공유

BAB 2.

작가: Meta Janush
last update 최신 업데이트: 2024-07-13 23:58:29

“Apa maksudmu?”

“Anda hanya akan bisa bebas jika anda menurut!” pelayan itu berkata tegas pada Belinda. “Saya rasa itu bukan hal yang buruk bagi anda.”

Apa maksudnya bicara begitu? Kebebasan jika menurut dan melakukan tugas? Apa yang mereka inginkan dariku? Siapa orang-orang ini? Tugas apa yang aku harus kerjakan? Belinda merasa cemas dan takut, pikirannya sudah buntu dan mumet.

“Bisakah kau menjelaskan padaku? Maksudmu apa?” tanya Belinda lagi.

“Anda akan tahu nanti. Yang penting anda jangan membuat kekacauan seperti tadi. Sekarang anda hanya perlu untuk menyiapkan diri dan melayani!”

“Melayani apa? Melayani siapa? Apa maksudmu? Kenapa kau membuatku bingung dengan semuanya? Tolong jelaskan padaku!”

“Hufff…...maksudku adalah persiapkan diri anda untuk melayani Tuan kami.” kata pelayan itu. Hati Belinda bergetar setelah mendengar ucapan pelayan itu.

‘Apa aku melayani sebagai pemuas nafsu? Oh Tuhan…..tolong aku. Tidak mau ...aku tidak mau melakukan itu!’ gumamnya dalam hati dengan ketakutan, seketika tubuhnya gemetar dan tenggorokannya kering dan keringat dingin mulai menetes dikeningnya. Ya Tuhan kenapa jadi begini? Apa salahku sehingga aku harus berakhir seperti ini?

“Aku tidak mau! Aku mohon padamu tolong jangan biarkan aku melakukan hal menjijikkan itu! Aku mohon belas kasihanmu, bantu lepaskan aku dan biarkan aku pergi dari sini. Aku masih muda, usiaku baru tujuh belas tahun. Tidakkah kau memiliki seorang putri? Tidakkah kau merasa kasihan padaku? Aku mohon biarkan aku pergi, tolong selamatkan aku!” Belinda terisak dan memohon tapi suasana hening dan tak terdengar lagi suara pelayan tadi.

Ceklek!

Suara pintu terbuka diiringi suara langkah kaki yang mendekat lalu menjauh meninggalkan ruangan. Belinda berusaha menajamkan pendengarannya untuk mengetahui situasi disekelilingnya.

“Tunggu! Jangan pergi! Aku mohon jangan tinggalkan aku disini! Aku mohon lepaskan aku, biarkan aku pergi dari sini!” Belinda terus berteriak tapi hanya suaranya saja yang terdengar. Tiba-tiba ada yang mengelus tangannya.

“Ahhh….! Siapa disitu? Apa ada orang?” pekik Belinda terkejut. ‘Siapa yang baru saja mengelus tanganku? Apakah dia Tuan yang dimaksud pelayan tadi? Tangan itu…..tangan yang menyentuhku tadi sepertinya tangan itu besar dan kuat. Tuhan aku mohon tolong aku, siapapun itu aku mohon tolong lepaskan aku dari sini! Kepanikan memenuhi hati Belinda ketiga tangannya kembali disentuh seseorang.

“Ahhh…..aku mohon jangan sakiti aku! Tolong jangan lakukan itu padaku, aku mohon Tuan!” Belinda kembali histeris saat sebuah tangan kembali menyentuhnya. Kini dia merasakan sentuhan tangan itu yang sudah merajalela kemana-mana.

Belinda mulai merasakan sesuatu yang aneh! Tubuhnya merinding. Belinda berusaha melakukan sesuatu untuk menolong dirinya, diapun menggerak-gerakkan tangan dan kakinya yang dirantai dengan harapan agar bisa terlepas. Tapi ikatan itu terlalu kuat karena kedua kaki dan tangannya diikat dengan rantai besi.

“Tuan! Aku mohon jangan lakukan ini padaku! Aku mohon kasihani aku, Tuan! Siapapun kau, tolong berhentilah dan jangan sakiti aku, Tuan!” Belinda memohon sambil terisak tapi sepertinya pria itu tidak peduli sama sekali, tangannya semakin liar dan mulai meremas bagian-bagian sensitif tubuh Belinda.

Tiba-tiba dia merasakan sebuah tangan besar dan kuat itu meremas kedua dadanya. Gadis itu semakin ketakutan dan tubuhnya gemetar, sensasi aneh menyerang tubuhnya.

Tak ada suara apapun diruangan itu, hening. Hanya deru napas dan suara Belinda saja yang terdengar. Kini tangan besar itu merambah mulai membuka pakaian Belinda sehingga membuat gadis muda itu semakin ketakutan.

“Tuan, aku mohon berhentilah, tolong jangan buka pakaianku, Tuan! Aku mohon padamu jangan sentuh aku!….haahhhhh.” Belinda hanya bisa terisak saat dia merasakan udara dingin yang menerpa seluruh tubuhnya. Dia pun menyadari jika kini tubuhnya pasti sudah polos tanpa sehelai benangpun.

“Huupppp….” tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang kenyal dan basah menggelitik salah satu bagian tubuhnya yang istimewa sedangkan satu tangan lagi meremas dadanya. ‘Oh Tuhan apa yang terjadi padaku? Belinda berteriak sangat kencang diruangan itu tapi sepertinya pria yang kini sedang menikmati kehalusan tubuhnya tidak peduli.

Tangan besar itu semakin buas meraba dan meremas semua area sensitifnya, sebuah benda basah yang menjilati dan mengulum dadanya mengalirkan getaran elektrik ke sekujur tubuh Belinda. Dia masih tujuh belas tahun dan tidak pernah merasakan sentuhan seorang pria.

Ini pengalaman pertamanya disentuh oleh seorang pria yang tidak dikenalnya dan lebih tragisnya dia bahkan tidak dapat melihat wajah pria itu apakah dia seorang pria muda atau pria tua yang seumuran ayahnya. Tangan pria itu besar dan kuat, Belinda merasakan sentuhan kulit tubuh pria itu yang menggesek tubuhnya.

Tubuh pria itu terasa keras dan padat jadi Belinda menilai jika pria itu pasti bertubuh kekar dan kuat. Sebuah tangan besar itu kini berada dibawah perut Belinda dan mulai berkenalan dengan area sensitifnya, jemari pria itu menyentuh hingga area itupun basah. Belinda sudah kehilangan akal, dia tidak memahami apa yang terjadi pada tubuhnya. Otaknya menolak tapi tubuhnya malah menerima.

“Aku mohon Tuan. Tolong hentikan!” Belinda mencoba memohon walaupun tubuhnya malah menggeliat, Belinda berusaha menahan dirinya agar tidak terbuai. Tapi desahan keluar dari bibirnya. Suaranya yang serak memohon belas kasihan justru terdengar mendayu-dayu dan meningkatkan keingan pria yang mendengar suara gadis itu.

Belinda berusaha meronta tapi bibirnya tak bisa lagi diajak bekerjasama. Bibirnya malah mengeluarkan suara desahan membuat pria itu semakin beringas menyentuh dan menggigit bagian-bagian sensitifnya.

“Tuan! Tolong...aku mohon jangan lakukan ini. Aku belum pernah melakukan ini sebelumnya. Tolong lepaskan aku….aku mohon Tuan.” suara memelas diiringi desahan yang keluar dari mulut Belinda malah semakin meningkatkan gairah pria itu. Tiba-tiba sesuatu yang besar dan panjang memasuki tubuhnya. JLEB.

“Ahhhhhh…..” Belinda merasakan sakit dan perih ditubuh maupun hatinya. Dia menangis kencang ketika milik pria itu menembus masuk dan memenuhi liang miliknya, merobek selaput dara yang selama ini dijaga dengan baik.

Sakit! Hanya itu yang dirasakannya dan rasa sakit itu perlahan semakin perih saat tubuhnya dihentak-hentak dengan kuat penuh gairah. Pria itu sungguh kuat, staminanya baik dia bergerak diatas tubuh Belinda yang baru saja direnggut kesuciannya.

Pria itu seperti kehilangan kendali diri saat merasakan gadis itu masih perawan. Gadis muda yang menjadi pemuas nafsunya kini tak bisa lagi merasakan apapun ditubuhnya. Pria itu menghunjam dan menghunjam entah sudah berapa lama, Belinda tidak sadarkan diri lagi.

Keesokan harinya saat dia terbangun masih dengan mata yang ditutup kain. Belinda merasakan sekujur tubuhnya sakit, terutama bagian bawah perutnya yang masih sakit dan perih.

Semalam pria itu benar-benar memuaskan hasratnya sampai berjam-jam. Meskipun Belinda sudah pingsan tapi dia terus saja menghunjamnya berulang kali. Itulah mengapa Belinda merasakan sakit disekujur tubuhnya. Tapi satu hal yang dia sadari jika tubuhnya ditutupi pakaian. ‘Siapa yang memakaikan pakaianku? Apakah pria itu yang melakukannya?

Suara derap kaki mendekati Belinda dan duduk disampingnya. “Nona makanlah dulu.” seorang pelayan mulai menyuapkan makanan ke mulut gadis itu. Dia tak menolak karena memang sudah merasa lapar akibat tenaganya terkuras sepanjang malam.

Suapan demi suapan masuk kemulutnya hingga tak ada makanan tersisa dipiring, lalu pelayan itu memasukkan pipet kedalam mulutnya. “Minumlah.”

“Apakah kau yang memakaikan bajuku?” tanya Belinda penasaran.

“Iya nona. Saya juga yang membersihkan tubuhmu. Tuan kami menyukai kebersihan.” ujar pelayan itu.

“Hmm….sampai kapan aku akan berada disini?”

“Sampai nona menyelesaikan tugas.”

“Tugas apa? Kalian membuatku bingung. Aku dirantai, mataku ditutup dan seorang pria datang tadi malam dan menyentuh.” Belinda menahan amarah dan ketidakberdayaannya berada ditempat itu. Sudah sekian lama dia ditahan disana dan hanya terbaring di ranjang dengan keadaan kedua kaki dan tangan yang terikat serta mata yang tertutup. Hanya kegelapan yang menemani hari-harinya.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 40.

    Bella sama sekali tidak melawan, dia hanya bicara lirih dengan mata yang masih tertutup rapat seakan dia sedang berada diantara batas kesadaran dan mimpi.“Apa yang sudah kulakukan padannya? Kata-kata itu?” Dante merasakan dadanya sesak dan seketika kemarahannya hilang menguap begitu saja. Dia tidak lagi berpura-pura menjauhi Bella, dia menggendong Bella dengan kedua tangannya. Wanita itu tanpa sadar meringkuk dalam dekapan Dante.“Aku mohon aku takut gelap biarkan aku pergi dari sini.” Bella kembali bergumam kalimat yang sama dengan histeris dan menangis terisak walaupun matanya masih tertutup rapat.“Aku sudah menggendongnya dengan kedua tanganku.Tapi kenapa dia masih histeris dan menggumamkan kata-kata yang sama? Sial! Kenapa aku bisa lupa kalau dia takut gelap dan menaruhnya didalam bagasi!” Dante mendengus.“Aku ingat kala itu dia memegang ponsel dan menyalakan lampunya didalam bagasi. Tapi kali ini dia tidak membawa ponselnya dan tidak ada penerangan sama sekali didalam bagasi.

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 39.

    “Kau benar sekali. Lebih baik kita fokus mencari Wendy dan membawany pada Dante.” ujar Eddie. “Dimana kita bisa menemukan wanita itu?”“Bukankah kau sedang menyetir menuju kesana? Tempat tinggalnya sekitar tiga kilometer lagi dari sini.” ucap Nick yang melihat GPS dan juga memasang GPS didepan.“Apa kau yakin itu tempatnya?” tanya Eddie ketika mereka sudah sampai dan melihat tempat yang ingin mereka datangi.“Anak buahku yang bilang disana tempatnya. Siapa yang mau turun denganku?” tanya Nick.“Aku saja.” Hans menimpali.“Kalau begitu aku akan menunggu kalian dimobil.” ujar Eddie. Kedua pria itupun turun dan mencari Wendy.“Apa menurutmu nasib wanita ini akan sama seperti suaminya?” tanya Hans berbisik ditelinga Nick.“Aku tidak tahu tapi kita harus menemukannya dulu. Soal itu biarlah jadi urusan Dante nanti.”“Jadi ini pintu apartemennya?” tanya Hans menatap sebuah pintu.“Ya aku ras memang ini.” Nick melirik Hans. “Biar aku saja yang ketuk pintunya.”Tok Tok Tok TokAgak lama mereka

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 38.

    “Kau berinisiatif sendiri?” Eddie mencecarnya dengan pertanyaan.“Hmmm…..apa kalian lupa kalau Dante tidak pernah menghukum seseorang secara langsung? Jadi aku hanya berjaga-jaga saja jika seandainya dibutuhkan. Ternyata benar firasatku.” Nick tersenyum lalu melirik kedua sahabatnya. “Siapa yang akan menyupir?” ujarnya sambil mengangkat kunci ditangan.“Aku!’ Eddie bicara sambil mengangkat tangan. “Nick! Ceritakan apa penilaianmu tentang semua ini?”“Apa kalian mengingat kejadian empat tahun lalu?” Nick mulai bicara.“Kejadian apa?” tanya Eddie kemudian. Dia tidak terlalu mengingat kejadian empat tahun lalu dan mulai mencoba untuk mengingat.“Saat Dante meminta kita untuk tidak mengganggunya selama satu tahun! Apa kau lupa soal itu? Masa itu kita semua kewalahan menangani semua pekerjaan dilapangan karena dia tidak ada.” Nick kembali mencoba mengingatkan kedua sahabatnya sambil menghempaskan tubuh di jok mobil.“Ah itu!” Eddie mengingat lalu mengangguk-anggukkan kepala.“Memang kenapa

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 37.

    Dante terus menarik Bella keluar dari penthousenya menuju mobil. “Salah satu dari kalian kendarai mobilnya.” perintahnya pada pengawal yang berjaga didepan lift. Dia tidak peduli teriakan kesakitan gadis itu. Tangannya bahkan semakin kuat menjambak rambut Bella“Baik Tuan!”“Kita ketempat ini! Perhatikan baik-baik alamatnya, baca! Kita kesana sekarang!” Dante bicara pada salah satu anak buahnya yang dijadikan supir lalu memberikan kunci mobilnya dan menarik Bella menuju mobilnya masih dengan menjambak rambutnya.BRAAKKKK! Dante membuka bagasi mobil dengan kasar.“Masuk!” perintah Dante pada Bella.“Tuan saya takut, didalam gelap.” ucap Bella bergidik ngeri membayangkan bagasi yang gelap.BRUKKKK…..seakan tak peduli pada ucapan Bella, pria itu langsung membanting tubuh Bella masuk kedalam bagasi mobil dan langsung menutupnya.“Berangkat sekarang!”ucap Dante saat dia sudah berada didalam mobil. ‘Bisa-bisanya dia menelepon laki-laki lain saat aku tidak ada! Apa dia sudah melakukannya ber

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 36.

    Dia memikirkan kira-kira seperti apa karakter Dante yang sebenarnya, termasuk perubahan sikap Dante yang tiba-tiba saja marah dan pergi begitu saja.“Dante...pria aneh! Haaah…..aku kan tidak menyusahkannya malah aku tadi memberikan uang padanya. Aku hanya memintanya untuk memberikan uang itu pada adikku dan dia bisa memotong biaya antarnya dari uang itu. Tapi kenapa dia jahat sekali tidak mau menolongku. Padahal aku hanya memintanya melakukan sesuatu yang sederhana.”“Oh Sarah! Bagaimana kondisimu disana? Tuhan….aku harus minta tolong pada siapa?” Bella kembali memikirkan tentang adiknya ketika dia memikirkan betapa jahatnya Dante padanya.“Aku sangat yakin kalau tiga puluh ribu dolar, pasti dia punya tapi memang dia yang tidak mau menolongku!” Bella mengomel sendirian dikamarnya mengingat kembali bagaimana Dante tidak mau menolongnya dan langsung pergi meninggalkannya.‘Tunggu! Apa aku bisa minta tolong pada Tuan Jeff? Tapi aku merasa tidak enak hati minta tolong padanya, selama ini

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 35.

    “Aku juga tidak tahu. Aku belum pernah melihatnya melakukan itu.”“Tapi memang ini jauh lebih sadis daripada film thriller!” Eddie mengomentari dengan suara pelan tak berani mengganggu Dante.KREEEKKKKAaaaaahhhhhkkkkk“Aduh sadis sekali!”“Issss…..kenapa aku merasa ngilu melihatnya?” bahkan teman-teman Dante berkeringat dingin melihat bagaimana pria itu mematahkan tangan Julian.‘Gergaji itu….’ bisik Hans pelan “Sssshhhh...”Nguuuuuuunnnng“Ini untuk seribu orang yang telah kau berikan padanya!” ucap Dante yang menjadi suara terakhir yang didengar oelh Julian didunia ini.Aaaahahhhhkkkkkk……..‘Ada apa dengan Dante? Kenapa dia bisa setega itu? Aku belum pernah melihatnya membunuh satu orangpun bahkan aku sempat berpikir bahwa dia satu-satunya kepala mafia yang tidak berani untuk membunuh lawannya! Dia bahkan selalu menyuruh kamu menyelesaikan semuanya. Tapi apa yang barusan kulihat?' batin Nick.'Kejam sekali! Dia benar-benar membelah orang itu dari atas ke bawah dengan gergaji mesin?

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status