Kembali ke kediaman Melly
Setelah Radit pergi, Melly tampak sedikit gelisah. Waktu berlalu dan Melly berbaring di tempat tidur. Dirinya tidak bisa tidur.
Dia memegang ponselnya. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam.
Biasanya, Melly sudah pergi tidur karena dia harus joging di pagi hari. Tetapi dia sedikit mencemaskan suaminya, dia tidak bisa memejamkan mata.
Baru pada saat itulah Melly sadar kalau Radit sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam hidupnya. Bahkan jika dia hanya tidur di bawah dan bukan di sampingnya, ternyata Radit telah mendapatkan posisi penting di hatinya.
Melly ingin sekali menelpon Radit dan menanyakan kapan dia akan kembali, namun ketika Radit pergi, dia telah menjelaskan bahwa ada sesuatu hal yang penting yang harus di lakukannya. Melly tidak ingin mengganggu suaminya.
Saat Melly mendengar suara pintu rumah terbuka, dia segera menutup matanya dan berpura-pura tidur.
Radit tidak menyangka k
Pada pukul tiga, keluarga Darman yang terdiri dari tiga orang itu berjalan keluar dari stasiun. Radit melangkah maju untuk menyambut mereka semua.Melihat Radit, Darman kesal dan bertanya, “ Di mana Anggy dan Dirga? Mengapa mereka tidak datang untuk menjemputku?”Radit berpikir baru saja bertemu, sikapnya sudah sombong setengah mati seperti ini.“ Mertuaku punya urusan lain untuk di lakukan hari ini. Jadi aku yang di tugaskan untuk menjemput kalian,” Kata Radit.Darman mendengus. Sumiati berkata, “ Kudengar Melly menjadi pemimpin [royek besar. Situasinya pasti sudah berubah. Tadinya aku membayangkan kami akan dijemput oleh supir pribadi. Kupikir juga kakakku sudah tidak perduli lagi denganmu sekarang.”“ Radit, kau tidak menjemput kami dengan berjalan kaki, kan?” Tanya Ivan.“ Aku mengendarai mobil kesini. Ikuti aku,” Radit terdiam sejenak. Padahal mereka semua miskin tapi dirinya s
Sumiati menghela napas. Dia dengan sengaja berbicara dengan ekspresi menggerutu, “ Anggy, katakan padaku bagaimana mungkin kamu membiarkan mobil yang begitu bagus di kendarai oleh Radit?”“ Ada apa memangnya?” Anggy bertanya dengan bingung.“ Dia menabrakkan mobilnya ke lubang besar. Pasti hutuh banyak uang untuk memperbaikikinya. Bukankah itu pemborosan?” Sumiati berkata.Mendengar itu, ekspresi Anggy tiba-tiba berubah. Radit menabrakkan mobilnya! Itu mobil baru. Dia tidak hati-hati.“ Ya, bibi Anggy. Bagaimana kamu memberikannya mobil yang begitu bagus? Seperti mengendarai mobil bekas saja,” sahut Ivan tanpa malu.“ Anggy, ini seperti bukan dirimu. Dia sangat tidak berguna. Mengapa kau harus memberinya mobil”Ketiga orang ini sangat kompak untuk melancarka fitnaannya pada Radit. Sungguh mengejutkan.Anggy menarik napas dalam-dalam. Dia kemudian berkata dengan suara dingin,&
Untuk mengembalikan suasana, Anggy sengaja memesan restoran di salah satu hotel bintang Lima yang ada di kota Jaksel. Anggy sengaja bilang kepada saudara laki-lakinya Darman kalau dia adalah member tetap di restoran itu.Ketika Sumiati mendengarnya, dia diam-diam memberi isyarat pada suaminya untuk tidak lupa dengan apa yang mereka bicarakan sebelumnya di mobil.Setelah makan malam dan meminum tiga gelas anggur merah, Darman langsung berkata, “ Adikku, aku ingin meminta tolong padamu.”Anggy berkata, “ Kakak, apa pun yang kamu butuhkan aku akan berusaha membantumu.”“ Aku mengalami sedikit masalah baru-baru ini tentang finansial. Aku berencana ingin meminjam sedikit uang,” Kata Darman blak-blakkan.Sumi langsung menambahkan dengan cepat, “ Jika bukan karena terpaksa, kami tidak akan mau merepotkan dirimu.”Begitu mendengar kata,” PINJAMAN” dia segera tersadar. Dia tahu siapa Darman.
Seorang pria gemuk dengan kalung emas di leher dan perut besar menampakkan dirinya “ Siapa namamu? Ini putramu? Dia berani merayu wanitaku. Jadi aku pukuli dia.”Setelah keluar dari toilet, Ivan bertemu dengan seorang wanita yang mengenakan gaun yang seksi. Dia mabuk dan mencoba menggodanya. Dia tidak tahu kalau wanita seksi itu sudah ada yang punya.Ivan yang ketakutan, menangis di tempat dan berlutut untuk memohon belas kasihan. Tetapi mereka menolak dan terus memukulinya. Bahkan saat Ivan menyebutkan nama keluarga Tan, itu tidak berguna.Mendengar kata-kata pria gendut itu, sumiati tanpa sadar berkata, “ Lihat apa yang di kenakan pacarmu. Bukankah itu jelas untuk merayu seorang pria seperti anakku?”Peria gemuk itu semakin marah mendengar kata-kata sumiati. “ Dasar cerewet. Kalau pacarku memakai pakaian yang seksi, terus, apa hak anak sialanmu ini merayunya?”“ Pacarmu itu cewek yang murahan..”
Ivan ingin menyelinap pergi. Setelah pria gemuk itu meninggalkan ruangan. Diam-diam di membuka pintu dan melihat situasi di luar tetapi dia segera mendapat tendang dan membuatnya terlempar kembali masuk ke ruangan.Sumiati tertekan sampai dia terdiam.“ Apa yang harus kita lakukan sekarang? Melly, coba telpon Nenekmu, mungkin dengan bantuan darinya, kita bisa menyelesaikan masalah ini,” kata Anggy kepada Melly dengan ketakutan.Dirga menghela nafas panjang. Bagaimana Nnenk bisa menangani masalah ini? Pria gemuk itu jelas tidak memperdulikan keluarga Tan sama sekali.“ Ibu tidak akan campur tangan. Pria itu jelas bukan tandingannya.” Kata Dirga pasrah.“ Apa lagi yang harus kita lakukan. Apa kau mau melihat putri kita satu-satunya menemani pria mesum itu semalaman?” Anggy menatap Dirga.Melly menatap Ivan. Jika bukan karena dia, masalah ini pasti tidak akan terjadi.Melihat Melly menatap tajam putran
Sikap Alex terhadap pria yang di depannya begitu hormat. Ini menunjukkan bahwa statusnya lebih tinggi dari Alex.Sangat di sayangkan pria gemuk ini tidak tahu siapa Radit sebenarnya.Tentu saja, dia tidak akan mengira bahwa pria yang di depannya tidak lain adalah menantu dari keluarga Tan yang terkenal di seluruh kota Jaksel.Di bagian lain hotel, Anggy berdiri dengan cemas saat menunggu kedatangan Radit.“ Melly, bukankah aku sudah memberitahumu sebelumnya kalau Radit itu tidak dapat di andalkan. Bahkan jika dia naik taksi, seharusnya dia sudah tiba dari tadi. Mungkin dia bersembunyi di rumah dan tidak berani keluar. Bagaimana mungkin kamu bisa mempercayainya?” ujar Anggy.“ Karena kamu begitu percaya pada si sampah itu, kita semua jadi menunggu,” kata Ivan tanpa malu. Jelas masalah ini di sebabkan olehnya, tetapi sekarang dia menyalahkan Melly dan Radit.“ Anggy, pikirkan cara lain. Anakku sudah terluka parah.
Radit tahu betul sikap ibu mertuanya. Setiap tahun saat dia kembali ke kampung ha apa lamannya, dia selalu di ejek. Sekarang di rumahnya ada dua mobil mewah yang harganya selangit bagi orang awam. Anggy pikir mudah bagi putrinya untuk menghasilkan uang dari kantor yang berujung untuk meminjamkan mereka Lima puluh juta rupiah.“ Karena saudah terlanjur janji, kita harus mencarikan solusinya. Ibu pasti tidak ingin reputasinya hancur lagi. Paman dan yang lainnya akn kembali lagi kerumah besok. Apa yang harus aku lakukan jika mereka tidak mampu mengembalikannya nanti?” ujar Radit.“ Aku tidak peduli,” ucap Melly dengan nada marah. “ Biarkan mereka yang memikirkan jalan keluarnya sendiri.”Melly sebenarnya tidak ingin memikirkan masalah ini, tetapi ibunya pasti tidak akan membiarkannya. Anggy tidak punya uang sebanyak itu jadi dia hanya bisa meminta solusi kepada Melly.Ketika dia kembali ke rumah, Anggy membawa Melly ke kam
Petugas teller ini seperti mendengar lelucon. Dengan nada merendahkan,dia berkata. “ Pak, ini bukan tempat yang cocok untuk bercanda. Jika bapak tidak keberatan, saya ingin bapat tidak menunda waktu saya untuk melayani nasabah lain. Bapak lihat sendiri sudah banya nasabah yang manunggu giliran.”Setelah berbicara, pegawai itu langsung memanggil nomor antrian berikutnya tanpa menghiraukan Radit lagi.Radit tetap berdiri di depan teller sambil tersenyum.“ Apa yang bapak tunggu? Saya kan sudah bilang kalau bapak tidak bisa mendapatkan uangnya sekarang. Apa pertanyaan saya kurang jelas?” ujar Petugas teller dengan tidak sabar.“ Ada apa ini?” pada saat yang bersamaan, seorang wanita menawan datang menghampiri dan bertanya pada pegawai teller itu.“ Bu manajer, bapak ini ingin mengambil uang tunai lima puluh juta rupiah. Saya sudah bilang kalau dengan uang sejumlah itu harus membuat janji terlebih dahulu,&rdquo