Share

Bab 13: Menelan Kenyataan (bagian 2)

Waktu beranjak siang. Keukeu datang ke apartemen Riana. Ia membawakan pakaian Santi.

“Keu, lu kenapa sih makin ke sini makin nggak punya hati?” Riana langsung menodongkan pertanyaan tajam untuk menyapa Keukeu.

“Aduh duh…. ulala deh yey. Sekarang gue balik bertanya sama lu. Lu lebih milih kaya tapi tidak bahagia atau miskin tapi bahagia? Heem….” Keukeu duduk manja di sofa. “Diem kan lu. Jawabannya udah jelas, mending kaya walau tidak bahagia. Setidaknya lu bisa nangis sambil makan enak, tidur di kasur empuk, bisa jalan-jalan ke luar negeri. Miskin tapi bahagia itu mitos, Say. Justru salah satu sumber ketidakbahagiaan hidup yaitu kemiskinan.”

Santi terbangun mendengar percakapan antara Riana dan Keukeu. Namun, ia memilih berdiam diri – mendengarkan obrolan mereka secara saksama.

“Lu nggak bisa menyamakan semua orang sesuai dengan standar yang ada di kepala lu atau yang ada di dalam hidup. Nggak semua orang siap menceburkan diri untuk bahagia dalam lautan dosa.” Riana mencoba memberikan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status