Leon dan Jessica mandi bersama setelah kembali bergulat. Entah sudah berapa kali mereka mencapai puncak kenikmatannya.
"Terima kasih, Nona Jessi," ucap Leon dengan tulus sambil tersenyum.
"Sama-sama, Leon," balas wanita seksi yang berdiri di tiang pintu sambil menatap laki-laki yang hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.
"Saya masuk dulu, Nona." Leon menjadi salah tingkah ditatap sang boss seperti itu.
Laki-laki itu masuk ke dalam kamarnya, lalu menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur sambil memejamkan mata. Tidak lama kemudian ia bangkit dan terduduk karena ingin melihat rekaman CCTV di kamar sang nona.
Leon senyum-senyum sendiri saat melihat dirinya yang seperti singa lapar saat menikmati gundukan kenyal sang nona.
"Dia memang begitu menggairahkan, pantas saja Tuan Jimmy dan Tuan Alan sangat tergila-gila padanya," gumam Leon sambil menyaksikan video mesum dirinya dan sang nona.
"Ah sudahlah, bisa-bisa saya kemba
“Kenapa kamu diam saja? Apa itu bekas kecu-"“Saya sedang alergi Tuan,” sela Leon sambil menggaruk-garuk lehernya.“Oh alergi," gumamnya."Iya, Tuan." Leon menggaruk-garuk lehernya supaya Alan tidak curiga.'Hampir saja,' batin Leon."Berobat sana! Kamu jangan mengkhawatirkan Jessi, saya akan tetap di sini sampai kamu pulang!” titah Alan pada pengawal kekasihnya berpura-pura perhatian padahal ada maksud tertentu.“Baik, Tuan. Terima kasih sebelumnya.” Leon tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia hanya bisa mengikuti perintah kekasih sang nona.Leon segera masuk ke kamarnya untuk mengambil jaket. Lalu kembali menghampiri sang nona.“Nona, saya pergi berobat dulu,” ucap Leon yang membuat Jessi tidak bisa menahan tawanya dengan tingkah Leon yang berpura-pura gatal karena alergi.'Kenapa Nona malah tertawa? Kalau sampai Tuan Alan curiga bisa bahaya,' gumam Leon da
“Alan, sebaiknya kamu pulang, aku ingin beristirahat.” Jessi mematikan televisi, lalu bangun dari duduknya. Laki-laki yang memakai kemeja putih itu mencekal tangan kekasihnya “Jes, kamu kenapa? Dari tadi tingkah kamu aneh.” “Kamu yang aneh Alan, aku menertawakan Leon, salah. Sekarang aku menertawakan acara televisi yang aku tonton juga salah. Sebaiknya kamu pulang, aku ingin sendiri.” Tapi Leon tidak ada di rumah, kalau ada pengganggu bagaimana?” Aku akan tetap menemanimu sampai pengawalmu pulang.” “Pengganggu aku itu kamu Alan,” sahut Jessi. “Pekerjaan di kantorku akhir-akhir ini banyak sekali, setiap hari aku pulang malam terus, jadi biarkan di hari libur ini aku beristirahat.” “Baiklah, aku pulang sekarang. Mungkin kamu memang sedang lelah, butuh istirahat, tapi aku datang bukan di waktu yang tepat, maafkan aku, Jes.” Alan memeluk Jessi, lalu mencium kening kekasihnya dengan mesra. “Istirahatlah!” “Aku akan istirahat.” J
“Tentu saja bisa, apalagi anda laki-laki sehat, pasti Nona Jessica cepat hamil jika anda dan Nona tidak memakai pengaman,” sahut Daniel.“Ini bukan tentang saya dan Nona Jessi, saya hanya bertanya saja." Leon menatap tajam asistennya. 'Kenapa saya tidak bisa membohonginya,' batin Leon.“Maaf, Tuan.” Daniel menunduk sambil menahan senyumnya.Daniel memang sejak remaja sudah berada di samping Leon karena ia anak dari orang kepercayaan keluarganya. Sudah pasti ia mengenal Tuan muda Karl itu dengan baik.“Keluar sana! Bangunkan saya satu jam lagi.” Leon merebahkan tubuhnya, lalu memejamkan mata.“Baik, Tuan.” Daniel segera keluar dari kamar sang tuan sambil bergumam dalam hatinya. ‘Anda sudah masuk perangkap Nona Jessica, andai saja Nona tahu kalau anda hanya berpura-pura menjadi seorang pengawal untuk menghancurkan Nona Jessi, Bukan hanya pemimpin Beauty Corporation saja yang merasa han
Leon segera masuk ke dalam kamarnya untuk memeriksa CCTV yang ia pasang di kamar sang nona.“Nona tidak melakukannya,” gumam Leon setelah melihat rekaman CCTV itu. “Apa mereka melakukannya di ruang tamu? Saya harus memastikannya."Laki-laki berkaus hitam itu hendak keluar dari kamarnya, namun saat ia memutar kenop pintu baru tersadar dengan perbuatannya.“Kenapa saya begitu peduli degan hal seperti ini? Yang terpenting saya sudah mengantongi beberapa rekaman dia bersama para kekasihnya. “ Leon kembali terduduk di tepian tempat tidur. “Apa saya sedang cemburu? Itu tidak mungkin ‘kan?”Leon mengacak-acak rambutnya saat menyadari kalau kelakuannya akan berdampak buruk pada dirinya.“Saya harus menjaga jarak dengan Nona Jessi, tapi … bagaimana kalau dia hamil? Seorang Hans Leonard Karl menghamili musuhnya sendiri, itu sangat menggelikan,” gumamnya sambil menyeringai me
“Apa aku orang special di hatimu?” Jessica mencondongkan wajahnya pada Leon sambil tersenyum.“Tentu saja, Nona,” jawab Leon dengan cepat. “Maksud saya Nona adalah orang yang special yang harus saya jaga. Hanya andalah yang menjadi prioritas saya saat ini.” Leon meralat ucapannya setelah sadar dengan apa yang ia ucapkan.'Ada apa dengan saya?' batin Leon.Jessica duduk di hadapan makanan itu. “Kamu bukan hanya seorang pengawal, tapi sudah seperti pelayanku. Jangan lakukan ini lagi! Ini bukan tugasmu."“Membuat anda senang adalah tugas saya di luar pekerjaan saya sebagai seorang pengawal.”Kali ini Leon bukan hanya menjaga wanita cantik itu saja tapi ia juga selalu ingin terlihat baik di hadapan wanita yang telah merenggut keperjakaannya.“Baiklah, kamu duduk di situ! Kita makan bersama. Sekarang kita sedang libur, anggap saja aku ini temanmu bukan boss-mu.”
Jessica menatap tajam pengawalnya yang membuat laki-laki itu bangun dan menunduk minta maaf.“Maafkan saya, Nona. Maksud saya tidak seperti itu.”“Leon kamu terlalu sering minta maaf padaku. Sebesar apa kesalahanmu padaku? Apa ada yang kamu sembunyikan, hingga sehari saja kamu sudah berkali-kali minta maaf padaku."Jessi melipat tangannya di bawah dada sambil memerhatikan laki-laki jangkung yang mempunyai rahang tegas dengan rambut halus yang memenuhi pipi bagian belakang sampai dagunya.“Maafkan saya karena telah melakukan itu pada anda, Nona.”“Itu apa?” Jessi pura-pura tidak mengerti apa yang dimaksud pengawalnya.Berhubungan badan dengan laki-laki yang tidak ia cintai sudah biasa bagi CEO muda itu. Jadi, tidur bersama dengan seorang pengawal bukan masalah besar baginya.“Seperti semalam, Nona."Jessica berdiri lalu memeluk pengawalnya. ”Kalau dalam satu bulan ini a
“Maksudnya, anda ingin saya melakukan seperti apa yang saya lakukan semalam?” “Tapi nggak sekarang, Leon. Hari ini badanku sakit semua, entah gaya apa yang kamu lakukan semalam, aku tidak menyadarinya, tapi semalam sungguh sangat luar biasa. Biasanya aku yang memuaskan Alan dan Jimmy, tapi semalam aku sangat terpuaskan oleh permainanmu. Aku jadi merasa dicintai bukan dibutuhkan." Jessi bangun dari duduknya, meninggalkan Leon yang masih terbengong dengan ucapan sang nona. Leon juga masuk ke dalam kamarnya dengan kebingungan atas kebodohannya sendiri. ‘Kenapa saya menyetujuinya saat Nona Jessi mengajak saya untuk melakukannya lagi? Sepertinya kamu sudah masuk perangkapmu sendiri, Leon.’ Leon kembali melihat rekaman cctv semalam sewaktu ia bercinta dengan sang nona. Ia menjadi senyum-senyum sendiri melihat kelakuannya dengan sang nona. “Kenapa saya begitu ganas, padahal itu pertama kalinya saya melakukan hal seperti itu. Ternyata ada bakat
Leon segera menghampiri sang nona, lalu mengusap-usap punggung wanita seksi itu. “Hati-hati makannya, Nona!”Ia pikir Jessica tersedak karena makan terburu-buru, padahal ia terkejut mendengar ucapan pengawalnya.“Aku tidak apa-apa, Leon,” ucap Jessi saat ia sudah merasa baikan. “Terima kasih ya, makanan ini sangat enak.”Jessi bangun dari duduknya, lalu pergi ke kamar. Perubahan sikap Leon membuatnya jadi bingung.‘Apa maksudnya dimasak dengan cinta? Apa dia menyukaiku?’ Di sepanjang langkahnya Jessi bertanya-tanya dalam hati tentang perubahan sikap Leon setelah bercinta dengannya.Wanita cantik itu duduk di sofa yang ada di dalam kamarnya. Memikirkan apa yang terjadi pada pengawalnya.“Aku memang ingin mempunyai anak dari dia, tapi aku tidak berniat untuk menikahinya. Dia laki-laki yang baik, jika aku disuruh memilih antara Alan dan Leon, aku akan memilih pengawalku itu, tapi apa P