Share

Bab 19 PERPISAHAN

"Kita percaya sama kamu kok, Ran. Ratih sama Didik memang seperti itu. Semua orang sudah tahu sifat mereka, kamu jangan ambil pusing! Mana ada kamu menggoda lelaki sint*ng seperti dia," kata Mas Bima saat kami menikmati makan malam bersama.

Mungkin Mbak Lilik sudah bercerita kejadian tadi sore, bagaimana sepasang suami istri itu tega berbicara kasar terhadapku. Aku yang tidak tahu menahu menjadi terdiam, seolah aku ini memang yang salah dan bukan korban.

Kelemahanku adalah selalu diam tanpa bisa membalas perlakuan buruk orang lain. Membuat mereka berpikir aku memang pantas untuk dihina dan dicaci-maki sepuasnya. Meski banyak orang yang mengajariku untuk melawan, namun, apa daya jika aku tidak ada kekuatan untuk membalasnya.

"Dulu sekali, pas kita baru jadi pengantin baru juga mereka membuat ulah. Hingga kakak iparmu itu ngamuk-ngamuk nggak jelas!" ejek Mas Bima dengan tersipu.

"Eh, enak saja kalau ngomong. Sudah ah, malu sama Rani!" elak Mbak Lilik dengan melirikku, pipinya merona
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status