POK … POK
Bahu Virza dipeluk seseorang.
Virza menoleh ke arah yang menepuknya. Betapa terkejutnya Virza ketika mengetahui siapa yang menepuknya, dia adalah Selly. Selly tersenyum kepadanya.
"Hai, Virza!" sapa Selly.
"Hai, eh hai!" sahut Virza gugup.
"Apa kabar?" tanya Virza sambil mengerutkan keningnya.
‘Kok aku seperti pernah melihat dia dengan pakaian ini ya? Kaos putih dengan jeans biru. Jangan-jangan terakhir kali aku bertemu dengannya, dia memakai pakaian ini. Dia saja yang cewek tidak malu pakai pakaian yang itu-itu saja, apalagi aku yang cowok sehar
Akhirnya mereka berdua sampai di tempat kos Virza.Dari halaman rumah saja, Virza sudah bisa melihat ruang tamu kos nya ramai dengan orang. Padahal Virza merasa belum lama dia meninggalkan rumah kos nya."Rumah kos kamu menjadi ramai dengan teman-temanku dan Ajie. Maaf ya. Karena cuma rumah kos kamu yang punya ruangan untuk tempat belajar," kata Andra ketika melihat Virza tertegun."Oh, tidak apa-apa, Mas," sahut Virza dengan ramah.Semua yang Virza alami sejak tiba dikota itu adalah merupakan pengalaman pertama yang menakjubkan baginya. Pengalaman pertama yang dialaminya tanpa diketahui oleh orang tua dan adiknya.Jantungnya berdegu
Tiba-tiba Ajie muncul di pintu kamar Roy. "Eh Mas Roy, sudah datang," kata Ajie. Roy yang baru memulai ceritanya langsung berhenti dan tersenyum ke arah Ajie. "Iya, Jie. Baru saja. Aku lagi berkenalan dengan anak baru. Kukira tadi teman kampus kamu, ternyata dia mahasiswa baru yang kos disini," jelas Roy. "Hehe, iya, Mas. Maaf aku tidak melihat saat Mas Roy datang," sahut Ajie. "Tidak apa-apa. Kamu kan sedang fokus dengan tugasmu," sahut Roy. “Virza, kamu tahu tidak siapa Mas Roy itu?" tanya Ajie sambil tersenyum melirik ke arah Roy. Roy menggelengkan kepala sambil tertawa kecil. “Selain orang jenius dan asisten dosen, dia juga tokoh utama dari novel online yang ditulis oleh calon istrinya. Novelnya yang sempat viral, kalau kamu penggemar cerita horor, judulnya 'RUMAH SINGGAH PODJOK', pasti kamu pernah membacanya di platform baca novel online," Ajie memperkenalkan sisi lain dari Roy. “Kamu juga bisa tanya dia tentang cerita horor, pengalamannya banyak tuh," tambah Ajie sam
Namun, Virza melihat Ajie hanya memperhatikan dirinya dengan tatapan tajam. Sementara Virza hanya bisa berteriak minta tolong dengan mulut yang tidak bisa membuka karena mulutnya dibekap oleh sosok itu. Akal sehat Virza bertanya, 'Berapa banyak tangan yang dimiliki makhluk ini? Dia mendekapku, dia juga membekapku, tangannya yang lain juga berusaha membuat mataku tertutup,' "Ajie, Ajie, tolong saya!" berulang kali Virza meneriakkan itu, namun suara itu hanya sampai di ruang mulutnya saja, tidak sampai keluar dari bibirnya. Ajie menggerakkan kedua kakinya dan merangkak, lalu perlahan mendekati Virza. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Virza. Ajie mendekatkan bibirnya ke kuping Virza dan membisikkan kalimat yang Virza tidak bisa dengar. Cukup lama Ajie membungkuk di hadapan Virza sambil membisikkan kalimat itu. Lama-lama Virza bisa mendengar ucapan Ajie. Ternyata Ajie sedang membisikkan kalimat doa di telinga Virza. Ajaibnya, perlahan dekapan itu pun memudar, sehingga Virza bisa membe
Gadis itu malah menatapnya dengan dingin, dan senyum tipis yang ditunjukkan terasa begitu misterius untuk dilihat, membuat Virza bulu kuduknya meremang. Tiba-tiba Andra muncul dihadapan Virza. "Virza, mau pulang bersama?" tanya Andra. Virza menganggukkan kepala. Kemudian dia memalingkan wajahnya, menoleh kesana dan kemari seperti sedang mencari sesuatu. Andra menatapnya dengan heran karena sudah beberapa kali ini Andra melihat Virza bertingkah seperti ini. Kemudian Virza mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. 'Kemana gadis itu? selalu saja menghilang tiba-tiba,' batin Virza. "Sedang mencari apa?" tanya Andra yang ikut melihat ke sekeliling. "Ah… eh… anu… tidak kok, tidak sedang mencari apa-apa, Mas. Ayo kita pulang saja," sahut Virza dengan gugup. Dia ingin mengatakan sesuatu pada Virza, namun batinnya melarang karena dia merasa seperti sedang diawasi oleh gadis itu dengan jarak dekat. Jantungnya terasa berdebar semakin kencang, tiba-tiba seperti ada hembusan angin dingin
“Hati-hati dijalan ya nak,” kata Dedy lagi setelah Virza berlalu.Farel yang mengetahui kepergian Virza, diam-diam dia mengikuti kakaknya pergi.Virza berjalan dengan terburu-buru karena ini adalah hari pertamanya bekerja. Untunglah tempat bekerjanya tidak terlalu jauh dari rumah kosnya. Dia tidak ingin terlambat jauh saat datang. Dia takut mengecewakan teman yang bekerja di shift sebelumnya.“Virza!” panggil seseorang saat Virza menuju tempat kerjanya.Virza menoleh, ternyata itu adalah Selly.“Hai, Selly!” sahut Virza sambil tersenyum. Gadis itu berlari menghampiri Virza. “Mau kemana? Kok buru-buru?” tanya Selly.“Mau bekerja, Selly. Aku sudah terlambat,” sahut Virza.“Kamu kerja dimana?” tanya Selly lagi.“Itu disana. Sudah terlihat dari sini papan namanya.”“Oh ditempat jasa pengetikan itu?” tanya Selly. Virza menganggukkan kepalanya.“Gajinya kecil disitu,” ujar Selly.“Tidak apa-apa, sementara yang ada itu. Nanti aku sambil cari-cari lagi,” sahut Virza yang mulai gelisah kare
‘Sudah 5 kursi yang kosong nih,’ pikir Virza lagi, sambil melirik jam di layar telepon genggamnya. Jam menunjukkan pukul 3.45 pagi. Sebuah pesan singkat masuk ke nomor Virza. ‘Dari mas Delta? Kenapa dia kirim pesan ya?’ pikir Virza, dia melirik ke kursi room nomor 5 yang ditempati oleh Delta. Delta terlihat tenang di kursinya yang menghadap ke meja operator. Virza yakin benar bahwa itu Delta, apalagi pantulan cahaya dari monitor dihadapan Delta membuat Virza mengenali wajahnya. Virza membuka aplikasi pesan dan membaca pesan itu. Delta : Mau pulang jam berapa? ini Malam Jumat loh. harusnya kamu pulang jam 12 kan? Virza : Sebentar lagi, menunggu teman yang menggantikan aku datang. Delta : Enggak ada shift setelah kamu. Nanti ada shit lagi setelah jam 6 pagi. Ini sudah malam, kamu harus istirahat. Nanti pagi kamu harus kuliah kan? Virza : Baiklah kalau begitu. Aku tutup dulu deh. Tapi masih banyak orang disini. Bagaimana cara mengatasinya ya? Delta : Tinggal matikan saja interne
Setelah Vina mengetahui bahwa semalam bukan Virza yang dilihatnya, Vina mengajak diskusi suaminya tentang firasat buruknya.“Mungkin memang sudah saatnya dia mengetahui yang sebenarnya. Sehingga kedepannya, dia dapat mengatasi gangguan itu sendiri,” ujar Dedy menanggapi kegelisahan Vina. Tidak memberitahukan tentang kejadian yang menimpa Virza malam itu di tempat kerjanya pada Vina adalah hal yang tepat, menurut Dedy sebagai suaminya. Karena, tentang ‘tamu’ yang menyerupai Virza saja sudah membuat Vina terus merasa gelisah dan cemas. “Kapan kita akan menyampaikannya? Apakah itu tidak akan mengganggu kuliahnya?” tanya Vina.“Mengganggu bagaimana?” Dedy mengerutkan dahinya.“Bisa jadi, setelah kita memberitahukan kepadanya, ini akan menambahkan beban pikirannya. Apakah itu tidak mengganggu namanya?” ujar Vina.“Baiklah, kita akan mencari waktu saat dia luang saja. Setahu Ayah kalau tidak salah selain hari ini, pada hari Sabtu dan Minggu, Virza juga libur,” sahut Dedy. Dia menunggu unt
Roy sudah berdiri di belakang mereka. Kedua matanya memancarkan kecemasan. “Kemari, nak," panggil Dedy sambil menepuk-nepuk lantai di sampingnya. Vina dan Farel langsung bergeser duduknya, untuk memberikan ruang kepada Roy agar bisa duduk dekat Dedy. Roy mengangguk hormat kepada Dedy dan Vina. “Ada apa nak Roy?" tanya Dedy, setelah Roy duduk disampingnya. “Begini, Pak. Ada yang ingin saya sampaikan kepada Bapak, tentang Virza," kata Roy membuka pembicaraannya. “Ada apa dengan Virza? jangan takut ya untuk menyampaikannya, karena apapun yang kamu sampaikan bisa saja itu sangat penting buat kami," kata Vina dengan merendahkan suaranya. Dia tidak ingin Virza mendengarkan pembicaraan mereka. “Ayah, Ibu. Virza pamit mau ke kampus sebentar," Tiba-tiba Virza muncul di belakang mereka dengan berpenampilan rapi. Mereka langsung menoleh ke arah Virza dengan tatapan heran. “Bukannya hari ini libur, kak?" tanya Farel. “Ada buku yang harus dikembalikan hari ini, sekalian ada janji dengan tem