Angin Qi berputar kencang, dedaunan beterbangan, dan atmosfer di sekitar medan kecil itu mendadak tegang.Setelah Zhi Wen memperkenalkan dirinya, selain Qin Yun, Fan Lingshan dan yang lainnya memiliki perubahan ekspresi. Itu karena, saat mereka bertarung melawan kelompok sebelumnya, mereka juga mendengar bahwa ada kelompok lain yang sedang mengincar mereka, dan bahwa pemimpin kelompok itu adalah Zhi Wen, salah satu ahli paling kuat di antara murid baru, bahkan Liu Yuan dan Ling Fan tidak bisa di bandingkan dengannya."Kalian seharusnya tahu siapa aku?" Zhi Wen tersenyum dan melangkah maju satu langkah, sepatu botnya menapak tanah dengan suara berat yang menggema samar. Tekanan Qi dari tubuhnya menyebar perlahan, membuat udara seakan mengeras.Fan Lingshan, Chen Han Sheng, Mu Qinyue, dan Qin Yan refleks melangkah mundur setengah meter, tubuh mereka menegang. Mereka bisa merasakan perbedaan kekuatan yang begitu jelas — pria bernama Zhi Wen ini bukanlah lawan biasa.Zhi Wen menatap tiga
Di dalam Alam Ilusi, langit berwarna kelabu pucat, kabut Qi berputar liar, dan bau darah memenuhi udara. Setelah beberapa hari penuh pertempuran brutal, ujian kelas telah berubah menjadi medan perang yang sebenarnya.Dari lebih dari dua ratus kelompok yang awalnya memasuki Alam Ilusi, hanya lima belas kelompok yang tersisa. Tubuh-tubuh para peserta yang tereliminasi telah lama lenyap bersama cahaya biru teleportasi, meninggalkan hutan sunyi dengan pohon-pohon tumbang, tanah retak, dan genangan darah yang belum kering.Dari 75 bendera yang tersebar, hampir semuanya kini telah dikuasai. Pemegang bendera terbanyak adalah kelompok yang dipimpin oleh seorang wanita muda menawan bernama Yan Ruo, jenius nomor satu dari Klan Ruo yang berasal dari Kota Awan Terbang.Wajah Yan Ruo begitu cantik dengan kulit seputih salju, mata bening berkilau, dan rambut hitam panjangnya menari tertiup angin Qi. Meskipun terlihat anggun, tatapan matanya tajam dan dingin. Bersama kelompoknya, dia telah menaklukk
Di sisi lain Alam Ilusi, jauh dari hutan tempat Qin Yun dan kelompoknya bertarung, sebuah medan pertempuran besar baru saja berakhir.Debu masih melayang di udara, tubuh para murid berserakan, dan aroma darah bercampur dengan hawa Qi yang tebal memenuhi sekitarnya. Di tengah tumpukan batu pecah dan pepohonan tumbang, berdirilah seorang pemuda dengan jubah putih panjang berhiaskan simbol naga emas di bagian dadanya. Wajahnya tampan, ekspresinya tenang, dan di matanya berkilat cahaya tajam bagaikan pisau. Dialah Zhi Wen, jenius nomor satu dari Klan Zhi, salah satu keluarga bangsawan terbesar di wilayah timur laut.Di tangannya, bendera keempat berwarna perak bergetar pelan, memancarkan cahaya samar. Para anggota kelompoknya, yang terdiri dari lima orang, berdiri di sekelilingnya, sebagian masih membersihkan pedang mereka dari darah segar.“Pemimpin… kita sudah mengalahkan kelompok Luo Shan,” ujar salah satu anggota kelompoknya, seorang gadis berambut pendek bernama Mei Lan, sambil mengu
Debu dan kabut Qi memenuhi udara. Batu-batu pecah berserakan, beberapa pohon tumbang, dan tanah di sekitarnya penuh bekas tebasan pedang serta lubang-lubang ledakan teknik elemen.Tiga kelompok masih bertarung sengit. Kota Tianyuan di sisi kanan, Kota Fengyang di sisi kiri, dan kelompok independen yang sudah kelelahan di tengah. Serangan demi serangan menghantam keras, namun tak ada yang mau mundur karena dua bendera ujian ada di tangan mereka.Qin Yun berdiri di balik batu besar bersama kelompoknya, matanya menatap tajam medan perang di depannya.“Qin Yun, kalau kita mau bertindak, sekarang saatnya,” bisik Fan Lingshan, napasnya sedikit menahan emosi.“Kekuatan mereka sudah setengah habis.”Qin Yun mengangguk tipis. Tatapannya tenang, namun tajam seperti pedang yang disarungkan.“Lingshan, kau dan Mu Qinyue lindungi sisi kiri. Han Sheng dan Qin Yan, ikuti aku langsung ke inti. Jangan berhenti kecuali aku memberi perintah.”Mereka semua mengangguk tanpa ragu. Aura pertempuran mereka p
Sesuai peraturan ujian, syarat untuk lulus dengan nilai standar adalah memiliki satu bendera, sementara untuk bisa duduk di kelas perunggu, kelompok setidaknya harus memiliki dua bendera, dan untuk bisa duduk di kelas emas, kelompok harus memiliki setidaknya lima bendera. Ada 75 Bendera yang tersebar, dan ada lebih dari 200 kelompok di Alam ilusi. Semua adalah jenius terbaik di kota asal mereka, dan pasti akan berusaha untuk mendapatkan lebih banyak bendera dan mengamankan posisi mereka di kelas Emas. Di Dalam Alam IlusiAngin pegunungan bertiup lembut, namun di tengah medan ujian ini, setiap embusan terasa membawa aroma darah dan kematian. Hutan lebat, tebing curam, dan jurang dalam bertebaran di segala penjuru. Alam ilusi tampak tenang di permukaan, namun di balik itu, perang tak terlihat antar para jenius terus berlangsung.Kelompok Qin Yun bergerak cepat menembus hutan, langkah mereka ringan dan teratur. Di bawah arahan Qin Yun, formasi mereka terlihat rapi, menunjukkan koordina
Di Dalam Alam IlusiLing Fan berlutut, wajahnya pucat pasi, napasnya memburu, dan tangannya gemetar hebat. Pedang safirnya yang biasanya bersinar penuh kebanggaan kini tertancap di tanah, tak lagi berkilau, seperti kehilangan jiwa.Selama beberapa detik, tak seorang pun berani bersuara. Hanya terdengar hembusan angin, dedaunan yang berguguran, dan suara napas tersengal para murid yang masih mencoba memahami apa yang baru saja terjadi.“Ling… Ling Fan kalah…” bisik salah satu murid Kota Hua dengan suara bergetar.Bisikan itu seperti petir yang mengguncang dada para jenius Kota Hua. Mata mereka melebar, napas tercekat, tubuh mereka menegang. Mereka tidak pernah membayangkan, jenius nomor satu Kota Hua, orang yang mereka yakini tak terkalahkan, bisa dijatuhkan hanya dengan satu tebasan.Ling Fan mendongak perlahan, menatap Qin Yun yang berdiri tenang dengan pedang berkaratnya, seolah tak pernah mengeluarkan tenaga sedikit pun. Rahangnya mengeras, matanya penuh kebencian dan rasa tidak te