“Aku tahu apa yang kamu lakukan! Kau gila! Pulang sekarang dari situ sebelum aku seret pulang! Sebelum aku menendang pantat jelekmu!” pekik Kelsea di ujung telpon. Verena hanya mendelik sebal, dia tidak akan peduli pada amukan Kelsea, tapi yang dia takutkan adalah orang tuanya tahu semua kebohongan yang dia lontarkan, dia tak mau Rara dan Gerald kecewa, selama ini dia berusaha jadi anak manis untuk orang tuanya.
“Pulang, Verena! Kamu gila!”
“Tidak!” tegas Verena, masih keras kepala. Dia tidak akan goyah, sebelum apa yang dia inginkan tercapai.
“Kau nantang! Aku nggak main-main!” Verena memutar bola matanya malas, kenapa harus punya saudari menyebalkan seperti Kelsea? Si jutek yang bicaranya tak peduli perasaaan orang lain.
“Coba kau pikir pakai otak! Dia itu siapa? Kamu siapa! Gosh, David bahkan usianya sama dengan Daddy.” Verena hanya memainkan kukunya, tidak akan mendengarkan apa pun omelan Kel
Perkataan Kelsea tentu menjadi beban bagi Verena, walau dia berusaha untuk bersikap bodo amat, tapi ancaman itu terus terngiang. Verena mulai memikirkan hal apa yang akan dia gunakan untuk mencari alasan, dan bisa berlama-lama hidup dengan David.“Haduh, Pak Tua itu menyusahkan perasaan orang lain saja,” keluh Verena. Dia akan tetap mengejar David, karena memang ini resiko yang dia dapatkan saat memutuskan untuk jatuh cinta. Ditentang satu dunia.Gadis itu menunggu David pulang, Verena tentu tidak akan menceritakan amarah Kelsea pada David, tapi dia ingin memastikan David berada di pihaknya, walau semua orang menentang dirinya.Verena hanya duduk di sofa sambil bermain ponsel, dia juga bukan orang yang pandai menyenangkan pasangan, demi Tuhan, Verena tak pernah jatuh cinta selama hidupnya, dan tidak pernah menjalin hubungan serius dengan lawan jeni
David hanya menatap dengan kosong tembok di depannya. Banyak hal yang menganggu dirinya sekarang, tapi keberadaan Verena lagi-lagi mengusiknya.Laki-laki itu bangkit dari tempat tidur, sambil menyugar rambutnya. Yang dia inginkan adalah Verena mendapatkan pasangan yang bisa mengayomi, merangkulnya Ketika dia terjatuh, ya seperti keinginan seorang ayah pada anak gadisnya.David menarik handuk dan menguyur dirinya di bawah pancuran shower. Dia ingin Verena Bahagia, kendengarannya sangat naif, tapi saat gadis kecil itu terus mengusik hidupnya dia merasa Verena menjadi orang penting di hidupnya sekarang, David berperang dengan perasaannya sekarang. Tidak! Dia tidak jatuh cinta pada Verena, otaknya masih waras untuk jatuh cinta putri mantan sahabatnya. Walau mungkin Gerald masih menganggap dirinya musuh, bagi David apa yang sudah berlalu biarkan berlalu.Seperti keinginan para orang tua untuk anak-anak mereka, David ingin Verena Bahagia, gadis itu menemukan belahan j
Setelah dipikir-pikir, kehadiran Verena memang mengalihkan dunia David. Lihatlah bagaimana David hanya memperhatikan gadis berisik itu yang sedang tertidur dengan nyaman, bersandar di bahunya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju New Zealand.David memperhatikan wajah Verena yang begitu tenang seperti bayi, tanpa sadar dia tersenyum. Gadis kecil menyebalkan, bikin kepala otak mau pecah, tapi ternyata dia juga membuat hari-hari berwarna. David yakin, hidupnya akan kesepian jika Verena tak lagi berkeliaran di sekelilingnya.Wajah Verena putih bersih, punya dua tahi lalat kecil di pipinya, punya mata jernih, dan juga rambut keriting khasnya yang membuat dia berbeda dari saudaranya yang lain.David menggeleng, bahkan dia merasa sudah mengenal gadis kecil ini seumur hidupnya. Laki-laki itu Kembali tersenyum saat jari telunjuknya menusuk-nusuk pipi Verena. “Gadis kecil menyebalkan. Gerald pasti tak baca doa saat cetak kamu.
David tidak tidur. Dia memilih untuk menyibukkan diri menunggu esok tiba. Verena sudah dibawa pergi ke alam mimpi sedari tadi. Laki-laki itu sudah selesai mandi, otaknya sudah mulai berpikir waras, walau dia tak bisa mengalihkan padangannya ke arah Verena yang pulas seperti bayi koala.David hanya menatap kosong laptop di depannya. Sebenarnya dia ingin menyelesaikan beberapa kerjaan yang belum beres, tapi otaknya susah sekali diajak berkonsentrasi.Huh, berkali-kali David menarik napas Panjang. Dia berbalik, memutar tubuhnya ke arah gadis pemilik rambut keriting yang paling berisik yang pernah dia temui. Gadis itu tidur dengan gaya tidak anggun sama sekali, giginya terus gemelutuk, dia juga terus menggaruk rambutnya."Anak ini, kalau tenang mungkin meninggal kali, ya," guman David. Tapi, senyuman tak lepas dari wajahnya. Gadis cacing berisik yang menggemaskan. Tunggu! Apa tadi? David buru-buru menggeleng, anggap saja dia tidak memikirkan hal it
Pantai sangat identik dengan dress Panjang berwarna putih, Verena tak punya, tapi dia memaksa David menuruti saat dia merajuk, dan Pak Tua itu harus membayar semuanya, dan berakhir David membelanjakan untuk membeli. Bisa kalian bayangkan saat berhasil Verena begitu heboh sekaligus norak, dia terus memuja David, dan mengharapkan agar hubungan tanpa status ini di-upgrade segera.Sekarang, mereka akan mengunjungi tempat teman David yang tiggal di pesisir pantai. Verena ingin merasakan angin pantai malam, jika David mau mereka bisa tidur di pasir, mencari pengelaman yang baru.Verena masih merajuk, tapi dia tak bisa melewatkan begitu saja hal yang menyenangkan ini, karena dia tidak pernah bermalaman di pinggir pantai merasakan angin pantai. Verena membayagkan hal yang romantis Bersama David.Terkadang dia merasa jika mereka sebenarnya adalah mereka
David berdiri sambil mengatur napasnya, kalimat undangan Verena membuat gejolak gairah dan juga kewarasannya berperang sekarang. Pria itu tahu jika gadis cacing ini sedang merayunya, tapi David masih ingin berpikir waras jika apa yang dia rasakan sekarang adalah salah. Ini hanya perasaan sesaat.Bagian tubuh terlarang bereaksi lebih cepat hanya karena anak kecil. Apa-apain ini? Tolong, pukul kepalanya agar dia bisa berpikir waras sekarang.“Please,” ujar David dengan serak, menahan kabut gairah dan juga kewarasan jika Verena adalah anak kecil, gadis cacing yang hanya bisa jadi benalu, dia juga ingin menjaga perasaan orang tua Verena.Gila!Otak, hati, dan tubuh bawah berontak dalam waktu bersamaan. Berkali-kali David menelan ludah, sambil menggepalkan tangannya. Tolong sadarkan dia.David menggerang melihat tubuh kecil, walau tubuh Verena sudah terbentuk dewasa. Dan sekarang milliknya bereaksi begitu cepat, berkali-kali David mengusap w
Verena selalu memimpikan agar David menyentuhnya, tapi saat mimpi itu meenjadi kenyataan dia seolah dihempaskan dari langit tinggi ke dasar jurang paling tinggi. Hal yang paling menyakitkan adalah ditolak mentah-mentah.Gadis itu masih terduduk di bawah guyuran shower selama hampir dua jam sambil menangis memeluk tubuh telanjangnya. Dia tidak menyangka patah hati akan membawa dampak sebesar ini.Dia sudah terbiasa saat David menolaknya, tapi menolak mentah-mentah saat mereka sudah sampai di libido yang meningkat, sangat merendahkan harga dirinya, dia memang selalu bertingkah seperti manusia tak punya otak dan hati, tapi sekarang Verena benar-benar patah hati.Rasanya ingin mengadu ke Gerald, tapi Gerald pasti lebih murka dan tulangya yang akan patah. Verena masih menunduk, memikirkan cara agar dia tidak terlihat murahan di mata David, dia ingin
Verena merasakan wajahnya memerah sepanjang waktu, gadis itu bahkan mencubit dirinya berkali-kali memastikan jika dia sedang tidak bermimpi sekarang. Dia tak kuasa untuk menahan senyumannya, ah, semunya terasa sangat mulus sekarang seperti yang dia inginkan.Verena bahkan tak berani untuk bertatapan langsung dengan David. Dia terlalu malu, tapi orang yang dimaksud sedang tertidur dengan nyaman di sampingnya. Gadis itu mengangkat kepalanya, tidak menyangka jika dia bisa tidur dengan pamannya sendiri, Verena menggigit bibirnya yang masih terasa kebas, dia sekarang memikirkan bagaimana reaksi orang tuanya saat tahu semua ini, bagaimana murkanya Kelsea. Huh! Verena tak peduli, jika David berada di sampingnya, mereka bisa menghadapi semuanya bersamaan.Gadis itu mengendus-endus masih tercium bau-bau sisa percintaan mereka, dan juga Verena merasakan miliknya di bawah perih.Dia menarik napas Panjang berkali-kali, Kembali menatap David yang tertidur begitu nyaman. Vere