Share

Bab 4

"Hei apa yang kau lakukan! Berani sekali kau mendorongku!”

Sky marah, ia tak terima diperlakukan seperti itu oleh wanita yang ia anggap sebagai pelayannya itu.

"M-maaf, tuan muda. Aku sangat terkejut tadi," ucap Shafiqa dan mencoba membangunkan Sky. Namun, tangannya malah ditepis kasar oleh pria itu.

.

"Kau hanya seorang pelayan! Jangan pernah berani kurang ajar padaku!"

"Maaf….”

Sungguh Shafiqa sangat menyesali perbuatannya karena sudah mendorong tubuh Sky. Karena perbuatannya itu, kini ia sangat takut jika Sky akan menghukumnya.

Tapi, tunggu dulu! Bukankah seharusnya Shafiqa yang marah karena tadi Sky menciumnya saat ia tertidur?! Bahkan, jatuhnya Sky karena ia dorong tidak setimpal dengan kerugian yang ia terima. Gadis itu rugi … karena telah kehilangan ciuman pertamanya.

Namun, posisi gadis ini sangat lemah hingga apapun yang ia lakukan pastilah semuanya salah di mata tuannya ini.

Sky mendengus kesal, karena untuk pertama kalinya ia merasa ditolak oleh seorang perempuan. Padahal selama ini, banyak sekali perempuan yang rela dan dengan senang hati naik ke ranjangnya. Tapi, kali ini, seorang pelayan di rumahnya dengan berani mendorong tubuhnya hingga terjatuh.

“Sialan memang!” maki pria itu dalam hati.

Tak ingin bicara lagi karena marah, akhirnya Sky pun memilih pergi ke kamarnya dan meninggalkan Shafiqa dalam posisi serba salah.

Jika Sky masuk ke dalam kamarnya, itu berarti ia juga harus ikut masuk dan melayaninya, tapi melihat Sky yang sedang dalam keadaan marah seperti itu membuat nyali Shafiqa menciut begitu saja.

Bagaimana kalau nanti Sky mengirimnya ke dunia lain melalui senjata yang selalu ia bawa ke mana-mana itu?

"Apa yang harus aku lakukan?" Shafiqa menggigit bibirnya karena gugup.

Sejenak Shafiqa pun berpikir tentang apa yang harus ia lakukan sekarang, ia pun kemudian mengingat Edward. Benar, asisten Sky itu pasti punya solusi untuk menghadapi bosnya yang mirip dengan singa jantan itu.

Setelah merapikan penampilannya, Shafiqa pun kemudian pergi untuk mencari Edward. Lalu ia pun segera keluar dari kamarnya, dan mencari pria tinggi dan berwajah datar itu. Meskipun begitu, sepertinya Edward lebih manusiawi jika dibandingkan dengan Sky dalam memperlakukan manusia.

Akhirnya Shafiqa pun menemukan orang yang ia cari, sesuai dugaannya jika pria itu kini sedang berada di ruang kerja.

Melihat kedatangan Shafiqa ke ruangannya, membuat Edward berpikir jika saat ini Sky sedang membutuhkan sesuatu. Ia pun bangun dan menghampiri Shafiqa.

"Shafiqa, ada apa? Apa tuan muda membutuhkan sesuatu?"

Ia menggelengkan kepalanya. "T-tidak Tuan Edward, tapi aku kemari karena aku ingin minta tolong padamu.”

Edward menatap gadis itu heran, "Minta tolong apa? Bukankah seharusnya sekarang kau melayani Tuan muda?"

"Begini ..."

Akhirnya Shafiqa pun menceritakan semuanya pada Edward tentang apa yang dialaminya barusan.

Edward pun menghela napas panjang. Pria itu tahu jika saat ini gadis yang ada di hadapannya adalah gadis polos yang tidak tahu apa-apa. Kehidupan mereka terlalu gelap untuk gadis kecil sepertinya.

Yang Sky lakukan pada Shafiqa memang tidak bisa dibenarkan, tapi di sini … aturan itu tidak berlaku. Karena semua yang Sky lakukan selalu benar. Bahkan, Edward pun tak bisa melakukan apa-apa, karena ia juga ditugaskan hanya untuk patuh padanya.

"Baiklah, ikut aku ke kamar Tuan Sky. Bagaimana pun juga, kau harus melakukan pekerjaanmu. Jangan karena hal itu kau melupakan tugasmu di sini, apa kau mengerti?" Edward mencoba memberikan pengertian pada Shafiqa, berharap ia akan terbiasa dengan segala sesuatu yang akan terjadi nanti.

"Iya Tuan."

"Lupakan apa yang dilakukan oleh tuan muda padamu, dan jangan kau ungkit lagi.” Edward memperingatkan Shafiqa saat mereka berjalan menuju kamar Sky. “Hal seperti itu juga sering Tuan Sky lakukan pada wanita lain, jadi … itu bukan berarti apa-apa. Mengerti?”

Shafiqa mengangguk, tetapi dalam hati ia memaki, "Oh ya ampun, mata keranjang sekali dia.”

***

Di kamarnya, Sky terlihat sedang duduk dan sedang melepaskan pakaian anti pelurunya, serta menyimpan senjatanya. Setelah itu, ia duduk dan hendak merebahkan diri untuk menghilangkan rasa kesalnya pada gadis itu.

“Bisa-bisanya dia menolakku!” ujarnya begitu geram membayangkan perlakuan Shafiqa tadi.

Namun, baru saja Sky akan memejamkan matanya, suara ketukan pintu terdengar mengganggu indera pendengarannya. Dengan berdecak kesal, ia pun lalu meminta orang itu untuk masuk.

Rupanya orang itu adalah Edward dengan Shafiqa di belakangnya. Gadis itu mencoba bersembunyi di balik tubuh tinggi Edward.

"Rupanya kau," jawab Sky sambil duduk santai di ranjang king size miliknya. “Ada apa?”

Melihat pelayan pribadinya bersembunyi di belakang tubuh tangan kanannya, Sky pun langsung menghampiri Shafiqa, dan menarik tubuh rapuh itu agar dekat dengannya.

Sky lalu mendekatkan wajahnya dan kemudian berbisik di telinga gadis, yang kini sedang ketakutan setengah mati karenanya.

“Kenapa kau malah pergi menemuinya, bukan menemuiku?” tanya Sky pada Shafiqa, membuat perempuan itu meringis dan juga ketakutan.

Jarak mereka yang sangat dekat membuat bulu kuduk Shafiqa terasa meremang. Deru napas Sky yang hangat sangat terasa di leher jenjangnya.

Gadis itu tak berani menjawab dan malah semakin melihat ke arah Edward yang menatapnya dengan datar. Namun, dari sorot mata pria itu sangat terlihat jika ia menyatakan kekesalan.

“A-aku …” Shafiqa semakin takut saat melihat Sky.

Ia takut jika sebentar lagi Sky akan melubangi kepalanya dengan senjata api miliknya. Dan itu berarti saat ini adalah saat terakhir dari hidup Shafiqa.

Sky pun semakin menarik tubuh kecil itu dalam dekapannya, dan memberikan isyarat pada Edward agar meninggalkan mereka berdua di sana.

Pintu kamar yang ditutup Edward membukat Shafiqa semakin takut. Kalau Sky melakukan sesuatu padanya, tentu tidak akan ada orang yang tahu karena ruangan ini kedap suara.

Shafiqa tarik kembali pikirannya tentang Edward tentang pria itu yang lebih manusiawi, karena ternyata ia sama tidak manusiawinya seperti Sky Abraham.

“Kau adalah milikku. Kau hidup dan bekerja untukku. Jadi, jangan coba-coba untuk menggoda pria lain di sini. Apa kau mengerti?!”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status