Share

BAB 5.

Author: Meta Janush
last update Last Updated: 2024-07-14 00:02:17

“Bellaku sayangku, apa kau ingin merampokku?” tanya Madam Wendy terkejut mendengar permintaan Bella.

“Tidak Madam, tentu saja tidak! Mana mungkin aku melakukan hal buruk padamu? Madam sudah sangat baik padaku tapi tubuhku sangat lelah hari ini jadi aku merasa itulah bayaran yang setimpal untuk hari ini.”

Madam Wendy terdiam sejenak berpikir dan membisu diseberang sana. Bellaa masih menunggunya dengan sabar karena permintaan Bella bukanlah sesuatu yang mudah dikabulkan. Jumlah yang dimintanya sangat besar dan tentunya Madam Wendy akan berpikir cermat.

“Baiklah, aku setuju tapi sekali kau gagal dan membuat kesalahan maka hutangmu akan bertambah sepuluh persen dan semua bayaranmu dari Tuan Dante adalah milik klub! Bagaimana apa kau setuju?”

Bella yang mendengar ucapan Madam Wendy terkejut, dia merubah posisi duduknya dia tidak percaya bahwa permintaannya baru saja dikabulkan oleh Madam Wendy. Toh bukan hal yang sulit baginya untuk membuat semua pria tunduk dan jatuh kepelukannya.

“Bagaimana Bella? Apa kau setuju?” tanya Madam Wendy tak sabar karena Bella masih diam.

“Ok aku setuju! Katakan dimana aku harus menemuinya?”

“VVIP Club malam ini sayangku! Tolong datang dalam waktu lima belas menit dan pastikan tubuhmu bersih karena Tuan Dante menyukai kebersihan dan dia sangat istimewa! Aku jamin kau tidak akan menyesal Bella sayang!”

Sambungan telepon terputus setelahnya. Wajah Bella tersenyum manis dia langsung mandi, membersihkan seluruh tubuhnya dengan cepat dan memakai pakaian bersih yang sudah dibawanya. Untung saja dia membawa pakaian bagus yang menampakkan leuk indah tubuhnya.

Dia menyemprotkan parfum ketubuhnya, aroma parfumnya sangat lembut dan menggairahkan. Tak lupa Bella merias wajahnya dengan riasan natural agar terlihat fresh sebelum meninggalkan president suite hotel.

‘Ini adalah kesempatan emasku, aku tidak akan menyia-yiakan kesempatan ini dan membawa pulang banyak uang malam ini. Ahhhh…..dewi keberuntungan berpihak padaku malam ini! Apapun yang terjadi aku harus bisa memuaskan pria itu, Tuan Dante kaulah target utamaku! Aku akan membuatmu bertekuk lutut dan jatuh ke pelukanku, setelah itu kau tidak akan bisa melupakanku! Komisi yang ditawarkan sangat besar, pria ini tambang emasku!’ Bella bergumam dalam hati menyemangati dirinya. Dia pun bergerak cepat menuju lift dan turun ke lobi hotel.

Saat dia keluar dari pintu utama hotel ternyata seorang anak buah Madam Wendy sudah menanti. “Nona Bella amri ikut dengan saya!” Bella tersenyum puas lalu mengganggukkan kepala mengikuti pria berbadan besar itu.

Ternyata setelah empat tahun aku bekerja untuk Madam Wendy, dia masih takut kalau aku akan melarikan diri, seberapa bergunakah aku bagi Madam Wendy?

Dalam hatinya, sebenarnya dia merasa bangga tapi disisi lain hatinya teriris perih menyadari impiannya akan kebebasan yang masih jauh untuk terwujud akatu mungkin saja tidak akan pernah terwujud.

Tapi gadis berusia dua puluh satu tahun itu berusaha tetap tegar dan tersenyum menjalani kehidupan pahitnya serta menutup semua luka yang tersenyum. Dia tidak ingin menjadi lemah dan fokus untuk menjalani kehidupan yang bukan pilihannya ini.

Disebuah klub terbesar dan termewah di Jakarta, klub yang tak bisa dimasuki oleh sembarang orang itulah tempat tujuan Bella. Bagi setiap orang yang memasuki klub malam itu setidaknya akan menghabiskan paling sedikit tiga puluh juta.

Pelanggan klub itu rata-rata adalah warga asing, pengusaha kaya dan disanalah Bella menjadi dewi malam yang meraih sanjungan dan hanya bisa dinikmati oleh pelanggan kaya dan royal seperti Jeff Soemardi.

Jarak antara hotel dan VVIP Club banya lima menit sehingga cukup waktu bagi Bella untuk beristirahat didalam mobil. Sesampainya di depan club ternyata Madam Wendy langsung membukakan pintu mobil. “Akhirnya kau datang Bella sayang!” ujarnya bernapas lega.

“Kenapa repot-repot menungguku disini, madam?” tanya Bella mengeryitkan dahi.

Dia merasa heran dan agak aneh karena wanita itu adalah penguasa nomor satu di club dan susah payah menunggunya didepan pintu masuk dan langsung menarik tangan Bella. “Aku memang sengaja menunggumu karena ini adalah penentuan penting Bella sayang! Kaulah harapan terakhirku!”

Mendengar ucapan wanita itu membuat Bella tersenyum tipis, membiarkan tangannya ditarik memasuk club. Dia pasrah mengikuti langkah madam wendy yang berjalan cepat seakan mengejar setoran.

Madam Wendy membawa Bella memasuki sebuah ruangan. “Cepat ganti bajumu!”

“Apa aku harus mengganti bajuku disini sekarang?”

Madam wendy hanya menggangukkan kepala sebagai jawaban. Awalnya Bella merasa enggan karena ada Tuan Julian juga diruangan itu.

“Tak usah kau pedulikan aku, lagipula aku sudah sering melihat tubuhmu! Cepat ganti bajumu, aku dan wendy hanya ingin memastikan kalau kau mengenakan pakaiaan yang pas.” ujar Julian yang juga pemilik VVIP Club. Meskipun Bella merasa risih tapi dia tak ada pilihan lain, dengan cepat dia menanggalkan semua pakaiannya.

Tanpa mempedulikan empat mata yang menyoroti tubuhnya, bella memakai pakaian yang telah disiapkan. Dalam hatinya Bella menggerutu, ini pertama kalinya dia disuruh mengganti pakaian diruangan itu. Sudah pasti Tuan Dante ini memang tamu istimewa!

Kedua orang itu bahkan menyoroti setiap detail tubuh Bella seperti saat pertama kali dia dipaksa untuk jadi penebus hutang ayahnya di klub ini. Ingatan itu tidak pernah hilang dari ingatannya.

“Wendy sudah berulang kali mengingatkanmu untuk memintanya menghilangkan benda hitam itu! Benda bulat hitam itu sangat mengganggu! Aku tidak mau sampai ada pelanggan yang komplain.” ujar Julian yang mengkritik tanda lahir yang tampak menantang diantara kedua puncak kembarnya.

“Sudahlah Julian sayang, tak usah risaukan itu. Toh selama ini belum ada satu orangpun yang komplain. Aku sudah berulang kali bilang pada Bella tapi dia menolak!”

“Aku tidak peduli! Setelah malam ini, aku ingin kau memaksanya untuk menyingkirkan tahi lalat itu! Tak ada seorangpun yang bisa menolak keinginanku di klub ini!”

“Bella! Apa kau mendengar ucapanku? Jadi jangan menolak lagi untuk menghilangkannya!”

Bella hanya diam mengacuhkan Julian, tak lama dia hanya menggangguk saja tak ingin mendatangkan masalah pada dirinya.  Madam Wendy melangkah mendekati Bella yang sudah selesai berpakaian.

“Mendekatlah biar aku mengecekmu dulu. Aku hanya ingin memastikan kalau semuanya sudah sempurna dan tidak akan mengecewakan.”

Madam Wendy pun memeriksa seluruh tubuh Bella dengan hati-hati. Memeriksa pakaian dan riasannya bagaikan memeriksa barang dagangan yang akan dibawa pembeli dan memastikan tidak ada yang lecet.

“Bagus! Bagus! Sempurna sekali, tidak ada goresan maupun luka lebam, semuanya sempurna.” ucapnya sambil meraba tubuh Bella lalu tersenyum. “Bagus sekali, tidak ada bulu-bulu yang mengganggu!” ungkapnya mengangkat jari telunjuknya dan memberikan G-string untuk dipakai Bella.

“Apakah penampilanku sudah cukup menarik?” tanya Bella setelah dia selesai mengenakan pakaian yang tidak layak disebut sebagai pakaian. Karena yang dikenakannya hanyalah lingeri g-string romper yang sama sekali tidak menutupi tubuhnya. Bahkan Bella hanya diberikan penutup berhuruf X untuk kedua bukit kembarnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 40.

    Bella sama sekali tidak melawan, dia hanya bicara lirih dengan mata yang masih tertutup rapat seakan dia sedang berada diantara batas kesadaran dan mimpi.“Apa yang sudah kulakukan padannya? Kata-kata itu?” Dante merasakan dadanya sesak dan seketika kemarahannya hilang menguap begitu saja. Dia tidak lagi berpura-pura menjauhi Bella, dia menggendong Bella dengan kedua tangannya. Wanita itu tanpa sadar meringkuk dalam dekapan Dante.“Aku mohon aku takut gelap biarkan aku pergi dari sini.” Bella kembali bergumam kalimat yang sama dengan histeris dan menangis terisak walaupun matanya masih tertutup rapat.“Aku sudah menggendongnya dengan kedua tanganku.Tapi kenapa dia masih histeris dan menggumamkan kata-kata yang sama? Sial! Kenapa aku bisa lupa kalau dia takut gelap dan menaruhnya didalam bagasi!” Dante mendengus.“Aku ingat kala itu dia memegang ponsel dan menyalakan lampunya didalam bagasi. Tapi kali ini dia tidak membawa ponselnya dan tidak ada penerangan sama sekali didalam bagasi.

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 39.

    “Kau benar sekali. Lebih baik kita fokus mencari Wendy dan membawany pada Dante.” ujar Eddie. “Dimana kita bisa menemukan wanita itu?”“Bukankah kau sedang menyetir menuju kesana? Tempat tinggalnya sekitar tiga kilometer lagi dari sini.” ucap Nick yang melihat GPS dan juga memasang GPS didepan.“Apa kau yakin itu tempatnya?” tanya Eddie ketika mereka sudah sampai dan melihat tempat yang ingin mereka datangi.“Anak buahku yang bilang disana tempatnya. Siapa yang mau turun denganku?” tanya Nick.“Aku saja.” Hans menimpali.“Kalau begitu aku akan menunggu kalian dimobil.” ujar Eddie. Kedua pria itupun turun dan mencari Wendy.“Apa menurutmu nasib wanita ini akan sama seperti suaminya?” tanya Hans berbisik ditelinga Nick.“Aku tidak tahu tapi kita harus menemukannya dulu. Soal itu biarlah jadi urusan Dante nanti.”“Jadi ini pintu apartemennya?” tanya Hans menatap sebuah pintu.“Ya aku ras memang ini.” Nick melirik Hans. “Biar aku saja yang ketuk pintunya.”Tok Tok Tok TokAgak lama mereka

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 38.

    “Kau berinisiatif sendiri?” Eddie mencecarnya dengan pertanyaan.“Hmmm…..apa kalian lupa kalau Dante tidak pernah menghukum seseorang secara langsung? Jadi aku hanya berjaga-jaga saja jika seandainya dibutuhkan. Ternyata benar firasatku.” Nick tersenyum lalu melirik kedua sahabatnya. “Siapa yang akan menyupir?” ujarnya sambil mengangkat kunci ditangan.“Aku!’ Eddie bicara sambil mengangkat tangan. “Nick! Ceritakan apa penilaianmu tentang semua ini?”“Apa kalian mengingat kejadian empat tahun lalu?” Nick mulai bicara.“Kejadian apa?” tanya Eddie kemudian. Dia tidak terlalu mengingat kejadian empat tahun lalu dan mulai mencoba untuk mengingat.“Saat Dante meminta kita untuk tidak mengganggunya selama satu tahun! Apa kau lupa soal itu? Masa itu kita semua kewalahan menangani semua pekerjaan dilapangan karena dia tidak ada.” Nick kembali mencoba mengingatkan kedua sahabatnya sambil menghempaskan tubuh di jok mobil.“Ah itu!” Eddie mengingat lalu mengangguk-anggukkan kepala.“Memang kenapa

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 37.

    Dante terus menarik Bella keluar dari penthousenya menuju mobil. “Salah satu dari kalian kendarai mobilnya.” perintahnya pada pengawal yang berjaga didepan lift. Dia tidak peduli teriakan kesakitan gadis itu. Tangannya bahkan semakin kuat menjambak rambut Bella“Baik Tuan!”“Kita ketempat ini! Perhatikan baik-baik alamatnya, baca! Kita kesana sekarang!” Dante bicara pada salah satu anak buahnya yang dijadikan supir lalu memberikan kunci mobilnya dan menarik Bella menuju mobilnya masih dengan menjambak rambutnya.BRAAKKKK! Dante membuka bagasi mobil dengan kasar.“Masuk!” perintah Dante pada Bella.“Tuan saya takut, didalam gelap.” ucap Bella bergidik ngeri membayangkan bagasi yang gelap.BRUKKKK…..seakan tak peduli pada ucapan Bella, pria itu langsung membanting tubuh Bella masuk kedalam bagasi mobil dan langsung menutupnya.“Berangkat sekarang!”ucap Dante saat dia sudah berada didalam mobil. ‘Bisa-bisanya dia menelepon laki-laki lain saat aku tidak ada! Apa dia sudah melakukannya ber

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 36.

    Dia memikirkan kira-kira seperti apa karakter Dante yang sebenarnya, termasuk perubahan sikap Dante yang tiba-tiba saja marah dan pergi begitu saja.“Dante...pria aneh! Haaah…..aku kan tidak menyusahkannya malah aku tadi memberikan uang padanya. Aku hanya memintanya untuk memberikan uang itu pada adikku dan dia bisa memotong biaya antarnya dari uang itu. Tapi kenapa dia jahat sekali tidak mau menolongku. Padahal aku hanya memintanya melakukan sesuatu yang sederhana.”“Oh Sarah! Bagaimana kondisimu disana? Tuhan….aku harus minta tolong pada siapa?” Bella kembali memikirkan tentang adiknya ketika dia memikirkan betapa jahatnya Dante padanya.“Aku sangat yakin kalau tiga puluh ribu dolar, pasti dia punya tapi memang dia yang tidak mau menolongku!” Bella mengomel sendirian dikamarnya mengingat kembali bagaimana Dante tidak mau menolongnya dan langsung pergi meninggalkannya.‘Tunggu! Apa aku bisa minta tolong pada Tuan Jeff? Tapi aku merasa tidak enak hati minta tolong padanya, selama ini

  • SANG KUPU-KUPU MALAM   BAB 35.

    “Aku juga tidak tahu. Aku belum pernah melihatnya melakukan itu.”“Tapi memang ini jauh lebih sadis daripada film thriller!” Eddie mengomentari dengan suara pelan tak berani mengganggu Dante.KREEEKKKKAaaaaahhhhhkkkkk“Aduh sadis sekali!”“Issss…..kenapa aku merasa ngilu melihatnya?” bahkan teman-teman Dante berkeringat dingin melihat bagaimana pria itu mematahkan tangan Julian.‘Gergaji itu….’ bisik Hans pelan “Sssshhhh...”Nguuuuuuunnnng“Ini untuk seribu orang yang telah kau berikan padanya!” ucap Dante yang menjadi suara terakhir yang didengar oelh Julian didunia ini.Aaaahahhhhkkkkkk……..‘Ada apa dengan Dante? Kenapa dia bisa setega itu? Aku belum pernah melihatnya membunuh satu orangpun bahkan aku sempat berpikir bahwa dia satu-satunya kepala mafia yang tidak berani untuk membunuh lawannya! Dia bahkan selalu menyuruh kamu menyelesaikan semuanya. Tapi apa yang barusan kulihat?' batin Nick.'Kejam sekali! Dia benar-benar membelah orang itu dari atas ke bawah dengan gergaji mesin?

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status