Home / Pendekar / SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API / 38. MENYELAMATKAN DU FEI 3

Share

38. MENYELAMATKAN DU FEI 3

Author: Evita Maria
last update Last Updated: 2024-09-29 21:10:15

Melihat para pendekar yang terdiam mendengar sindiran menohok Datuk Racun Selatan, Han Ming mengambil inisiatif. Ia maju selangkah, matanya menatap tajam ke arah Chang Su.

"Kau kira dengan permainan katamu, kami akan terpengaruh?" ujar pria berusia sekitar 30-an itu. Suaranya penuh dengan nada mencemooh. Ia mendengus pelan sebelum melanjutkan dengan nada geram, "Cepat serahkan obat penawar dan pemuda itu!"

Han Tze, tak mau kalah, segera maju mendampingi kakaknya. Dengan sikap mengancam, ia berkata kepada Chang Su, "Kami tahu kau masih terluka dalam. Melawan kami sama saja mencari mati!"

Mendengar gertakan itu, seringai yang sedari tadi menghiasi wajah Chang Su seketika lenyap. Sorot matanya berubah dingin, memancarkan aura ancaman yang tak kalah garang. "Kalian manusia-manusia licik!" desisnya, "maju semua kalau berani!"

Kedua Han bersaudara saling melirik, seolah berkomunikasi tanpa kata. Sejenak mereka berpandangan, lalu saling mengangguk penuh arti. Sedetik berikutnya, dalam geraka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   39. MENYELAMATKAN DU FEI 4

    Biarawati Yun Hui yang mengamati dari bawah, dengan cepat menyadari bahwa kedua Han bersaudara tak mampu menghadapi Chang Su.Sosok kakek tua yang masih lincah dan mematikan itu tampaknya terlalu tangguh untuk mereka. Tiba-tiba sebuah pemikiran licik bermain di kepalanya, satu-satunya cara untuk meruntuhkan perlawanan kakek tua tersebut adalah dengan menyerang dari belakang.Begitu melihat ada kesempatan di mana Chang Su yang sedang berduel dengan Han Ming, membelakanginya, Yun Hui segera melenting naik ke atas atap. Dengan gerakan menukik, Biarawati Yun Hui menerjang ke arah Chang Su yang tengah sibuk meladeni serangan Han Ming.Du Fei, mengetahui gurunya dalam bahaya segera berteriak, “Awas, Guru!”Refleks, remaja pria itu bergerak maju menutupi punggung Chang Su dengan tubuhnya. Dengan tangan terentang, ia berdiri tegak menghalangi Yun Hui.Ketua Hoa Mei terkejut bukan kepalang oleh reaksi tak terduga Du Fei yang memilih menjadi tameng hidup gurunya, membentak dengan nada geram sa

    Last Updated : 2024-09-29
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   40. PERTOLONGAN TAK TERDUGA

    "Aku sudah bilang tidak akan mati dengan mudah," pria tua itu tersenyum, suaranya serak, "mari pergi dari sini!"Tanpa membuang waktu, Du Fei segera memapah Chang Su. Mereka berjalan tertatih-tatih, meninggalkan area Bu Tong Pai yang kini berubah kacau. Suara-suara teriakan dan derap langkah kaki terdengar di belakang mereka, sepertinya Biarawati Yun Hui tak mau melepaskan mereka begitu saja."Tangkap mereka!" Suara teriakan Ketua Hoa Mei itu terdengar sampai jauh ke bawah bukit. Pedangnya teracung tinggi, siap menggerakkan para pengikutnya. Namun, ketika ia berusaha bangkit untuk memimpin pengejaran, tubuhnya tidak bisa diajak berkompromi. Kaki kiri terasa mati, menolak untuk bergerak sesuai keinginannya. Akibatnya, ia terhuyung ke depan dan jatuh kembali ke tanah.Mengetahui rekan mereka tak berdaya, sekitar delapan ketua sekte aliran putih yang tersisa mengambil inisiatif. Berlari melesat keluar gerbang Bu Tong Pai, mata mereka berfokus pada sosok Chang Su dan Du Fei yang semakin

    Last Updated : 2024-09-30
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   41. SATU MURID DUA GURU

    "Berhenti!"Semua kepala menoleh ke arah asal suara. Di belakang mereka, berdiri seorang pria berpakaian compang-camping, akan tetapi memancarkan aura wibawa yang luar biasa. Da Ye, ketua Sekte Pengemis Kai Pang, telah tiba bersama sepuluh muridnya.Wajah Du Fei yang pucat karena mencemaskan Guru Chang, seketika berseri saat melihat sosok yang pernah menyelamatkan dirinya dari Lin Mo di kota Shiyan beberapa hari lalu."Delapan lawan satu? Sungguh tidak terhormat!" cela Da Ye, suaranya penuh kecaman.Delapan ketua sekte aliran putih terdiam, saling pandang dengan ragu. Meski Sekte Pengemis Kai Pang sering dipandang rendah oleh sekte-sekte besar, namun reputasi Da Ye sebagai pangeran bungsu negeri Qi yang meninggalkan segala kemewahan dan memilih jalan pengembaraan, membuat mereka segan untuk bertindak gegabah.Meski sedikit gentar, Ketua Khongtong tetap berusaha menjaga wibawa. Ia berkata dengan nada ketus, "Itu urusan kami!" Da Ye mendengus, matanya menatap tajam delapan pria angkuh

    Last Updated : 2024-09-30
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   42. DI MANA MING MEI?

    Suasana di gedung Bu Tong Pai berangsur tenang, menyisakan keheningan setelah badai ketegangan mereda. Delapan ketua sekte telah kembali obat penawar untuk korban racun mematikan Bunga Pengendali Roh.Ketua Khongtong meneteskan cairan obat berwarna kehitaman ke dalam mulut para korban satu per satu. Setelah menunggu satu jam lamanya, keajaiban pun terjadi. Satu demi satu korban mulai menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Kelopak mata mereka bergerak-gerak sebelum akhirnya terbuka, pandangan yang tadinya kosong kini mulai fokus. Perlahan, mereka mulai bangkit dan memandang sekeliling dengan tatapan bingung, seolah baru bangun dari tidur panjang.Senyum lega yang baru saja terkembang di wajah delapan ketua sekte seketika lenyap, seperti embun pagi yang menguap oleh sengatan matahari, begitu menyadari keberadaan Biarawati Yun Hui yang duduk tegak dengan pancaran mata setajam pedang."Ketua Hui!" seru Ketua Khongtong, Tokoh itu buru-buru menangkupkan kedua tangan ke depan dada, memberi hor

    Last Updated : 2024-10-01
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   43. CINTA TERLARANG

    "Ehmm ... Ming Mei ... dia ...," Xiao Lin tergagap, ia berubah menjadi gugup seketika.Melihat perubahan sikap ini, Yun Hui mengernyitkan kening. "Apakah ada yang kau sembunyikan?""Ti-tidak ada, Guru!" Xiao Lin menjawab cepat meski suaranya terdengar gemetar, "Ming Mei tadi meminta izin pergi ke hutan mencari buah berri."Yun Hui menghela napas panjang, gerutuan pelan keluar dari bibirnya. "Aneh sekali anak itu. Baru saja mengalami pelecehan, aku pun sedang terluka, malah pergi bermain-main!"Xiao Lin menunduk dalam, jemarinya saling bertaut dengan gelisah. Ia tak berani menatap langsung mata gurunya yang tajam dan penuh selidik. Pikirannya berkecamuk, mengingat kejadian beberapa saat lalu.Ia sudah berusaha keras melarang Ming Mei pergi, apalagi gadis itu baru saja sembuh dari pengaruh racun Bunga Pengendali Roh."Ming Mei, kau baru saja pulih dari pengaruh racun. Lebih baik istirahat dulu!" ujarnya penuh perhatian. Namun, Ming Mei yang keras kepala malah mendengus gusar."Kakak bel

    Last Updated : 2024-10-01
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   44. SANDIWARA

    Tiba-tiba, Ming Mei muncul dari balik rak buku, membuat Xiao Lin terlonjak kaget. Jantungnya berdegup kencang, tangannya refleks mengusap dada."Ming Mei, kau mengagetkanku saja!" seru Xiao Lin, berusaha menenangkan diri.Ming Mei menatap kakak seperguruannya dengan tatapan dingin. "Mengapa mencariku?" tanyanya ketus, "bukankah sudah kukatakan bahwa kau tidak perlu mengatur …."Sebelum Ming Mei menyelesaikan kalimatnya, Xiao Lin cepat-cepat memotong, "Guru memintaku mencarimu. Aku khawatir dia akan marah kalau kau tidak segera menemuinya!"Raut wajah Ming Mei berubah seketika. Ada kekesalan dan sedikit kekhawatiran terpancar dari matanya. Ia melirik sekilas ke arah rak buku di belakangnya, tempat Lin Mo bersembunyi."Baiklah," ujar Ming Mei akhirnya, nada suaranya masih terdengar enggan. "Aku akan segera menemui Guru."Xiao Lin mengangguk lega, "Ayo, kita pergi sekarang. Guru sudah menunggu cukup lama."Tiba-tiba terdengar suara buku jatuh dari atas salah satu rak, membuat Xiao Lin d

    Last Updated : 2024-10-02
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   45. SANDIWARA 2

    "Guru," Xiao Lin mengutarakan pendapatnya dengan hati-hati, "apakah tidak sebaiknya kita menyelidiki kasus pelecehan ini lebih mendalam? Mungkin ada bukti atau kesaksian lain yang bisa membantu kita."Biarawati Yun Hui menoleh ke arah Xiao Lin dengan alis sedikit terangkat. Ia menatap murid tertuanya itu dengan pandangan menyelidik. "Apa maksudmu, Xiao Lin? Apakah ada sesuatu yang kau ketahui?" "Guru, saya hanya merasa bahwa dalam kasus seperti ini, kita perlu berhati-hati dan memastikan kebenaran sepenuhnya. Mungkin ada hal lain atau informasi yang belum kita ketahui," jawab Xiao Lin bijaksana.Ming Mei, yang tadinya menunduk, kini mengangkat wajahnya dengan cepat. Matanya membeliak, menatap Xiao Lin dengan marah, tetapi juga ada pijar ketakutan di sana."Kakak Lin," sergah Ming Mei antara marah dan ketakutan, "apakah kau mengira aku mengada-ada dan melakukan fitnah kepada pemuda berwajah siluman itu?"Xiao Lin terkejut mendengar tuduhan langsung dari adik seperguruannya. Ia menar

    Last Updated : 2024-10-02
  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   46. PERDEBATAN PANAS

    Namun, di tengah suasana duka yang masih kental, empat dari lima tetua Bu Tong Pai mulai menampakkan wajah asli mereka. Di hari ke-14, saat seharusnya seluruh murid Bu Tong Pai masih larut dalam kesedihan dan penghormatan terakhir, mereka justru mulai terlibat perdebatan sengit tentang siapa yang layak menggantikan posisi Xun Huan sebagai ketua ke-13 Bu Tong Pai.Tetua Lin, selaku tetua nomor dua di Bu Tong Pai, mengusik suasana hening dengan suaranya yang lantang. "Kita tidak bisa membiarkan posisi ketua kosong terlalu lama, kita harus segera memilih pemimpin baru!" kata pria paruh baya berwajah keras itu dengan tegas.Tetua Ma, pria tua dengan janggut putih pendek dan sorot mata teduh, tertegun mendengar usulan adik seperguruannya itu. Ia menarik napas dalam sebelum menanggapi."Adik Lin," ujar Tetua Ma dengan nada lembut dan sabar, "kita masih dalam suasana berduka. Ketua juga masih belum dimakamkan." Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan kata-katanya, "Sebaiknya kita tunda pemi

    Last Updated : 2024-10-03

Latest chapter

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   254. KETAKUTAN QI LUNG

    Di istana, Raja Yu Ping terbaring gelisah di pembaringannya. Mimpi-mimpi buruk terus menghantui tidurnya—bayangan wajah-wajah yang menderita, jeritan-jeritan yang tak terdengar, dan sosok naga hitam yang mengintai dari kegelapan."Zhen Yi…," sang Raja mengigau, keringat dingin membasahi dahi. "Di mana... kau?"Xiao Lan, yang duduk di samping tempat tidur, mengelap keringat raja dengan kain lembap. Ekspresinya kosong, matanya hampa seolah jiwanya tidak hadir di sana.Pintu kamar terbuka perlahan, dan Qi Lung melangkah masuk. Ia mengenakan jubah tidur mewah berwarna biru tua dengan sulaman emas, tapi wajahnya tampak segar seolah belum akan tidur dalam waktu dekat."Bagaimana kondisinya?" tanya Qi Lung lirih, mendekati tempat tidur ayahnya."Masih sama," jawab Xiao Lan datar. "Racunnya bekerja seperti yang direncanakan. Ia terus bermimpi buruk, membuatnya tidak bisa beristirahat dengan tenang."Qi Lung mengangguk puas, "Sempurna. Sekarang di mana Yun Hao? Aku tidak melihatnya sejak sore

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   253. MENEMUI LIAN XI

    Hujan rintik-rintik membasahi jalanan kotaraja saat Yun Hao memacu kudanya menyusuri lorong-lorong sempit yang menjauh dari istana. Matahari nyaris terbenam sepenuhnya, menyisakan semburat oranye keunguan di langit barat. Ia mengenakan jubah hitam sederhana dengan tudung menutupi kepalanya—bukan pakaian yang biasa dikenakan seorang pangeran, tetapi sempurna untuk seseorang yang ingin bergerak tanpa menarik perhatian.Di belakangnya, istana megah dengan atap-atap merahnya berdiri angkuh, semakin mengecil seiring jarak yang ia tempuh. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Yun Hao merasa istana bukan lagi rumahnya—bukan lagi tempat yang aman. Sejak Qi Lung mengambil alih kekuasaan, dinding-dinding istana seolah menyimpan mata-mata di setiap sudutnya.Yun Hao membimbing kudanya memasuki wilayah kota yang lebih tua, di mana bangunan-bangunan kayu berjejer rapat dan papan-papan nama toko bergoyang tertiup angin malam. Jalanan semakin sepi, hanya beberapa pedagang yang sedang membereskan dag

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   252. Kekecewaan Yun Hao

    Matahari sudah mulai terbenam saat kereta tahanan berhenti di sebuah pos jaga di perbatasan antara wilayah hijau dan gurun pasir. Para pengawal menurunkan Zhen Yi, yang kakinya terasa kaku setelah seharian duduk di kereta yang sempit."Kita akan bermalam di sini," kata komandan pengawal. "Besok pagi-pagi sekali kita akan melanjutkan perjalanan ke Istana Pasir."Zhen Yi mengangguk. Ia tidak melihat gunanya melawan atau mencoba melarikan diri. Enam pengawal bersenjata lengkap mengawalnya, dan tidak ada tempat untuk bersembunyi di padang pasir yang terbentang luas di hadapannya.Komandan pengawal, seorang pria setengah baya, menatap Zhen Yi dengan ekspresi antara iba dan "Anda akan ditempatkan di kamar belakang, Pangeran," katanya, suaranya terdengar sedikit lebih lunak. "Tidak terlalu nyaman, tapi setidaknya lebih baik daripada sel tahanan.""Terima kasih," jawab Zhen Yi tulus. "Bolehkah tanganku dilepaskan? Sudah hampir sehari penuh terikat, dan aku tidak merasa nyaman."Komandan tamp

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   251. SAUDARA YANG TELAH BERUBAH

    Kereta tahanan bergerak lambat meninggalkan gerbang kota, roda kayunya berderit membelah jalanan berbatu. Di dalam kereta, Zhen Yi duduk bersandar pada dinding kayu yang kasar, tangannya masih terikat di belakang punggung.Melalui celah kecil di jeruji jendela, ia melihat kotaraja yang semakin mengecil di kejauhan—istana megah dengan atap-atap merah dan dinding putih yang selama ini menjadi rumahnya. Semua kenangan, semua kehidupannya, kini hanya tinggal titik kecil di cakrawala. Ia memejamkan mata, berusaha menenangkan pikirannya yang berkecamuk."Kenapa, Qi Lung?" bisiknya pada diri sendiri. "Apa salahku padamu?"Kereta berguncang keras saat melewati lubang di jalan, membuat Zhen Yi terlempar ke depan. Pengawal yang duduk di ujung kereta menatapnya tanpa ekspresi, seolah membawa seorang pangeran ke pembuangan adalah tugas biasa."Bisakah tanganku dilepaskan?" tanya Zhen Yi dengan suara tenang. "Aku tidak akan kabur."Pengawal itu mendengus. "Maaf, Pangeran. Perintah langsung dari Pa

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   250 HUKUMAN PENGASINGAN

    Di antara para pejabat, beberapa mulai berbisik-bisik. Beberapa menunjukkan ekspresi ragu, sementara yang lain tampak terkejut dan kecewa."Siapa yang menjebakmu, Pangeran Zhen Yi?" tanya Menteri Wei dengan sikap hati-hati. "Dan untuk tujuan apa?"Sebelum Zhen Yi bisa menjawab, terdengar keributan di luar aula. Suara teriakan dan hentakan langkah kaki saling bersahutan."Aku ingin masuk! Lepaskan aku!" Suara Yun Hao terdengar dari balik pintu. "Aku berhak menghadiri pengadilan saudaraku!""Lanjutkan sidang!" perintah Qi Lung dengan tenang. "Pengawal, pastikan tidak ada gangguan dari luar!"Suara keributan terus berlanjut beberapa saat sebelum akhirnya mereda—tanda bahwa Yun Hao telah berhasil disingkirkan dari area tersebut."Kau tidak bisa melakukan ini, Qi Lung," kata Zhen Yi, matanya menatap lurus ke arah saudaranya. "Ayah akan mengetahui kebenaran. Semua orang juga akan tahu bahwa aku tidak bersalah."Qi Lung tersenyum tipis. "Ayahanda sedang sakit parah, Adikku. Dan sulit dipasti

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   249. PENGADILAN UNTUK ZHEN YI

    Qi Lung berdiri di depan cermin besar yang terbuat dari perunggu mengkilap. Jari-jarinya yang panjang merapikan jubah kebesaran kaisar berwarna emas dengan bordiran naga hitam—jubah yang seharusnya hanya dikenakan oleh Raja Yu Ping. Ia menarik napas dalam-dalam, menikmati sensasi kain sutra berkualitas tertinggi yang menyentuh kulitnya, serta beban mahkota raja yang terasa pas di kepalanya."Apakah semuanya sudah siap?" tanya Qi Lung tanpa menoleh ke belakang, tatapannya masih terpaku pada refleksi dirinya di cermin.Kasim kepala membungkuk dalam-dalam. "Sudah, Yang Mulia. Aula Keadilan Langit telah disiapkan sesuai perintah. Para menteri dan pejabat tinggi telah dikumpulkan.""Dan tahanan kita?""Pangeran Zhen Yi sedang dibawa ke aula. Ia masih... belum sepenuhnya sadar, Yang Mulia."Senyum tipis tersungging di bibir Qi Lung. "Sempurna." Ia berbalik, merapikan sedikit lagi jubahnya. "Dan pastikan tidak ada yang menginterupsi sidang hari ini. Terutama Pangeran Yun Hao.""Hamba menger

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   248. SINGA YANG TAK BERDAYA

    Kabut tipis melayang di atas taman istana, menyelimuti paviliun-paviliun dan kolam teratai dalam kehampaan pagi yang sunyi. Tidak ada kicauan burung, tidak ada bisikan angin—seolah seluruh istana menahan napas, menunggu dalam kecemasan. Para dayang dan kasim berjalan hampir tanpa suara di sepanjang koridor yang mengarah ke paviliun tempat Raja Yu Ping terbaring sakit.Di dalam kamar utama yang luas, hawa dingin menyelinap melalui celah-celah jendela meskipun beberapa tungku pemanas telah dinyalakan. Tirai-tirai sutra merah keemasan menutupi jendela, membuat ruangan temaram meski matahari sudah merangkak naik di langit pagi. Di atas pembaringan megah berlapis sutra, Raja Yu Ping terbaring lemah. Wajahnya yang biasanya tegas dan berwibawa kini pucat, dengan lingkaran hitam di bawah matanya yang tertutup. Napasnya berat dan tidak teratur, kadang tersengal seolah setiap tarikan udara membutuhkan usaha besar. Keringat dingin membasahi dahinya meskipun udara di ruangan terasa sejuk.Di sam

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   247. MERACUNI RAJA

    Paviliun Bulan Musim Gugur berdiri megah di sudut timur istana, dikelilingi oleh pohon-pohon maple yang daunnya mulai berubah kemerahan. Cahaya temaram dari lentera-lentera merah menyinari ruangan tengah paviliun dimana tiga sosok pangeran duduk mengelilingi meja bundar dari marmer."Sudah lama sekali kita tidak berkumpul seperti ini," ucap Qi Lung sambil menuangkan arak berwarna keemasan ke dalam tiga cawan porselen putih berukir naga. "Terakhir kali mungkin saat perayaan musim semi tahun lalu."Uap tipis mengepul dari cawan-cawan tersebut, membawa aroma manis arak berkualitas tinggi. Di atas meja tersaji berbagai hidangan mewah – daging angsa panggang dengan saus plum, ikan sungai dikukus dengan jahe, dan berbagai hidangan langka lainnya."Arak langka dari Wilayah Barat," Qi Lung mengangkat cawannya. "Hanya ada beberapa guci saja yang dikirim sebagai persembahan untuk Ayahanda."Zhen Yi menatap cairan di cawannya dengan ragu. Sebagai penghuni biara, ia sudah hampir tak pernah menyen

  • SSSN 2 : LEGENDA PEDANG NAGA API   246. SAMBUTAN PUTRA MAHKOTA

    Zhen Yi kembali berlutut, kali ini lebih dekat dengan tempat tidur. "Ibu, jangan berkata seperti itu. Zhen Yi hanya memiliki satu orang Ibu. Meskipun... meskipun Ibu mungkin tidak selalu memperlihatkan kasih sayang, Zhen Yi tahu Ibu peduli."Air mata Qi Yue makin deras mengalir, musuh besarnya melahirkan sosok pangeran berhati emas. Sementara dirinya melahirkan sosok pangeran berhati iblis. Seandainya waktu dapat diputar kembali, ia ingin memperbaiki semuanya. Tetapi nasi sudah menjadi bubur.***Setelah keluar dari kamar Putri Qi Yue, Zhen Yi tampak merenung. Ia melangkah pelan menyusuri koridor panjang istana yang dihiasi lampion-lampion merah. Tatapannya kosong, seolah pikirannya berada di tempat yang jauh.Yun Hao menepuk pundak Zhen Yi, menyadarkannya dari lamunan. "Apa yang kau pikirkan, adikku? Sejak keluar dari kamar Ibu, kau seperti orang yang kehilangan arwah."Zhen Yi menghela napas panjang. "Aku merasa Ibu ingin menyampaikan sesuatu padaku, tapi tidak bisa mengatakannya de

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status