Chapter: FINAL BONUS : PERPISAHANDi puncak Gunung Kunlun yang menjulang tinggi, kabut tipis menyelimuti puncak-puncak batu yang tajam. Udara dingin pegunungan menerpa wajah dua sosok yang berdiri tegap di atas jembatan batu kuno. Yu Ping dan kakak angkatnya, Xin Ru, berdiri berdampingan, mata mereka menatap jauh ke dalam jurang yang dalam dan gelap di bawah.Yu Ping, mengenakan pakaian kerajaan dengan garis emas di sepanjang tepi kain sutra yang terjuntai hingga nyaris menyentuh tanah, menggenggam seruling emas di tangan, dan sebuah golok hitam diselipkan di belakang punggung. Di sampingnya, Xin Ru berdiri dengan postur waspada, matanya yang tajam menyapu sekeliling, siap menghadapi apapun yang mungkin terjadi."Kau yakin dia akan muncul?" tanya Xin Ru, suaranya nyaris berbisik.Yu Ping mengangguk pasti, senyum tipis tersungging di bibirnya. "Aku yakin, karena dia adalah guruku.” Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengangkat seruling ke bibirnya. Ia menarik napas dalam, lalu mulai meniup. Nada-nada lembut mengalir d
Last Updated: 2024-08-25
Chapter: BONUS CHAPTER 3 : PELANTIKAN RAJA Aula kerajaan Qi dipenuhi oleh kemegahan dan kemewahan. Dinding-dinding berukir emas berkilau di bawah cahaya ribuan lilin yang menerangi ruangan. Aroma dupa yang manis mengambang di udara, menciptakan suasana sakral yang teduh.Di tengah aula, Yu Ping berdiri tegap, mengenakan jubah kerajaan berlapis emas. Wajahnya tenang berwibawa, mencerminkan seorang yang berhati lembut namun juga tegas. Kasim Liu, berlutut di hadapannya, menyodorkan mahkota dan jubah emas kerajaan di atas bantal beludru merah.Dengan gerakan perlahan, Yu Ping mengambil mahkota itu dan meletakkannya di atas kepala. Jubah emas kemudian disampirkan di bahunya, melengkapi penampilannya sebagai seorang raja. Seketika itu juga, seluruh ruangan dipenuhi oleh suara gemerisik kain—para Jenderal dan Menteri berlutut, memberikan penghormatan kepada raja baru mereka.Di samping singgasana raja, dua wanita cantik duduk dengan anggun. Di sisi kiri, Sayana, dengan pakaian mewah dan perhiasan yang gemerlap, tersenyum anggun. Mat
Last Updated: 2024-08-23
Chapter: BONUS CHAPTER 2 : BENIH PENDEKAR IBLISMentari bersinar cerah di atas Kota Xianfeng, cahayanya memantul dari atap-atap bangunan. Udara dipenuhi oleh semangat dan kegembiraan yang menggelora, seiring dengan persiapan pelantikan Yu Ping sebagai raja baru Negeri Qi.Hiruk pikuk keramaian terdengar dari setiap sudut kota, sementara di dalam istana, para pelayan berlarian kesana-kemari, sibuk dengan persiapan acara yang akan berlangsung selama tujuh hari tujuh malam.Di aula utama istana, Kepala Pelayan, seorang pria paruh baya dengan wajah serius namun berwibawa, tampak kewalahan menerima bingkisan hadiah yang terus berdatangan. Utusan dari berbagai negeri jiran dan perwakilan sekte-sekte aliran putih dari seluruh penjuru negeri silih berganti memasuki ruangan, membawa persembahan untuk raja baru mereka."Yang Mulia pasti akan sangat senang melihat sem
Last Updated: 2024-08-23
Chapter: BONUS CHAPTER 1 : PEMAKAMANSuasana suram menyelimuti pemakaman keluarga kerajaan. Angin semilir membelai dedaunan pohon-pohon tua yang mengelilingi area sakral itu. Di tengah keheningan, sosok Yu Ping berlutut di depan sebuah makam yang masih baru. Tangannya gemetar memegang beberapa batang hio yang telah dinyalakan, asapnya mengepul tipis ke udara. Dengan hati-hati, ia menancapkan hio-hio tersebut ke dalam hiolo -tempat dupa yang terbuat dari logam berukir indah- yang terletak tepat di depan batu nisan ibunya, Xian Lian.Yu Ping menatap lekat nama yang terukir di batu nisan itu. Matanya yang berkaca-kaca menyiratkan kesedihan mendalam. Ia menghela napas berat sebelum berbisik lirih, suaranya nyaris terbawa angin."Ibu," ucap si pemuda dengan nada bergetar, "sekian lama aku mendambakan pertemuan dengan orang tua kandungku. Tapi mengapa, ketika akhirnya kita dipertemukan, waktu begitu kejam membatasi kebersamaan kita?"Jemarinya perlahan menelusuri ukiran nama ibunya di batu nisan. "Qi Yun sungguh beruntung,"
Last Updated: 2024-08-22
Chapter: 204. DUEL MAUTKedua pendekar muda itu berhadapan di udara, aura mereka yang bertolak belakang - keemasan milik Yu Ping dan kegelapan milik Qi Yun - bertabrakan, menciptakan gelombang energi yang membuat udara bergetar."Qi Yun," balas Yu Ping, suaranya tenang namun penuh ketegasan. "Hentikan semua ini! Terlalu banyak nyawa yang telah melayang."Qi Yun tertawa sinis. "Hentikan? Tidak akan! Hari ini, salah satu dari kita akan mati!"Bersamaan dengan itu Qi Yun mengayunkan goloknya, menciptakan gelombang energi hitam yang melesat ke arah Yu Ping. Yu Ping dengan sigap mengeluarkan seruling saktinya, bersiap menghadapi pertarungan yang akan menentukan nasib kerajaan Qi.Di bawah, pasukan kedua belah pihak menghentikan pertempuran sejenak, mata mereka tertuju ke langit di mana dua sosok pemimpin mereka akan bertarung hingga titik darah penghabisan. Mereka tahu, hasil pertarungan ini akan menentukan tidak hanya nasib mereka, tapi juga masa depan seluruh kerajaan.Langit di atas Xianfeng menjadi arena perta
Last Updated: 2024-08-20
Chapter: 203. PERTEMPURAN TERAKHIRDi atas benteng kokoh, di kotaraja Xianfeng, Qi Yun berdiri tegak, jubah perang yang berat dan berkilauan menambah kegagahannya. Matanya yang tajam menatap ke kejauhan, menanti kedatangan musuh yang ia tahu pasti akan tiba.Berita kekalahan para Jenderal Perang dan pasukannya telah sampai ke telinganya, dibawa oleh prajurit-prajurit yang berhasil meloloskan diri dari pertempuran.Suasana di atas benteng sunyi senyap, hanya deru napas para pasukan yang merasa tegang memecah keheningan. Mereka telah mendengar desas-desus tentang kesaktian Yu Ping, dan ketakutan mulai merayapi hati mereka. Namun, di bawah tatapan dingin Qi Yun, tak seorang pun berani menunjukkan keraguan."Pasukan siap, Pangeran!" lapor seorang perwira. "Pemanah, infanteri, dan pelontar batu telah mengambil posisi."Qi Yun mengangguk singkat, matanya tak lepas memandang langit. Tak lama kemudian, apa yang ditunggunya muncul. Dari kejauhan, terlihat pasukan Yu Ping yang mulai mendekat. Mereka berhenti agak jauh dari bent
Last Updated: 2024-08-20
Chapter: 275. NASIB TRAGIS SANG RATUSementara itu, di satu sudut kota yang kumuh, jalanan berbatu menjadi arena bermain bagi sekelompok anak-anak. Tawa riang mereka memenuhi udara sore yang mulai mendingin. Mereka berlarian, memainkan permainan tangkap-tangkapan dan petak umpet di antara bangunan-bangunan tua.Kegembiraan mereka terhenti ketika mata mereka menangkap sosok seorang wanita berbaju lusuh yang duduk meringkuk di pojok jalan. Rambutnya acak-acakan, wajahnya kotor oleh debu jalanan. Tatapannya kosong menatap jauh ke depan, sesekali bibirnya bergerak-gerak seperti sedang berbicara dengan seseorang yang tak terlihat.Seorang anak laki-laki berbisik pada temannya, cukup keras untuk didengar. "Itu si orang gila. Ibuku bilang dia selalu mengaku-ngaku sebagai ratu.""Orang gila! Orang gila!" teriak anak-anak itu, mendekati wanita tersebut dengan rasa ingin tahu yang kejam khas anak-anak. "Hei, Nyonya Ratu, kenapa istanamu sekarang di pinggir jalan?"Mendengar ejekan itu, wanita tersebut—yang tak lain adalah Mei Ling
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: 274. REUNIDi sana, bersandar pada tiang kayu kuil dengan gaya santai, berdiri seorang pria tampan dengan pakaian pejabat tinggi berwarna biru gelap. Wajahnya yang tampan dihiasi senyum jahil, matanya berbinar jenaka."Du Fei!" seru Da Ye tak percaya.Du Fei tertawa lagi, melangkah mendekat. "Masih rakus seperti biasa, Guru Da Ye. Dan Guru Chang Su, masih galak dan cerewet seperti dulu.""KAU!" Da Ye menunjuk Du Fei dengan jari berlumuran minyak ayam. "Jadi kau yang menaruh bulu ayam di hidungku! Dan kau juga yang menyiapkan semua ini?"Du Fei membungkuk hormat, meski matanya masih berbinar jahil. "Murid yang durhaka ini mohon ampun atas kelancangan mengerjai guru tercinta. Ya, akulah yang menyiapkan semua ini untuk kedua guruku yang telah berjasa membesarkanku."Tanpa peringatan, Da Ye melompat ke arah Du Fei dan memeluknya erat-erat. Tubuh kurusnya bergetar hebat, dan tanpa malu-malu, air mata mengalir di pipinya yang berdebu."Anak bodoh! Kupikir kau sudah lupa pada guru-guru tuamu ini!" isak
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: 273. DA YE DAN CHANG SUDi sebuah kuil tua yang terbengkalai, jauh dari keramaian kota, waktu seolah berjalan lebih lambat. Atap kuil yang sebagian telah runtuh membiarkan sinar matahari senja menerobos masuk, menciptakan berkas-berkas cahaya keemasan yang menyinari ruangan utama..Di atas meja altar yang sudah usang, seorang lelaki setengah baya dengan pakaian compang-camping tertidur pulas. Tubuhnya yang kurus namun berotot terbaring dengan posisi unik—kaki kanan menopang di atas paha kiri, sementara kedua tangannya dilipat di belakang kepala sebagai bantal. Jenggot tipisnya yang panjang dan tak terurus bergerak naik turun mengikuti ritme napasnya.Ia adalah Da Ye, ketua sekte pengemis Kaipang yang legendaris, pendekar yang namanya pernah ditakuti di seluruh dunia persilatan."Mmm... ayam goreng... kulitnya renyah... dagingnya empuk…." gumamnya dalam tidur, air liur menetes dari sudut bibirnya. "Tambah lagi... tambah..."Dengkurannya menggelegar memenuhi ruangan, kadang terdengar seperti gemuruh guruh di k
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: 272. JALAN HIDUP YANG BARUSetelah upacara penobatan selesai, Zhen Yi dengan jubah kebesarannya yang masih melekat di tubuh, berjalan menyusuri koridor istana menuju paviliun timur. Di depan sebuah pintu, dua dayang membungkuk dalam dan membuka pintu untuknya. Zhen Yi masuk ke dalam ruangan yang hanya diterangi beberapa lilin. Di atas ranjang besar dengan tirai sutra, seorang wanita terbaring lemah—Putri Qi Yue, wanita yang selama ini ia anggap sebagai ibunya.Zhen Yi melangkah mendekati ranjang. Qi Yue tampak jauh lebih kurus dari terakhir kali ia melihatnya. Kulitnya pucat, dan tatapan matanya kosong menatap langit-langit.Zhen Yi berlutut di samping ranjang dan dengan lembut menggenggam tangan Qi Yue."Ibu," bisiknya pelan.Qi Yue perlahan menoleh, matanya yang redup menatap Zhen Yi. Sebuah senyum lemah terbentuk di bibirnya yang pucat."Zhen... Yi…," suaranya tak keluar hanya bibir yang bergerak-gerak."Ibu, aku sudah mengetahui semuanya," ujar Zhen Yi dengan suara lembut. "Tentang kelahiranku, tentang ibu
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: 271. JATUHNYA NEGERI WUGenderang perang ditabuh bertalu-talu. Raja Yu Ping mengangkat seruling saktinya tinggi-tinggi, memberikan sinyal. Seketika itu, pasukan Qi bergerak maju seperti gelombang tsunami. Di barisan terdepan, Du Fei melesat bagaikan kilat, Pedang Naga di tangannya memancarkan cahaya merah yang menerangi medan perang."SERANG!" teriak Yu Ping, suaranya menggelegar di atas teriakan ribuan prajurit.Di atas benteng, Ratu Mei Ling mulai merasakan getaran ketakutan. Pasukan Qi bergerak dengan formasi yang belum pernah ia lihat sebelumnya—sangat kuat dan mematikan."TAHAN MEREKA!" perintahnya pada Jenderal Wu Kang.Hujan panah kembali dilepaskan, namun kali ini Du Fei telah siap. Dengan satu ayunan Pedang Naga, ia menciptakan perisai energi raksasa yang melindungi sebagian besar pasukan Qi. Anak-anak panah berjatuhan tak berdaya sebelum mencapai target.Perang berkecamuk dengan dahsyat. Dinding benteng yang kokoh mulai retak di bawah gempuran pasukan Qi. Para pemanah Wu jatuh satu per satu, terken
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: 270. KEHILANGAN SAHABATDi istana negeri Wu, Ratu Mei Ling duduk dengan angkuh di singgasananya. Jubah kerajaan berwarna merah dan emas membalut tubuhnya, mahkota dengan ornamen burung phoenix bertengger di kepalanya. Aura kekuasaan menguar dari setiap gestur tubuhnya.Tiba-tiba, pintu aula utama terbuka lebar. Seorang prajurit dengan baju zirah rusak dan berlumuran darah tertatih-tatih masuk. Wajahnya pucat, matanya menampakkan ketakutan yang luar biasa."Yang Mulia!" serunya sambil menjatuhkan lututnya di depan Ratu. "Hamba membawa kabar dari medan perang."Ratu Mei Ling menegakkan tubuhnya. "Bicaralah cepat!""Kita... kita kalah telak, Yang Mulia," ucap prajurit itu dengan suara bergetar. "Panglima Lin, Jenderal Ya Ci, dan Komandan Cheng Zhuo telah gugur. Seluruh pasukan yang masih hidup ditawan. Hanya... hanya hamba yang berhasil meloloskan diri untuk membawa kabar ini."Wajah Ratu Mei Ling berubah merah padam. Tangannya mencengkeram lengan singgasana kuat-kuat."APA?!" Suaranya menggema di seluruh ruang
Last Updated: 2025-05-16
Chapter: 58. HARI PERNIKAHANDalam keheningan ruangan yang hanya terisi suara gemerisik gaun satin, Rosie berdiri bagai patung lilin, indah namun bagai tanpa nyawa. Cahaya lampu di atas kepala menyorot lembut menciptakan kilauan pada renda dan kain satin yang membalut tubuh rampingnya.Tiba-tiba pintu terayun terbuka, terdengar suara langkah kaki berbalut sepatu high heels memasuki ruangan lalu disusul suara wanita yang terperangah sekaligus terpesona.“Wow, cantik sekali!” pekik Selena memandang sepupunya dari atas ke bawah berulang kali seolah tak pernah puas mengagumi. Tetapi kemudian wajah bahagianya berubah manyun menyadari ekspresi Rosie yang kaku tanpa keceriaan di dalamnya.“Kau ini kenapa? Ini hari pernikahanmu, harusnya bahagia bukan cemberut seperti nenek-nenek tua!” omel Selena, “Tariklah ke atas bibirmu itu!”Rosie berusaha menarik bibirnya ke atas seperti saran Selena, menciptakan senyuman miring yang tak sedap dipandang.“Jelek sekali, ingat … Ini momen terbaikmu!” keluh Selena, diraihnya tangan Ro
Last Updated: 2024-06-06
Chapter: 57. GAUN PENGANTIN PILIHANKeputusan menikah Michael dan Rosie mendapatkan sambutan yang positif dari banyak pihak, terutama Sebastian. Pria tua itu sangat lega karena putrinya bersedia menikah dengan pengusaha kaya raya. Ia lega bukan hanya karena bisnis Keluarga White akan membaik, tetapi juga anak dan cucunya akan memiliki sebuah keluarga utuh.Rosie sendiri berusaha untuk berpura-pura bahagia di depan Sebastian, ia tak ingin ayahnya berduka yang akan mempengaruhi kesehatan pria yang sudah tak muda lagi itu. Namun sesungguhnya jauh di dalam hati, Rosie mengalami pergumulan batin. Antara dendam, kebencian, dan cinta. Ia membenci Michael dengan sepenuh hati, ingin membalas dendam atas kebohongan yang pernah ditorehkan pria itu kepadanya. Tetapi wanita itu juga takut akan jatuh cinta lagi pada ayah kandung Ronald, karena jujur ia belum bisa melupakan Michael. Namun Rosie merasa sedikit lega karena Michael bersikap acuh tak acuh padanya semenjak kesepakatan mereka untuk menikah. Pria itu hanya datang ke aparte
Last Updated: 2024-06-04
Chapter: 56. PEMBALASAN JEBAKAN MADU “Aku ada ide!” Tiba-tiba Selena menjentikkan jari, bibirnya menyunggingkan senyuman lebar. “Ide apa, Lena?” Rosie menjadi penasaran, ia harus akui Selena memiliki ratusan ide, meskipun kebanyakan dari idenya terbilang ekstrim.“Bagaimana kalau kau turuti saja persyaratan yang diminta Michael pada ayahmu?” usul Selena, dan sebelum sepupu berambut pirang itu memprotes, ia menempelkan telunjuknya ke bibir Rosie.“Coba pikirkan, bila kau setuju menikah dengan Michael. Pertama, hotel yang didirikan Sebastian akan terselamatkan dan kau bisa mengembangkannya menjadi hotel yang maju. Kedua, Ronald memiliki seorang ayah seperti yang selama ini selalu diimpikan. Ketiga, Sebastian memiliki semangat hidupnya kembali!” papar Selena, mata coklatnya berbinar penuh semangat.“Aku membenci laki-laki itu, Lena!” sergah Rosie cepat. “Aku tidak mau jatuh kedua kali padanya, sakit sekali rasanya.” “Kalau kau memang membencinya, mengapa takut jatuh cinta?” tantang Selena memprovokasi. “Lakukan balas dend
Last Updated: 2024-06-03
Chapter: 55. PENYESALAN SANG AYAHSebastian menatap Rosie dalam-dalam, ada guratan kecewa di matanya. “Hanya ini jalan satu-satunya untuk menyelamatkan hotel ibumu, Rosie!” suara Sebastian terdengar serak. “Tidak ada seorangpun yang sudi mengeluarkan uang untuk usaha kita ini, hanya dia yang mau menolong!” “Michael bukan menolong, Ayah!” sergah Rosie marah, “Dia menginginkan timbal balik, dan aku tak akan memberikan diriku padanya!” “Ayah mohon kau mau mempertimbangkannya, demi masa depanmu dan Ronald!” pinta Sebastian, suaranya nyaris memelas. “Tidak ada yang perlu dipertimbangkan, Ayah!” tegas Rosie, mata birunya berkilat-kilat. “Aku sudah tidak mau Ayah jadikan alat pembayaran untuk mencapai kesuksesan. Dulu Ayah sudah menjualku pada keluarga Eddison untuk penyatuan dua perusahaan besar, sekarang menjualku pada Bridgewood? Aku bukan pelacur!” Napas Rosie memburu dilanda emosi yang sangat hebat. Ia ingin menangis dan meraung namun sadar saat ini harus tegar dan kuat. Aku tak akan membiarkan siapapun menyakiti h
Last Updated: 2024-06-02
Chapter: 54. HARGA YANG HARUS DIBAYARSebastian menatap punggung kursi direktur di depannya dengan rasa penasaran yang tinggi. Pria tua ini tak mengerti dan sedikit tersinggung mengapa George Jr. tidak menyambut dan menampakkan diri di depannya.Apakah benar dugaan Rosie, pebisnis macam George Bridgewood mustahil bersedia bekerja sama dengan keluarga White yang berada di ambang kebangkrutan?“Hal penting apakah yang ingin Anda bicarakan dengan saya, Tuan George Junior?” Sebastian memberanikan diri bertanya seraya membenarkan posisi duduk yang terasa tak nyaman. Ia bersiap untuk menerima kemungkinan terburuk , karena sudah beberapa kali mengalaminya. Ya, penghinaan kerap pria tua itu terima saat menawarkan kerja sama karena dianggap datang hanya untuk meminjam uang. Bila hari ini ia menerima penghinaan itu lagi, baginya semua telah berakhir.“Saya ingin menyuntikkan dana untuk merenovasi kembali hotel Anda dan membantu pemasaran agar hotel tersebut bangkit kembali dan jaya seperti dulu.”“Benarkah Anda mau melakukan itu?”
Last Updated: 2024-06-01
Chapter: 53. RENCANA MEREBUT RONALD“Rosie, tunggu!” Michael berusaha mengejar Rosie yang berjalan tergesa menuju mobilnya yang terparkir tak jauh dari supermarket sambil menggandeng Ronald .“Rosie, jangan abaikan aku!” Michael berhasil menangkap lengan Rosie dari belakang, namun wanita berambut pirang itu menyentakkannya dengan marah.“Jauhi aku dan anakku!” desis Rosie dengan nada mengancam. Michael menoleh pada Ronald yang bersembunyi di belakang kaki jenjang wanita itu, seolah kaki-kaki itu dapat membuatnya tak terlihat.“Apakah dia anakku?” bisik Michael, matanya berkaca-kaca. Ia tak ingin menangis, tetapi melihat sosok kecil yang merupakan copy dirinya sungguh pemandangan yang mengharukan.“Ronald, masuk ke mobil cepat!” perintah Rosie pada putranya. Ronald berlari masuk ke dalam mobil dengan patuh.“Aku harap tidak perlu melihatmu lagi, karena kalau sampai kau berani mendekati kami, aku akan memanggil polisi!” ancam Rosie lagi.“Kau tega memisahkan aku dari anak kita!” Suara Michael terdengar kecewa. “Seharusny
Last Updated: 2024-05-31