Share

Bab 12

SANTET PAKAIAN DALAM 12

Pagi-pagi setelah mandi dan sarapan Galih dan Raga langsung bersiap ke rumah Ustad Ilham.

"Mas, kami permisi dulu," pamit Raga.

"Iya, hati-hati. Salam sama Emak dan Bapak," balas Rendra.

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Setelah berpamitan mereka pun melanjutkan perjalanan. Di jalan Galih lebih banyak melamun. Di kepalanya hanya ada Ita, ia terus saja memikirkan Ita, Ita, dan Ita.

"Gal, kamu kenapa? Dari tadi diem aja, kesambet?" canda Raga karena sedari tadi ia melihat Galih senyam-senyum sendiri dari spion motornya.

"Apaan, sih."

"Serius, kamu dari tadi tak lihatin kek, orang gila. Senyum-senyum sendiri, ngapain?" tukas Raga.

"Nggak tahu, Ga. Aku sendiri juga bingung. Percaya nggak sejak tadi malam aku terus kepikiran Ita. Aku melihat Ita di mana-mana. Kira-kira kenapa, ya? Apa iya, aku jatuh cinta padanya?"

Uhuk! Uhuk!

Raga seketika tersedak. "Yang bener aja kamu?!"

"Beneran Ga, suer aku nggak bohong. Aku aja binggung dengan perasaanku sendiri. A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status