Share

Part 02

            “Ya Tuhan, aku telat berangkat ke kampusnya, gara-gara tadi malam pelanggan cafe membeludak, jadi cafe tutupnya malam,” desis Greysie sambil berjanan kaki menuju kampusnya. Greysie sudah terbiasa berangkat kuliah dengan berjalan kaki, salah satu alasannya adalah menghemat ongkos. Terlebih lagi kosan Greysie dekat dengan tempatnya kuliah. Saat di perjalanan, Greysie harus menahan geram, karena ada mobil yang melaju kencang, ada genangan air tetap di lewati. Sialnya lagi saat itu Greysie sedang berada didekat genangan air itu.

            “Hey sialan, bawa mobil gak lihat-lihat ada genangan, bisa bawa mobil gak sih,” teriak Greysie sambil melempar batu ke arah mobil yang melaju. Greysie sangat geram, karena bajunya benar-benar kotor, terlebih lagi ia memakai kemeja berwarna putih. Tak disangka-sangka, mobil yang tadi ia lempar batu tadi berhenti dan melaju mundur ke arahnya. Saat tepat di dekatnya, mobil Lamborghini hitam keluaran terbaru itu pun berhenti di dekatnya, saat pintu mobil terbuka, Greysie sangat kaget, karena yang keluar adalah pria berjas hitam dengan wajah yang membuat para wanita meleleh, sangat tampan. Greysie mencoba untuk tidak terpesona dengan ketampanan pria yang sedang berdiri di depannya saat ini,

            “Maaf Nona, asisten saya tidak sengaja, ia tidak melihat ada genangan air tadi,” ucap pria yang tak lain adalah Sean yang berdiri berhadapan dengan Greysie.

            “Enak saja lo tinggal bilang maaf, bisa lihat gak sih, karena ulah mobilmu, pakaianku sekarang kotor mau berangkat ke kampus,” ucap Greysie dengan sewot dan ketus. Sean yang melihat Greysie yang dari tadi ngomel gak jelas tak bisa menahan senyumnya.

            “Terus, kamunya maunya kayak gimana, aku kan sudah minta maaf karena gak sengaja,” ucap Sean dengan lembut.

            “Tanggung jawab, belikan aku baju sekarang buat ganti, aku ke kampus gak mungkin pakai baju kotor seperti ini,” ucap Greysie tetap bernada ketus pada Sean. Sean memegang kepalanya yang tidak pusing karena melihat wanita jadi-jadian yang berada di depannya saat ini.

            “Beli saja sendiri, aku kasih uangnya,” ucap Sean tetap dengan gaya santainya.

            “Gak mau, belikan saja, cepat.” Perintah Greysie pada Sean.

            “Ya Tuhan, baru kali ini aku diperintah seperti ini oleh seorang wanita yang baru bertemu denganku, apa mukaku terlihat seperti pelayan yang seenaknya sendiri di suruh-suruh,” ucap Sean dalam hati.

            “Baiklah ayo beli,” ucap Sean singkat. Greysie menarik Sean supaya mengikutinya membeli baju di toko yang dekat dari tempatnya saat ini berdiri. Sean cuma pasrah di tarik-tarik oleh wanita yang tidak ia kenal. Greysie masuk di salah satu toko baju yang tidak terlalu besar, ia mulai memilih kemeja putih untuk ia buat ganti. Sean cuma melihat Greysie dalam diam dengan melipat tangan di dada. Setelah menemukan baju yang cocok dengan ukuran tubuhnya, Greysie langsung membawanya ke kasir untuk dibayar.

            “Sudah, cepat bayar. Aku mau ganti bajuku dulu.” Perintah Greysie pada Sean. Sean menuruti apa yang di suruh oleh Greysie. Sean membayar baju yang tadi sudah di pilih oleh Greysie.

            “Berapa?” tanya Sean.

            “10$,” ucap sang penjaga tokoh. Sean mengeluarkan uang 50$, dan memberikannya ke penjaga toko. Setelah membayar, Sean langsung pergi meninggalkan Greysie yang masih berganti baju. Saat Greysie ke luar dari ruang ganti, Greysie tak melihat pria yang sudah membuatnya sial pagi-pagi.

            “Apa sudah dibayar bajunya?” tanya Greysie pada sang kasir tokoh.

            “Sudah Nona, ini kembaliannya 40$, tadi kekasih anda langsung pergi tanpa membawa kembalian uangnya,” ucap sang kasir tokoh. Greysie menerima kembalian uang dari sang penjaga kasir. Dan pergi dari toko tersebut.

            “Udahlah gak peduli juga mau di tinggalin juga, yang penting bajuku sekarang udah bersih, bisa lanjut ke kampus lagi,” ucap Greysie masa bodoh sudah di tinggalkan Sean sendiri di toko. Greysie berjalan menuju ke kampusnya dengan sedikit berlari, karena dia sudah sangat telat.

            ****

            “Gadis unik,” ucap Sean. Sean menatap kepergian Greysie dengan senyuman menghiasi bibirnya.

            “Apa kita bisa melanjutkan perjalanan kita Tuan Muda,” ucap Matias menahan senyum melihat tingkah tak biasa yang di perlihatkan Sean.

            “Bisa, jalankan mobilnya,” ucap Sean datar. Matias mulai melajukan mobilnya menuju ke perusahaan.

            “Semoga kita suatu saat di pertemukan lagi gadis jadi-jadian,” ucap Sean dalam hati. Entah kenapa Sean sedikit terhibur dengan Greysie. Wanita apa adanya yang tidak menutupi siapa dirinya.

            “Gimana perkembangan pencarian si tua bangka Adiputra, apa sudah ada kabar keberadaannya,” ucap Sean pada Matias yang konsen dengan kemudinya.

            “Sudah ada kabar Tuan Muda, dia setelah penembakan Nyonya dulu, dia bersembunyi di daerah Jawa Tengah, tepatnya di daerah Magetan. Dia tinggal bersama istrinya di sana, tanpa diketahui oleh putranya Reyhan Adiputra. Keluarga mereka hancur Tuan Muda setelah kasus penembakan Nyonya, karena ternyata mantan suami Nyonya, Tuan Reyhan masih menyimpan perasaan pada Nyonya,” jelas Matias.

            “Mamaku ternyata banyak yang menyukai,” ucap Sean sambil tersenyum.

            “Bukan banyak lagi Tuan Muda, Tuan Arsenio saja sempat kewalahan dengan tingkah para pria yang menyukai Nyonya, mulai Tuan Reyhan mantan suami Nyonya, Tuan Edward sahabat terdekat Nyonya dan rekan bisnis Nyonya Tuan Salvador. Mereka bertiga sama-sama saling mencuri perhatian Nyonya Naraya. Kalau yang Tuan Edward, sekarang sudah tidak berani lagi berurusan dengan Tuan Arsenio, karena sempat perusahaannya di bobol sistem keamanannya oleh Tuan Arsenio. Kalau Tuan Salvador setelah mengetahui Tuan Arsenio adalah suami Nyonya Naraya, dia langsung tidak berani mendekati Nyonya Naraya lagi, karena dia tahu sepak terjang Tuan Arsenio di dunia bisnis seperti apa,” jelas Matias panjang lebar menceritakan informasi yang sudah ia ketahui.

            “Pesona Mama tidak bisa diragukan lagi,” ucap Sean berdecak kagum dengan pesona sang Mama di masa mudanya dulu, meskipun sampai sekarang sang Mama juga masih terlihat awet muda dan tetap cantik.

            “Ditambah lagi dengan kebaikan hati Nyonya,” ucap Matias menambahi.

            “Benar sekali kalau soal hal itu, Mama mempunyai hati bagaikan malaikat, yang tidak tega jika orang-orang di sekelilingnya kesusahan,” ucap Sean. Sean memandang keluar jendela, melihat lalu lalang kendaraan yang bersisihan jalan dengan mobilnya. Ia merasa sangat beruntung bisa hidup dengan layak tanpa harus pusing memikirkan tentang uang. Memiliki orang tua yang masih lengkap dan sangat menyayanginya. Karena belum tentu yang lain bisa merasakan hidup seperti dirinya saat ini.

            Tak terasa mobil sudah memasuki parkiran perusahaan. Setelah mobil berhenti, Sean keluar dari dalam mobil dan langsung berjalan masuk ke dalam perusahaannya. Banyak para karyawan yang mengucapkan selamat pagi, dan banyak juga yang Cuma ingin melihat wajah tampan Sean. Sean selalu bersikap baik kepada para karyawannya, karena buat Sean, perusahaannya tidak bisa sebesar ini, tanpa kerja keras para karyawannya. Terlebih lagi Sean sering mendapat nasehat oleh sang Mama tentang bagaimana bersikap terhadap para pekerja.

            “Selamat pagi Bos,” ucap salah satu karyawan perusahaan.

            “Selamat pagi, semoga pekerjaanmu dipermudah,” ucap Sean sambil menyunggingkan senyum. Sean berjalan menuju ke lift khusus petinggi perusahaan di ikuti oleh Matias di belakangnya.

            “Apa hari ini kita ada meeting penting dengan klien?” tanya Sean sambil masuk kedalam lift.

            “Iya Tuan Muda,” ucap Matias sambil ikut masuk kedalam lift. Lift pun tertutup dan naik ke lantai atas menuju lantai 33. Tak berselang lama lift pun sudah terbuka tepat di depan ruangan Sean berada. Sean keluar dari lift dan langsung di sambut oleh sekertarisnya Livedor. Livedor berdiri tepat saat Sean hendak mendekat ke arahnya.

            “Pagi Boss,” ucap Livedor sopan.

            “Pagi Livedor, masuk keruanganku sekarang,” ucap Sean pada Livedor.

            “Siap Boss,” ucap Livedor penuh hormat. Livedor saat mengidolakan sosok Sean, karena berkat Sean, ia bisa membersamai Sean disetiap pekerjaannya. Livedor bertemu Sean, saat ia sedang mencari pekerjaan. Karena Sean tahu kwalitas yang di miliki Livedor, Sean sendiri yang memberikan pekerjaan sebagai sekertarisnya. Sean sangat menyukai kinerja yang dimiliki oleh Livedor, berkat kerjasama Matias dan Livedor, masalah jadwal pertemuannya bisa terhendel dengan baik.

            Sean memasuki ruangannya dengan di ikuti oleh Matias dan Livedor di belakangnya. Sean duduk di kursi kebesarannya dengan kharisma yang tak luput dalam diri Sean. Sean melipat kedua tangannya ke arah dada sambil menunggu Livedor membacakan jadwalnya hari ini.

            “Bacakan jadwalku hari ini Livedor,” ucap Sean penuh perintah.

            “Hari ini tidak terlalu banyak pertemuan Boss, Cuma menghadiri rapat semua divisi nanti setelah makan siang, dan sorenya ada pertemuan dengan Tuan Edward tentang produk kita yang akan di pakai oleh perusahaan Tuan Edward Boss, dan tempatnya di resto milik Nyonya Naraya,” jelas Livendor secara rinci.

            “Ok kalau begitu, kamu boleh kembali ke mejamu,” ucap Sean.

            “Baik Boss.” Livendor undur diri dari hadapan Sean, dan kembali ke mejanya untuk meneruskan pekerjaannya yang tertunda karena pemanggilannya.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status