubu tidak ada disekitarnya ketika ia bangun pagi tadi, itu bahkan tidak berada di dalam kamarnya. Dia sangat cemas memikirkan bahwa Bubu bukanlah jenis anjing yang akan pergi ke sembarang tempat atau meninggalkan Houran yang selalu menjadi tempatnya melekat.
Jing Li, yang baru saja naik di tangga, melihatnya kebingungan, dan segera bertanya, "Tuan muda, apa yang ingin anda temukan?"
"Bubu," sahutnya. "Dia tidak berada di dalam kamar ketika aku bangun, hanya saja aku sedikit mencemaskannya mengingat dia bukan anjing yang senang bermain atau mudah tertarik dengan sesuatu."
Jing Li tampaknya juga menyadari hal itu, "ah, benar. Saya akan membantu anda menemukannya."
Mere
Jadi pengen pelihara anjing, atau setidaknya ada kucing. Kalian ada hewan peliharaan? Ceritain gih. Terima kasih dan jaga kesehatan kalian.
"Astaga, anak siapa yang begitu manis ini, kemari baby, biarkan Jie jie yang cantik ini memelukmu sebentar." Houran yang baru saja menyelesaikan makan malamnya merasa bingung dengan apa yang baru saja didengarnya, itu jelas suara Jie jie, tetapi bukan berbicara kepadanya. Jadi kepada siapa itu? Dia segera bergerak menuju ruang tamu dengan penuh rasa ingin tahu, dan apa yang ia temukan kemudian, adalah pemandangan ini. Bubu, yang seperti biasanya tidak menanggapi siapapun kecuali Houran, hanya berdiri dan menatap Jie jie yang mengulurkan tangan kepadanya, dan seorang perempuan dengan rambut bergelombang sepanjang dada di belakangnya. "Jie jie, mengapa tidak mengatakan kau akan kembali? Jika mengetahuinya aku akan menunggumu untuk makan malam bersama." Ucapnya. Bubu, yang mendengarkan suara
"Jing Li, menurutmu mengapa Dage setuju untuk bertunangan dengan wanita itu?" Pertanyaan ini terlontar ketika mereka tengah menyusun pot dan juga memeriksa apakah biji-bijian yang telah disemai siap untuk ditanam. Houran berdiri dengan raut wajah yang penuh dengan renungan. Dia tahu benar, Fengya itu, yang merupakan tunangan Dage bukanlah wanita yang cukup menyenangkan. Lebih banyak hal yang menyebalkan ada pada wanita itu. Seperti parfum yang terlalu menyengat, bibir yang terlalu merah, bahkan ucapan yang tidak terkontrol itu juga cukup menyebalkan. Terutama, dia terlihat tidak menyukai anjing. Sedangkan, Dagenya memelihara banyak sekali anjing. Apa yang terjadi jika nantinya mereka benar-benar menikah? Apakah saudaranya akan memilih untuk menjual semua anjing itu? Bukankah itu akan sangat menyakitkan? "Tuan muda? Tuan muda Houran?!"&n
"Hei, Dage kudengar kau yang sudah memberikan Bubu pada Ran-ran, kenapa kau tidak memberikan Chow-chow atau Samoyed pada adik perempuanmu ini?" Houran tengah duduk di sofa dengan Bubu yang meringkuk di pelukannya, beberapa kali ia mengusap kepala, telinga, atau terkadang perutnya. Kemudian dia melihat Jiayi yang masuk sambil terus bergerak sedekat mungkin disisi kiri Mu Qixuan dengan senyum mencurigakan. "Kau ingin anjing?" Tanya Mu Qixuan seakan-akan berusaha menekankan. "Aku ingin!" Sahut Jiayi. "Tidak." "Heeeh? Kenapa? Untuk gadis cantik seperti diriku, itu harus memiliki peliharaan yang sama imutnya untuk melengkapinya." Ucapnya dengan penuh semangat dan rasa percaya diri yang tinggi. Bahkan Houran tidak bisa menahan diri untuk segera menutup telinga Bubu, berhara
"Apakah itu seekor singa? Bagaimana itu masuk begitu saja di dalam rumah dan tidak ada siapapun yang mencegahnya? Apakah dia akan menyerang jika aku bergerak?" Ini adalah pukul delapan pagi, dan Houran yang kemarin mendengarkan curahan hati saudarinya hingga larut malam bangun dalam keadaan linglung. Baru saja, dia berjalan hingga mencapai tangga terakhir dan menemukan hewan besar dengan bulu hitam bercampur coklat kemerahan yang begitu besar tengah duduk dengan kedua kaki yang menekuk. Jantungnya hampir saja melompat, otaknya belum memiliki persiapan untuk menerima kejutan yang begitu menakutkan. Alhasil adalah dia tidak berani bergerak dan memutuskan untuk hanya duduk di tangga dengan wajah bingung menunggu bantuan dari seseorang. Terdengar suara langkah kaki dari atas tangga, dan dia mendongak untuk menemuk
"Ran-ran, sudah tahukah kau bahwa besok kita akan memiliki acara penting?!" Saudarinya, Jiayi, baru saja meneguk segelas jus apel sebelum kemudian berbicara dengan senyum riang di wajahnya. Seakan-akan tidak sabar untuk mengangkat topik ini kepadanya. "Acara penting? Besok?" Ia memiliki wajah penuh tanda tanya di wajahnya. "Mengapa aku tidak mengetahui tentang itu sama sekali, Jie jie?" Jiayi meletakkan roti yang baru saja memiliki dua bekas gigitan, dan berbicara, "Dage pasti belum mengatakannya padamu?" Houran mengangguk. "Jadi, acara penting yang aku katakan adalah ... Dage akan makan malam dengan Fengya Jie jie, itu sesuatu yang sangat romantis! Mungkin Dage ingin melamar untuk memintanya menikah!" Ujar Jiayi dengan penuh semangat. Houran memiliki m
"Bubu, dimana kau?" "Kemari, aku punya cookies untukmu!" "Bubu?" Houran baru saja mencicipi roti berbentuk bulat yang sangat renyah di lidahnya, buatan dari kepala koki yang mengatakan itu akan disajikan pada acara makan malam nanti. Rasanya yang cukup baik mengingatkannya untuk berbagi dengan Bubu yang biasanya sangat antusias dengan roti. Tetapi, entah bagaimana, tidak ada Bubu dimana pun. Tidak di ruang tamu, tidak di ruang bersantai, tidak di dapur, bahkan itu tidak ada di dalam kamarnya. Segera saja dia menangkap siluet dari Jing Li yang baru saja kembali dari memeriksa rumah kaca dibelakang, ia melangkah untuk menghampirinya. "Jing Li, apakah Bubu pergi bersamamu?" "Bubu?" Jing Li menunjukan raut wajah bingung. "Saya tidak melihatnya sejak tadi, Tuan muda." "Ah, dia tidak ada dimana-mana. Aku hanya sedi
Ketika berlari untuk mencapai gerbang yang memiliki jarak sepuluh menit untuk ditempuh itu, bayangan seekor anjing hitam yang meringkuk sendirian di bawah pohon dengan tali yang melingkari lehernya, membuat Houran ingin sampai ke sana dalam sekejap mata. Bayangan itu juga tumpah tindih dengan ingatan pada dunia sebelumnya ketika anjing hitam yang ia selamatkan juga terikat di bawah pohon. Mau tidak mau, perasaan sedih dan menyesal segera menyeruak di dalam hatinya. Mengapa anjing hitam diperlakukan seperti ini? Mengabaikan derai hujan yang semakin deras dan pakaiannya yang telah basah kuyup, ia hampir berlutut menemukan Bubu benar-benar berada di bawah pohon, tetapi itu segera berlari dan melompat berkali-kali ketika menemukan keberadaannya, karena terhalang tali, Bubu hanya bisa melompat dan berjalan dengan gusar sampai Houran meraihnya ke dalam pelukan.
"Saudari Fengya, aku minta maaf mengenai hal ini, tetapi Jong Keyi memang memang melakukan kesalahan." Masih memeluk dengan erat Bubu yang mengigil di dalam pelukannya, Houran menjadi yang pertama angkat bicara, dengan memahami bahwa Jing Li dan yang lainnya tentu tidak akan berani melawan Lu Fengya yang setara dengan Tuan mereka. Tetapi Lu Fengya sepertinya tidak menyambut baik itikad Houran untuk berbicara padanya. "Aku ingat kau tidak menyukaiku ketika terakhir kali kita bertemu, Tuan muda ketiga, Houran. Apakah kali ini kau juga tidak menyukai sepupuku Keyi dan ingin mempermalukannya?" "Aku tidak ingin mempermalukan siapapun. Ini adalah dia yang pertama menudingku sebagai pencuri." Balas Houran. Lu Fengya menatapnya, "ah, jadi sekarang kau beralih peran menjadi penjahat?" Menarik nafas dalam-dalam,