Home / Thriller / SANG PEWARIS PERKASA / Chapter 34 - Kekuatan Super

Share

Chapter 34 - Kekuatan Super

Author: Dewa Amour
last update Last Updated: 2025-01-03 15:30:46

Dua unit helikopter terbang di atas langit. Sementara di jalan sepanjang perbukitan tampak mobil off-road putih yang sedang melaju dengan kecpatan tinggi.

"Target terlihat di kaki gunung. Cepat amankan!"

Seorang pria berpakaian seperti tentara sedang menghubungi seseorang lewat monitor di tangan. Kacamata hitam dan topi dengan warna senada menyamarkan wajahnya.

Mereka ada empat orang. Semuanya berasal dari Tim Satuan Khusus yang ditugaskan oleh Marquez untuk mencari Aaron dan Nacos.

Senapan laser di tangan siap membidik target dengan kecepatan kurang lebih 300-500 m/s. Mata mereka mengincar mobil putih yang sedang melaju di sepanjang jalan perbukitan.

"No! Bukankah itu Tuan Nacos?"

Mereka saling pandang saat Ketua Tim mengatakan hal yang juga ingin mereka tanyakan. Kenapa Nacos bersama Aaron? Bahkan pria itu tidak seperti sedang bermusuhan dengan target.

"Kita tak bisa tembak sekarang. Bisa fatal jika Tuan Marquez mengetahui hal ini. Baiknya melapor ke Markas lebih dulu."

Pria itu me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 82 - Ancaman Musuh

    Hari sudah malam saat mobil-mobil hitam menepi di sekeliling sebuah bangunan di tepi bukit. Menurut informasi, bangunan itu merupakan markas tempat di mana Marquez menyekap Jeremy.Luca sudah turun dari helikopter. Dia memimpin tim untuk mengatur strategi penyerangan. Sementara Miranda dan Nacos masih menunggu sambil memantau dari ketinggian seratus kaki.Mereka mulai menyebar dan mengepung markas. Satu dua orang yang kelihatan di sekitar segera di tembak. Suara tembakan memicu keributan. Para anak buah Marquez segera keluar sambil membawa senjata. Baku tembak pun terjadi dengan sengit."Bos, mereka sudah tiba di markas!"Marquez yang sedang minum-minum di ruangannya cuma menyeringai tipis mendengar laporan dari seorang bodyguard. Miranda, jadi wanita itu benar-benar menyerang markas?"Biar saja para bodyguard yang bereskan mereka. Kau panggil Max sekarang juga. Aku ada misi penting untuk dia," ujar Marquez.Sang anak buah segera mengangguk. "Baik, Bos."Marquez cuma mengibaskan tanga

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 81 - Rencana Baru

    "Puji syukur pada Tuhan Yesus! Wanita itu tidak mengenali Anda, Tuan Muda."Silvester bicara sambil merapikan alas kasur. Dia dan Aaron sudah tiba di sebuah kamar sempit khusus para staf yang bekerja di bungalow. Hatinya amat lega karena Marisa tidak mencurigai Aaron.Aaron tampak sedang berdiri di tepi garis jendela kamar. Ia tersenyum tipis mendengar ucapan pria itu. "Namun aku masih belum bisa mengingat apa pun," katanya terdengar murung.Silvester menoleh. "Seiring berjalannya waktu, saya yakin ingatan Anda akan segera pulih. Bungalow ini memiliki banyak kenangan tentang Anda, Tuan Besar dan para bajingan itu."Aaron mengangguk. "Namun bagaimana jika mereka lebih dulu mengetahui rencana kita?"Mendengar ucapan Aaron, Silvester menghentikan pekerjaannya. Ia lantas menoleh ke arah pria muda yang masih berdiri di tepi garis jendela kamar. "Selama saya masih hidup, saya akan melindungi Tuan Muda," katanya penuh tekad.Aaron amat terkesan mendengarnya. "Silvester, jangan ngomong begitu

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 80 - Penyamaran Aaron

    Kediaman Keluarga Fortman pagi hari. Apel para staf baru saja dibubarkan. Sambil memegang cangkir kopinya, Marisa memandangi orang-orang yang berhamburan di teras belakang rumah yang luas."Jadi, wanita itu sudah tiba di kota ini lagi?""Benar, Nyonya.""Lantas, kenapa kau bertanya padaku?"Smith dibuat terkejut saat tubuh tinggi dengan balutan stelan kantor pendek warna hitam itu memutar sampai menghadap padanya. Ia segera menundukkan wajah dari tatapan tajam Marisa.Wanita itu tersenyum miring. Ia berjalan satu langkah ke depan sampai melewati Smith. Ditepuk satu bahu pria itu sebelum ia benar-benar berlalu darinya."Aku tahu, dan kau tahu pasti apa yang harus kau lakukan," desis Marisa.Smith cuma mengangguk menanggapi.Marisa menarik nafas, lantas ia berjalan menuju lorong. Miranda sudah kembali ke kota. Begitu kabar yang disampaikan oleh Smith. Ternyata mata-matanya tak berguna. Bahkan mereka gagal menghabisi wanita itu di dermaga."Nyonya, orang yang Anda pesan sudah datang."Si

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 79 - Titik Terang

    Pusat Kejiwaan sore hari.Langkah panjang seorang pria terayun mantap menyusuri lorong rumah sakit. Di sepajang lorong tampak para pasien yang sibuk dengan aktifitas masing-masing. Semuanya mengalami gangguan mental yang parah."Apa sudah ada kabar tentang Miranda?""Belum, Tuan."Shit!Marquez mendengus kesal mendengar jawaban dari asistennya. Sudah nyaris satu tahu pasca Miranda kabur darinya. Dan malam panas penuh kenikmatan itu, mana mungkin bisa ia lupakan. Saat tangannya menjamah dan bermain di setiap inci tubuh Miranda.Sssh ... kecantikan wanita itu bagai kokain yang memabukkan. Dan semua sensasinya tak dapat ia mengingatnya dengan jelas, seperti apa rasanya. Yang pasti sangat nikmat."Tuan jangan cemas, orang-orang Max masih mencari Nona Miranda." Asisten bicara lagi. Saat manik-manik Marquez mengincar wajahnya, ia langsung menunduk."Bagaimana dengan Eve? Apa bajingan itu masih ada di markas?" tanya Marquez. Menurut informasi, Miranda kabur dengan membawa gadis kecil bersam

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 78 - Cerita Masa Lalu

    Sebuah pondok di atas bukit tampak tersembunyi di antara rimbunnya pohon-pohon murbei yang rindang. Di sekeliling pondok terlihat ladang sayuran yang menghijau. Di sana tampak punggung seorang wanita yang sedang memetik sayuran.Ubi Wortel begitu besar dengan warna yang amat cerah saat dicabut dari tanah. Wanita itu memekik senang. Ia lantas menaruh beberapa wortel pada keranjang rotan di sisinya. "Sepertinya paprika sedang berbuah lebat. Aku ingin buatkan Eli sup ikan salmon dengan potongan paprika. Kurasa anak itu akan makan banyak," ujarnya sambil menoleh ke arah beberapa pohon paprika yang buahnya tampak banyak dan matang-matang."Uhuk! Uhuk!"Terdengar suara batuk-batuk dari arah kamar tanpa pintu. Cuma tirai putih yang melambai karena embusan angin. Anak perempuan tampak duduk di tengah ranjang. Dia yang sedang batuk-batuk.Wanita di ladang mendengar suaranya saat sedang memetik paprika. Dengan cepat ia bergegas menuju arah pondok. Dibuka topi besar yang menutupi kepala, Mirand

  • SANG PEWARIS PERKASA   Chapter 77 - Mencari Jati Diri

    Kapal menepi di sebuah dermaga. Mereka sudah tiba di Alexandria Baru setelah berlayar dari Salvador Timur. Udara di teluk sangat dingin menjelang pagi tiba. Semua penumpang kapal mengenakan jaket tebal dan topi berbulu. Di antara mereka tampak seorang pria yang baru keluar dari pintu kapal.Aaron mengenakan mantel tebal warna hitam, fedora hitam dan memegang cerutu. Dia sedang mengelabui para mata-mata di dermaga agar tidak melihat wajah aslinya.Mata-mata berdiri di atas geladak kapal. Mereka segera mengincar dengan teropong jarak jauh saat para penumpang keluar. Hampir saja mereka menemukan Aaron. Tapi penampilan pria itu tidak mencirikan."Selamat datang di Alexandria Baru! Surga di dunia yang Tuhan ciptakan untuk kita!""Ayo sialkan!""Mari-mari!"Petugas dermaga menyambut para penumpang dengan penuh semangat. Terutama para turis yang datang untuk berlibur di kota mereka. Aaron berada di antaranya. Dia tampak sibuk dengan batang cerutunya dan berpura-pura acuh."Anda bawa koper s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status