"Hei apa yang kau lakukan! Berani sekali kau mendorongku!”
Sky marah, ia tak terima diperlakukan seperti itu oleh wanita yang ia anggap sebagai pelayannya itu."M-maaf, tuan muda. Aku sangat terkejut tadi," ucap Shafiqa dan mencoba membangunkan Sky. Namun, tangannya malah ditepis kasar oleh pria itu.."Kau hanya seorang pelayan! Jangan pernah berani kurang ajar padaku!""Maaf….”Sungguh Shafiqa sangat menyesali perbuatannya karena sudah mendorong tubuh Sky. Karena perbuatannya itu, kini ia sangat takut jika Sky akan menghukumnya.Tapi, tunggu dulu! Bukankah seharusnya Shafiqa yang marah karena tadi Sky menciumnya saat ia tertidur?! Bahkan, jatuhnya Sky karena ia dorong tidak setimpal dengan kerugian yang ia terima. Gadis itu rugi … karena telah kehilangan ciuman pertamanya.Namun, posisi gadis ini sangat lemah hingga apapun yang ia lakukan pastilah semuanya salah di mata tuannya ini.Sky mendengus kesal, karena untuk pertama kalinya ia merasa ditolak oleh seorang perempuan. Padahal selama ini, banyak sekali perempuan yang rela dan dengan senang hati naik ke ranjangnya. Tapi, kali ini, seorang pelayan di rumahnya dengan berani mendorong tubuhnya hingga terjatuh.“Sialan memang!” maki pria itu dalam hati.Tak ingin bicara lagi karena marah, akhirnya Sky pun memilih pergi ke kamarnya dan meninggalkan Shafiqa dalam posisi serba salah.Jika Sky masuk ke dalam kamarnya, itu berarti ia juga harus ikut masuk dan melayaninya, tapi melihat Sky yang sedang dalam keadaan marah seperti itu membuat nyali Shafiqa menciut begitu saja.Bagaimana kalau nanti Sky mengirimnya ke dunia lain melalui senjata yang selalu ia bawa ke mana-mana itu?"Apa yang harus aku lakukan?" Shafiqa menggigit bibirnya karena gugup.Sejenak Shafiqa pun berpikir tentang apa yang harus ia lakukan sekarang, ia pun kemudian mengingat Edward. Benar, asisten Sky itu pasti punya solusi untuk menghadapi bosnya yang mirip dengan singa jantan itu.Setelah merapikan penampilannya, Shafiqa pun kemudian pergi untuk mencari Edward. Lalu ia pun segera keluar dari kamarnya, dan mencari pria tinggi dan berwajah datar itu. Meskipun begitu, sepertinya Edward lebih manusiawi jika dibandingkan dengan Sky dalam memperlakukan manusia.Akhirnya Shafiqa pun menemukan orang yang ia cari, sesuai dugaannya jika pria itu kini sedang berada di ruang kerja.Melihat kedatangan Shafiqa ke ruangannya, membuat Edward berpikir jika saat ini Sky sedang membutuhkan sesuatu. Ia pun bangun dan menghampiri Shafiqa."Shafiqa, ada apa? Apa tuan muda membutuhkan sesuatu?"Ia menggelengkan kepalanya. "T-tidak Tuan Edward, tapi aku kemari karena aku ingin minta tolong padamu.”Edward menatap gadis itu heran, "Minta tolong apa? Bukankah seharusnya sekarang kau melayani Tuan muda?""Begini ..."Akhirnya Shafiqa pun menceritakan semuanya pada Edward tentang apa yang dialaminya barusan.Edward pun menghela napas panjang. Pria itu tahu jika saat ini gadis yang ada di hadapannya adalah gadis polos yang tidak tahu apa-apa. Kehidupan mereka terlalu gelap untuk gadis kecil sepertinya.Yang Sky lakukan pada Shafiqa memang tidak bisa dibenarkan, tapi di sini … aturan itu tidak berlaku. Karena semua yang Sky lakukan selalu benar. Bahkan, Edward pun tak bisa melakukan apa-apa, karena ia juga ditugaskan hanya untuk patuh padanya."Baiklah, ikut aku ke kamar Tuan Sky. Bagaimana pun juga, kau harus melakukan pekerjaanmu. Jangan karena hal itu kau melupakan tugasmu di sini, apa kau mengerti?" Edward mencoba memberikan pengertian pada Shafiqa, berharap ia akan terbiasa dengan segala sesuatu yang akan terjadi nanti."Iya Tuan.""Lupakan apa yang dilakukan oleh tuan muda padamu, dan jangan kau ungkit lagi.” Edward memperingatkan Shafiqa saat mereka berjalan menuju kamar Sky. “Hal seperti itu juga sering Tuan Sky lakukan pada wanita lain, jadi … itu bukan berarti apa-apa. Mengerti?”Shafiqa mengangguk, tetapi dalam hati ia memaki, "Oh ya ampun, mata keranjang sekali dia.”***Di kamarnya, Sky terlihat sedang duduk dan sedang melepaskan pakaian anti pelurunya, serta menyimpan senjatanya. Setelah itu, ia duduk dan hendak merebahkan diri untuk menghilangkan rasa kesalnya pada gadis itu.“Bisa-bisanya dia menolakku!” ujarnya begitu geram membayangkan perlakuan Shafiqa tadi.Namun, baru saja Sky akan memejamkan matanya, suara ketukan pintu terdengar mengganggu indera pendengarannya. Dengan berdecak kesal, ia pun lalu meminta orang itu untuk masuk.Rupanya orang itu adalah Edward dengan Shafiqa di belakangnya. Gadis itu mencoba bersembunyi di balik tubuh tinggi Edward."Rupanya kau," jawab Sky sambil duduk santai di ranjang king size miliknya. “Ada apa?”Melihat pelayan pribadinya bersembunyi di belakang tubuh tangan kanannya, Sky pun langsung menghampiri Shafiqa, dan menarik tubuh rapuh itu agar dekat dengannya.Sky lalu mendekatkan wajahnya dan kemudian berbisik di telinga gadis, yang kini sedang ketakutan setengah mati karenanya.“Kenapa kau malah pergi menemuinya, bukan menemuiku?” tanya Sky pada Shafiqa, membuat perempuan itu meringis dan juga ketakutan.Jarak mereka yang sangat dekat membuat bulu kuduk Shafiqa terasa meremang. Deru napas Sky yang hangat sangat terasa di leher jenjangnya.Gadis itu tak berani menjawab dan malah semakin melihat ke arah Edward yang menatapnya dengan datar. Namun, dari sorot mata pria itu sangat terlihat jika ia menyatakan kekesalan.“A-aku …” Shafiqa semakin takut saat melihat Sky.Ia takut jika sebentar lagi Sky akan melubangi kepalanya dengan senjata api miliknya. Dan itu berarti saat ini adalah saat terakhir dari hidup Shafiqa.Sky pun semakin menarik tubuh kecil itu dalam dekapannya, dan memberikan isyarat pada Edward agar meninggalkan mereka berdua di sana.Pintu kamar yang ditutup Edward membukat Shafiqa semakin takut. Kalau Sky melakukan sesuatu padanya, tentu tidak akan ada orang yang tahu karena ruangan ini kedap suara.Shafiqa tarik kembali pikirannya tentang Edward tentang pria itu yang lebih manusiawi, karena ternyata ia sama tidak manusiawinya seperti Sky Abraham.“Kau adalah milikku. Kau hidup dan bekerja untukku. Jadi, jangan coba-coba untuk menggoda pria lain di sini. Apa kau mengerti?!”"Tuan, aku memang miskin! Aku juga tidak punya apa-apa. Bahkan pakaian yang aku pakai pun semuanya adalah milikmu, aku juga masih bisa bernafas itu semua karena kebaikanmu. Tapi tolong jangan pernah menganggapku seperti itu, aku bukan perempuan penggoda!” Shafiqa tak terima dengan tuduhan Sky, karena pria ini mengira jika dirinya sudah menggoda Edward. Dan karena kesal ia pun langsung mendorong tubuh Sky. Entah dari mana keberanian itu datang, yang jelas ia tak terima jika ia dianggap sebagai perempuan penggoda. Hidupnya sudah susah sedari dulu, tapi ia tak ingin dianggap sebagai perempuan hina. Meskipun ia hidup sebagai gadis miskin tapi tak pernah sekalipun ia ingin menjajakan dirinya. “Wah, sungguh gadis yang pemberani,” puji Sky begitu sarkastik. “Apa kau pikir, kau begitu hebat untuk bisa menolakku?”“Apa kau mulai tergoda?” Kemarahan terasa begitu membara dalam hati Shafiqa, membuat dadanya serasa begitu sesak. Matanya yang ditutupi kacamata tebal mulai berembun. Kendati begi
"Jika kau berani bicara sembarangan lagi, aku pastikan kau akan mendapatkan hukuman," ucap Sky."B-baik Tuan," jawab Shafiqa.'Oh ya ampun, untung saja orang jahat ini tidak marah. Coba saja kalau dia marah, pasti saat ini aku sudah ada di dunia yang berbeda,' gumam Shafiqa dalam hati.Setelah menemani Sky makan, Shafiqa pun diminta untuk ikut ke ruangan Gym milik Sky. Seperti kelinci kecil, Shafiqa mengikuti pria bertubuh tinggi dan kokoh itu berjalan mengikutinya dari belakang. Bahkan, beberapa kali Shafiqa harus berlari kecil untuk menyeimbangkan langkahnya agar tak tertinggal oleh langkah panjang Sky.Sampai tiba-tiba saja Sky menghentikan langkahnya, hingga tubuh kecil Shafiqa pun menabrak punggung keras milik Sky. Dan hidungnya pun terbentur di punggung kokoh itu."Aduhh!" Shafiqa memegang hidungnya yang terasa sakit karena terbentur punggung keras itu.Sky pun berbalik, dan melihat Shafiqa yang sedang m
"Dasar otak udang, dasar mafia mesum! Kenapa ia harus mengancam agar aku menciumnya. Menyebalkan!" Shafiqa kini sedang berdiri di pinggir kolam yang ada di taman belakang rumah megah itu, sambil terus mengumpat Sky.Ia tidak tahu, jika sebenarnya ada orang yang tengah mendengarnya mengumpat majikannya yang kejam dan mesum. Orang itu hanya diam dan tersenyum saat melihat seorang gadis kecil berkacamata tengah duduk termenung sambil mengumpat sepupunya itu.Tapi sepupunya memang sangat menyebalkan, dia pantas di umpat seperti itu!Ya ... dia adalah Leo, sepupu dari Sky. Pria itu kebetulan sedang berkunjung ke rumah Sky karena memang ada pekerjaan yang harus ia kerjakan dan bersangkutan dengan sepupunya itu. Namun, sepupunya itu selalu bersikap istimewa, mungkin lebih tepatnya mengistimewakan diri. Seperti sekarang ini, ia sedang tidak bisa diganggu dan meminta Leo untuk menunggunya.Menyebalkan memang, akan t
"Apa yang kau lakukan di sana?" tanya Sky pada Leo yang sejak tadi memperhatikan Shafiqa.Leo cukup terkejut saat mendengar suara Sky, sejak kapan sepupunya itu berdiri di sana dan memperhatikan dirinya. Leo pun membalikkan tubuhnya, di sini ia bisa melihat wajah dari Sky yang sangat tidak bersahabat.Sejak dulu wajahnya memang seperti itu, akan tetapi kali ini Leo merasa jika tatapannya agak berbeda dari biasanya. Apa karena barusan ia memandangi pelayan pribadinya. Namun, rasanya sangat mustahil jika Sky menaruh hati pada perempuan mungil itu.Selera Sky adalah seorang perempuan dengan body goals berwajah cantik. Dan tentunya, Sky sangat menyukai perempuan dewasa. Bukan gadis remaja seperti Shafiqa."Aku sedang menunggumu, kau pikir apa lagi?" Leo pun lalu menghampiri Sky, tanpa mempedulikan tatapannya yang sangat tajam itu. Seolah saat ini ia ingin menelannya saja."Menungguku sambil merayu seorang gadis polos?" sinis Sky, lalu pria itu pun berjalan duluan meninggalkan Leo yang
Perlahan sekali Sky mendekat ke arah Shafiqa, hingga membuat gadis itu semakin ketakutan hingga hampir seluruh tubuhnya bergetar menahan rasa takut yang amat sangat padanya. Bayangan yang tidak-tidak terus merasuk kedalam pikirannya.Shafiqa semakin panik, saat melihat Sky kini tengah membuka kancing kemejanya satu persatu dan memperlihatkan tubuh kekarnya pada gadis mungil itu.Tapi sayangnya, tubuh Sky yang kekar berotot sama sekali tidak membuat gadis itu tergoda. Justru ia malah takut melihat hal yang sedang dilakukan oleh Sky. Hingga ia pun terus berjalan mundur menjauhi Sky, dan berharap bisa kabur dan keluar dari kamar itu dan melarikan diri sejauh mungkin.Shafiqa kini malah berkhayal jika ia bisa lari dari jeratan Sky, padahal semua khayalan itu tidak akan pernah terjadi. Karena walaupun nanti ia akan bebas, ia hanya akan bisa lari dari dunia ini saja."T-tunggu Tuan, kau mau
Pagi itu seperti biasa, Shafiqa melakukan tugasnya. Menyiapkan segala kebutuhan Sky dan juga yang lainnya. Da saat ini ia sedang sibuk membereskan ranjang yang ukurannya sangat besar. Bahkan mungkin kasur itu bisa menampung empat orang tanpa berdesakkan."Gadis mesum, bersiaplah kita akan pergi!" ajak Sky tiba-tiba pada Shafiqa.Sejak kesalahpahaman kemarin, Sky selalu saja memanggilnya dengan sebutan gadis mesum. Padahal ia sama sekali bukan gadis mesum, kemarin ia hanya salah sangka saja. Aahhh dasar memang memalukan!Andai saja waktu bisa diputar, mungkin Shafiqa tidak ingin ada kejadian kemarin. Dan ia ingin mengulanginya kembali agar ia tak harus menahan malu setiap bertemu dengan Mafia bermulut boros ini."Pergi kemana?" tanya Shafiqa, tanpa melihat wajah Sky. Ia masih belum mempunyai keberanian untuk melihat wajah majikannya itu. Rasa malu masih menyelimuti hati dan juga pikirannya."Aku ada urusan dan kau harus ikut!" ucap Sky pada Shafiqa yang sedang membereskan ranjang milik
Sky dan yang lainnya kini sudah sampai di sebuah rumah mewah dan juga cukup megah. Tatanan rumah yang sangat elegan, pilar-pilar tinggi menghiasi rumah itu. Juga hiasan rumah yang bernuansa gold membuat rumah itu terlihat semakin indah.Entah rumah siapa itu, Shafiqa pun tak tahu. Ia hanya mengikuti Sky dan Edward saja. Baginya saat ini, adalah jika ia harus bekerja dengan baik dan tak memperdulikan apapun lagi.Bahkan tentang masa depannya saja, Shafiqa enggan berpikir bagaimana nanti kehidupannya di masa yang akan datang. Karena saat ini saja, hidupnya berada di tangan Sky. Segala sesuatu yang terjadi pada dirinya, semua atas keinginan Sky. Sky adalah takdir dari Shafiqa.Apa ia bisa menikah atau tidak pun, Shafiqa sama sekali tidak mempedulikannya. Lagi pula siapa yang mau pada gadis jelek dan juga sederhana seperti dirinya.Dan juga ciuman pertamanya, yang selalu ia bayangka
Dengan perasaan yang meledak-ledak, Sky pun pergi menghampiri Shafira dan juga Leo, yang sedang tertawa bersama."Namaku, memang sangat bagus. Bahkan artinya pun sangat indah, tapi apa kau tahu kalau ....""Kalau apa?" tanya Leo, sambil terus menahan senyumnya."Kemarilah aku akan membisikkannya padamu, aku takut ada orang menguping," bisik Shafiqa pada Leo.Oh tidak ... sepertinya gadis kecil ini mabuk, mungkin tadi ia meminum minuman yang salah. Dan sialnya Leo menyadari itu, tapi jujur saja gadis ini terlihat sangat lucu jika sedang mabuk begini.Leo pun mendekatkan tubuhnya pada Shafiqa, karena tadi gadis itu bilang akan membisikan sesuatu. "Ada apa?" bisik Leo dengan tersenyum dan menahan gemas pada gadis manis di sampingnya ini."Apa kau tahu, namaku yang bagus selalu diubah menjadi nama makhluk penghasil susu oleh pria mesum itu," bisik Shafiq