SUAMI ONLINE 18 C
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Pria berbaju kaos warna hitam itu sedang duduk di warung angkringan kopi. Ya, Ratan akan menunggu waktu yang tepat untuk memberi satu kejutan.
"Apa Bapak kenal sama wanita yang tinggal di kontrakan dekat perumahan elit itu? Namanya Kenes," tanya Ratan sambil meminum kopinya.
Pemilik angkringan nampak berpikir siapa wanita yang dimaksud. Ia tidak begitu hafal semua orang yang melewati angkringannya.
"Saya kurang tahu, Mas. Coba aja tanya pria di sampingmu itu," jawabnya sembari menunjuk dengan lirikan mata.
Ratan menatap pria yang sedang menyantap bakwan dengan begitu tenang. Ada keraguan ingin bertanya atau tidak. Namun, dirinya sudah terlanjur sampai di sini. Ia ingin melanjutkan tujuannya untuk apa berada di tempat ini.
&nbs
SUAMI ONLINE 19 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraKehidupan memang tidak ada yang mudah. Semua butuh proses dan perjuangan untuk bisa mencapai titik kebahagiaan sejati. Apalagi dalam sebuah pernikahan. Ujian dan cobaan akan selalu datang silih berganti. Dengan begitu, pasangan bisa memahami bahwa para makhluk bumi itu saling membutuhkan satu sama lain.Seperti Kenes yang mulai membutuhkan kehadiran Danesh saat gelisah melanda. Dirinya butuh pria yang selalu siap memeluknya kapan pun dan di mana pun ia membutuhkan ketenangan.Namun, sekarang ....Kehadiran Danesh di rumah ini justru menjadi masalah untuk warga setempat. Ini memang salahnya melupakan membuat laporan pada RT setempat saat tinggal berdua bersama Danesh.Semua proses itu terlalu cepat untuknya.Kenes yang baru saja sele
SUAMI ONLINE 19 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraTidak berselang lama, pria itu sudah membawa Bu Hesti ke rumah Kenes. Raut wajahnya nampak bingung melihat ada banyak orang. Tidak biasanya Kenes membuat masalah yang mengundang kehadiran Pak RT. Menurutnya Kenes adalah wanita baik-baik, dan selalu ramah pada tetangga. Sebelum berangkat, ia tidak diberitahu ada masalah apa. Ia hanya disuruh mengikuti langkah pria yang membawanya."Ini, Pak, Bu Hestinya ...," ucap pria yang diberi perintah untuk menjemputnya. Kemudian berdiri di sebelah pria yang dihormati di desa ini."Ada apa ini? Kok, tumben rumah Mbak Kenes banyak orang?" tanya Bu Hesti masih bingung kesalahan apa yang dibuat Kenes sampai membutuhkan kehadiran dirinya."Apa sebaiknya kita duduk dulu, Pak?" usul Danesh yang mulai lelah berdiri sambil memikirkan cara ini akan sukses atau tida
SUAMI ONLINE 19 COleh: Kenong Auliya ZhafiraDanesh dan Kenes hanya diam melihat Bu Hesti berani berbicara banyak pada Ratan. Jarak mereka yang sangat dekat menjadi terurai saat Ratan melangkah pergi dengan gontai meninggalkan cinta masa lalunya yang begitu indah tapi seperti bintang di langit. Jauh dan tidak tergapai.Pria yang mungkin hatinya hancur dan patah entah untuk keberapa kalinya, terus berjalan tanpa menoleh ke belakang. Ia berjanji tidak ingin mengingat masa-masa di mana hatinya merasa sakit."Mbak Kenes, saya pulang dulu ya? Semoga ini menjadi pembelajaran buat kita semua," pamitnya sembari matanya melirik pria yang hampir menghilang di pertigaan gang."Iya. Makasih, Bu. Maaf sudah ngerepotin," ucap Kenes malu."Sama-sama."Bu Hesti melangkah pergi meninggal
SUAMI ONLINE 20 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraRasa takut kejadian lalu terulang kembali terkadang bisa membuat hati menjadi bimbang menentukan tindakan apa yang akan dipilih. Bibir ingin memilih diam tapi hati menciut membayangkan pria yang sedang duduk bersama wanita itu kembali membuat keributan."Haish! Khusus malam ini baiknya aku berusaha sendiri menyelesaikan jika ada keributan. Toh, ada Anto. Lagian ada wanita itu. Semoga Ratan bisa menjaga sikapnya layaknya lelaki," batinnya lagi.Yuyun menarik napas dalam dan membuangnya perlahan, lalu melangkah menuju meja nomor tiga di mana Ratan dan wanita itu duduk bersama.Kantung mata sang pria terlihat sembab, persis seperti habis menangis. Sedangkan binar mata wanita itu tampak bersinar, seolah sedang memberikan kekuatan yang entah apa.Yuyun mengh
SUAMI ONLINE 20 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKini ia baru bisa memahaminnya. Rasanya nanti malam bisa tidur dengan nyenyak. Hati yang hampir menghitam sekarang mulai memutih perlahan.~Matahari pagi telah bersinar dengan warna kekuningan di ufuk timur. Lukisan alam yang selalu saja membuat rindu semua makhluk bumi. Awan-awan seakan berlomba menjadi kecantikan yang luar biasa. Perpaduan alam itu akan selalu memberi memori indah bagi siapa saja yang melihatnya.Seperti kehidupan rumah tangga Kenes yang selalu diselimuti banyak warna, entah biru, putih, dan hitam. Mereka menjalani hari-hari seperti biasa. Selalu berangkat bersama dan saling perhatian. Meskipun kegiatan yang dilakukan selalu sama, tetapi perasaan mereka kian bertambah. Apalagi setalah cincin pernikahannya ketemu dan masalah yang ada sudah selesai. Hidupnya seakan berada dalam satu kata, sempurna.
SUAMI ONLINE 20 COleh: Kenong Auliya ZhafiraKenes bangkit dan berdiri sembari menghirup napas dalam dan mengembuskannya perlahan. Jalan takdir memang unik dan tidak pernah bisa ditebak. Ia percaya kalau usaha dan doa ibu akan selalu menjadi senjata utama untuk merayu Tuhan."Mungkin lantainya udah kering setelah istirahat beberapa menit. Tinggal mengumpulkan baju kotor dan mencucinya. Faighty!" ucapnya penuh semangat empat lima.Kenes melangkah memasuki rumah yang langsung terasa sejuk setelah dibersihkan. Wangi lavender juga masih tercium kuat oleh hidungnya. Ia menuju ke kamar dan membawa keranjang berisi pakaian kotor. Namun, sebelum itu Kenes membereskan kamarnya. Mulai dari melipat selimut dan menata bantal.Biasanya ia hanya melipat dengan asal, tetapi kali ini ia melipatnya dengan rapi. S
SUAMI ONLINE 21 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraSetiap kekurangan yang kita punya pasti tidak ingin terlihat di depan pasangan. Entah itu sifat atau pun kebiasaan. Bukan karena tidak boleh mengenal lebih bagaimana karakter asli kita, melainkan karena hati yang belum siap menanggung rasa malu.Dengan langkah yang dibuat setenang mungkin seperti pencuri, Kenes berjalan mengendap menuju kamar mandi. Kedua matanya melotot menatap mesin cuci yang isinya kosong, tetapi colokan masih tertanam pada stopkontak.Perlahan tangan Kenes menarik colokan dan meletakkan di atas mesin cuci. Kepalanya terus mengingat kejadian saat di mana dirinya duduk di kursi menunggu bilasan baju berhenti."Tadi siang aku duduk di sini, apa mungkin aku ketiduran lalu digendong Danesh? Lalu di mana baju-bajunya," batinn
SUAMI ONLINE 21 BOleh: Kenong Auliya Zhafira"Sudah gak usah bahas masalah yang sudah berlalu. Mau goreng pisang?" tawar sang ibu yang sudah menyiapkan semua bahannya.Kenes memasukkan pisang yang sudah dibalut gandum ke wajan. Ia menunggu dengan sabar hingga matang. Rasanya tidak sabar untuk mencicipi pisang goreng rumahan dan bercanda dengan keluarga. Hampir tiga puluh menit kedua wanita itu berteman dengan dapur.Satu piring pisang goreng kini berada di meja ruang tamu. Bapak terlihat antusias mencium aroma yang menggiurkan. Dengan semangat, tangannya mengambil satu pisang goreng yang masih panas. Lalu bergantian dengan yang lainnya.Danesh mengunyah sembari menilai rasa."Enak, kan, Nak? Dulu aku sama ayahmu sering makan pisang goreng ini sambil cerita banyak tentang hidup." Bapak mertua