Beranda / Lainnya / Renungan Kasih Ibu / Semoga Ibu mau memaafkan aku

Share

Semoga Ibu mau memaafkan aku

last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-02 11:21:02

Malam ini benar-benar dingin sekali sebab angin telah berhembus mengenai pohon-pohon yang ada di rumah semuanya bergerak mengikuti nada angin yang sedang berhembus tersebut, orang-orang melindungi dirinya masing-masing dengan mengenakan selimut yang sangat hangat, kecuali mereka yang masih muda yang penampilannya menyepelekan dan sedang mengenggam kartu remi di tangan kanannya dan tidak lupa miras berada di tangan kirinya.

“Iya akhirnya aku menang”

“Huuuh kamu curang” ujar sahabat-sahabat pemuda tersebut

Para pemuda itu jalan sempoyongan menuju rumah masing-masing secara perlahan dengan wajahnya yang sangat gembira karena habis menang judi. Tangannya yang sangat kekar mengetuk pintu kayu yang telah rapuh.

“Tolong buka pintunya!”

“Iya sebentar, astgfirullah Rayhan kamu main judi lagi Nak?”

“Iya ibu aku menag ini uangnya sangat banyak”

“Tolong kamu buang uang itu, itu adalah uang haram”

“Cerewet kamu” ujar Rayhan sambil mendorang seorang perempuan tua itu

Dengan segera Rayhan masuk ke kamar tidur dengan penuh hati yang penuh dengan rasa kesal, membanting pintu kamar meluncur di atas ranjangnya yang telah berantakan. Devi sangat tidak menduga anak yang telah dia lahirkan sejak 14 tahun yang lalu, kok tega mendorongnya hingga jatuh, sungguh benar-benar durhaka anak tersebut, belum lagi TBC yang sekarang menjadi mimpi buruknya.

Malam yang telah terlewati kini berubah menjadi pagi yang cerah, Rayhan bangun tanpa menata tempat tidurnya, dia mencari makan seperti kucing yang sedang kelaparan, semua dapur telah diacak oleh dia, dia sangat marah sebab perutnya kelaparan sudah mengamuk ingin diberi jatah.

“Ibu…ibu!”

Tidak ada respon yang telah didengarkan oleh Rayhan, sehingga dia sudah mulai kesal lalu dengan segera dia melangkahkan kakinya menuju ke kamar ibunya.

“Ibu, ibu bagaimana sih masa sudah pagi-pagi gini tidak menyiapkan sarapan?” caci makinya

Tetap saja tidak ada jawaban

“Bila ibu tidak mau keluar Rayhan dobrak nihhh”

Disebabkan sudah terlalu lama menunggu dan mulutnya berucap sendiri akhirnya pintu kamar ibunya telah sukses di dobrak, betapa terkejutnya Rayhan setelah melihat ibunya yang telah melahirkannya terkuai lemas di atas tempat tidur, dia batuk berkali-kali hingga mengeluarkan darah

“Ibu..ibu ada apa?”

“Rayhan berjanjilah sama ibu jadilah anak yang soleh bertakwa kepada Allah, menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya ya Nak!”

“Ibu..ibu”

Pada akhirnya Devi telah menghembuskan nafas terakhirnya dalam kondisi khusnul khatimah dengan mengucapkan kedua kalimat syahadat ketika skaratul maut. Dengan segera Rayhan mengumumkan kepada tetangganya bahwa ibunya telah tiada di waktu pagi hari, sebagian orang telah berdatangan, akhirnya Devi telah dimakamkan tidak jauh dari kuburan bapaknya, Jono.

Setelah peristiwa itu Rahyan berjanji akan merubah perilakunya menjadi anak yang soleh, sekarang dia selalu rajin sholat dan mengaji, meninggalkan kebiasaan buruknya, mulai mencintai Allah dan Rasullnya, hingga dia sekarang tumbuh menjadi dewasa dia sudah menjadi ustad dan telah menikah dengan wanita solehah dan saat ini dia telah hidup bahagia dengan seorang anak dari hasil pernikahannya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Renungan Kasih Ibu   Kisah Perjuangan Seorang Ibu

    Di suatu hari di desa yang sangat terpencil hiduplah seorang ibu yang baru saja melahirkan satu cabang balita di bidan yang tidak jauh dari rumahnya. Setelah proses melahirkan itu, seorang ibu ingin sekali menyaksikan kondisi buah hatinya yang baru saja dilahirkan oleh dia“Mohon maaf bisakah saya melihat bayi saya?” permintaan ibu tersebut kepada seorang bidan.Akan tetapi, pada saat gendongan telah berpindah tangan lalu dia membukan selimut yang membungkus muka bayi dengan jenis kelamin perempuan yang mungil tersebut, seorang ibu terlihat menahan nafasnya.Ternyata tidak diduga bayi yang telah dilahirkan itu tidaklah sempurna, tanpa kedua belah telinga! Walaupun sedikit kaget, seorang ibu tetap menimang bayinya dengan penuh rasa kasih sayang.Seiring berjalannya waktu yang telah berlalu seorang anak perempuan tersebut akhirnya telah tumbuh dewasa dengan kekurangan yang dimiliki. Saat ini anak perempuan itu selalu saja diejekin oleh teman-temannya se

  • Renungan Kasih Ibu   Ibu dan Semut

    Ibu selalu mengerjakan rutinitas hari demi hari yang mayoritas selalu sama dengan hari-hari sebelumnya. Namun, yang membedakan adalah mungkin saat keluar rumah untuk belanja di mini market, sekalian ambil uang di ATM, lalu jika sedang bermurah hati membeli kudapan dari warung yang berada dipinggir jalan. Yang paling terkesan ibu selalu berada dirumah, akan tetapi tidak pernah kulihat ibu selalu bersantai pada waktu siang hari dengan nyaman. Selalu banyak saja yang dikerjakan oleh ibu.Bila tidak berkebun dan dijatuhi semut dari suatu pohon mangga di dasternya, ibu mengepel teras yang tidak lama lagi akan dikotori oleh debu jalanan, ataupun tidur-tidur ayam di depan Televisi kemudian terbangun secara tiba-tiba lalu dengan segera melangkahkan kaki menuju jemuran ketika langit telah berubah menjadi abu-abu.Aku selalu saja menyamakan ibuku dengan semut yang tidak pernah berhenti bergerak mengelilingi rumah. Semut yang selalu terkait dirinya dengan berbagai tugas-tugas s

  • Renungan Kasih Ibu   Bubur Ibu

    Saat ini Pram telah kembali terserang oleh rasa ambivalen ketika melihat muka cantik di sampingnya. Sedangkan mobil-mobil yang sedang berjenjan di depan ataupun dibelakangnya benar-benar layaknya kerumunan semut yang saling berdesakan menuju ke dunia kehidupannya.Dan naasnya, dia merupakan salah satu dari semut-semut tersebut. Suatu sumber kehidupannya yakni Bu’e, yang sering menentukan untuk tinggal di kampung. Apakah itu benar Bu’e adalah sumber kehidupannya? Kemudian, mengapa dia lebih mendengarkan pendapat Yusti, yang adalah istrinya, dibandingkan nasihat Bu’e? dia sangat mencintai Yusti sepenuh hati. Akan tetapi, dia saat ini tidak suka dengan Yusti begitu Srini telah memberikan kabar bahwa di kampung, Bu’e sedang mengalami sakit dan terbaring lemas. Jika saja Yusti mau sedikit mengalah. Yusti telah menggeliat dan membuka matanya ketika suara pengemudi mobil yang ada dibelakangnya telah membunyikan klakson berulang kali.“Mas

  • Renungan Kasih Ibu   Ibu

    Pagi saat ini tidak seperti biasanya, dapur sangat sepi padahal jam telah menunjukan pukul 05.30. sku setengah terbangun dengan mata yang masih tertutup sebab tidurku yang terlalu nyenyak sekali. “Alangkah sepi” pikiranku“Kemanakah ibu? Kok tidak ada yang membangunkanku? Ibu kemana? Ibu biasanya paling dulu membangunkanku, namun saat ini tidak ada suara tersebut? Ibu….ibu dimanakah? Ibu! Dimanakah baju seragamku!” setengah berteriak dan marah aku turun dari tempat tidur“Ibu…ih dimana sih ibu! Ibu aku sudah kesiangan nih, baju seragamku dimana?” aku berteriak sekali lagi smabil masuk ke kamar mandi sebab aku harus segera dengan sekolah.“Wah! Pas? Kena macet lagi nih, aduh! Bagaimana ini, aku sangat malu kesiangan” pikiranku sambil menggerutu.Setelah selesai mandi ternyata ibu tidak muncul juga, pada akhirnya aku mencari ibu kedapur namun tidak ada. Kemudian aku cari lagi ke kamarnya, dan betap

  • Renungan Kasih Ibu   Bubur Ibu

    Saat ini Pram telah kembali terserang oleh rasa ambivalen ketika melihat muka cantik di sampingnya. Sedangkan mobil-mobil yang sedang berjenjan di depan ataupun dibelakangnya benar-benar layaknya kerumunan semut yang saling berdesakan menuju ke dunia kehidupannya.Dan naasnya, dia merupakan salah satu dari semut-semut tersebut. Suatu sumber kehidupannya yakni Bu’e, yang sering menentukan untuk tinggal di kampung. Apakah itu benar Bu’e adalah sumber kehidupannya? Kemudian, mengapa dia lebih mendengarkan pendapat Yusti, yang adalah istrinya, dibandingkan nasihat Bu’e? dia sangat mencintai Yusti sepenuh hati. Akan tetapi, dia saat ini tidak suka dengan Yusti begitu Srini telah memberikan kabar bahwa di kampung, Bu’e sedang mengalami sakit dan terbaring lemas. Jika saja Yusti mau sedikit mengalah. Yusti telah menggeliat dan membuka matanya ketika suara pengemudi mobil yang ada dibelakangnya telah membunyikan klakson berulang kali.“Mas

  • Renungan Kasih Ibu   Ibu

    Pagi saat ini tidak seperti biasanya, dapur sangat sepi padahal jam telah menunjukan pukul 05.30. sku setengah terbangun dengan mata yang masih tertutup sebab tidurku yang terlalu nyenyak sekali. “Alangkah sepi” pikiranku“Kemanakah ibu? Kok tidak ada yang membangunkanku? Ibu kemana? Ibu biasanya paling dulu membangunkanku, namun saat ini tidak ada suara tersebut? Ibu….ibu dimanakah? Ibu! Dimanakah baju seragamku!” setengah berteriak dan marah aku turun dari tempat tidur“Ibu…ih dimana sih ibu! Ibu aku sudah kesiangan nih, baju seragamku dimana?” aku berteriak sekali lagi smabil masuk ke kamar mandi sebab aku harus segera dengan sekolah.“Wah! Pas? Kena macet lagi nih, aduh! Bagaimana ini, aku sangat malu kesiangan” pikiranku sambil menggerutu.Setelah selesai mandi ternyata ibu tidak muncul juga, pada akhirnya aku mencari ibu kedapur namun tidak ada. Kemudian aku cari lagi ke kamarnya, dan betap

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status