Share

Part 75–Saling Goda

Mas Widi hanya nyengir seraya menggaruk kepalanya.

"Jam berapa Mas pulang? Aku semalaman gelisah nungguin kabar," cecarku seraya mengambil tas kerja hitam itu setelah mencium punggung tangannya.

"Sekitar setengah satuan," jawabnya seraya beranjak turun dari mobil.

"Setengah satu? Kenapa enggak ketuk pintu? Aku juga ketiduran di sofa nungguin Mas, lho."

"Iyakah?" Mas Widi terlihat sedikit terkejut. "Maaf, Sayang. Habisnya mas enggak tega harus ganggu tidur kamu. Kamu pasti capek karena akhir-akhir ini Alan sering rewel," terangnya seraya merangkul bahu ini.

"Enggak apa-apalah, Mas. Udah resiko jadi ibu. Harusnya Mas tetap ketuk pintu dan bangunin aku daripada tidur di mobil begitu. Nanti badan Mas sakit semua, lho."

Mas Widi tersenyum, lalu mengecup pipiku lembut. "Enggak tega."

"Kan, enggak tiap hari juga Mas pulang malam. Ini juga karena gantiin teman aja, kan? Jadi, enggak apa-apa ketuk pintu atau gedor-gedor yang kencang sekalian," gerundelku.

"Iya, iya. Udah, dong. Jangan cemberut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status