Bocah, siapa namamu?"
Shafiqa gugup setengah mati kala memasuki kamar Tuan Sky Abraham. Gadis itu tak menampik pesona yang dimiliki Sky memang besar. Wajah tampan, tatapan tajam, kekayaan … hanya saja, bayang-bayang kekejaman yang bisa saja pria itu lakukan padanya membuat ia terus bersikap jaga-jaga."N-namaku Shafiqa, Tuan," jawab Shafiqa sambil menunduk."Baiklah, Sapi, mandikan aku sekarang!"Shafiqa mengerjap. Ia mendengus kala menyadari Sky memanggilnya dengan nama hewan. "Aihhh, tapi namaku bukan sapi! Dan aku juga tidak mau memandikanmu!”Tak kehabisan akal, mata gelap milik Sky menatap tajam pada gadis itu.Sky tersenyum senang saat melihat raut ketakutan dari wajah Shafiqa, karena itulah yang ia inginkan … Membuat neraka kehidupan pada gadis kecil yang sudah berani tersenyum padanya."Cepatlah siapkan airnya, aku mau mandi!"Sky tidak ingin tahu sebab kegugupan Shafiqa. Apakah itu karena ia takut padanya, atau justru merasa gugup karena akan melihat tubuh orang dewasa untuk pertama kali? Apa pun alasannya, yang jelas Sky sangat menikmati raut ketakutan dan tubuh gemetar gadis itu.Setelah air sudah siap, Sky pun masuk kedalam bath up dengan langsung melepaskan jubah mandinya yang sejak tadi ia pakai untuk menutupi tubuh kekarnya.Shafiqa berucap dalam hati, “Astaga!” Gadis kecil itu pun langsung menutup matanya karena terkejut melihat sesuatu yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Sungguh saat ini Shafiqa merasa dilecehkan oleh Sky.Namun, Sky sama sekali tidak peduli pada apa yang sedang dipikirkan oleh Shafiqa. Bukan tugasnya untuk mengerti dengan apa yang ia pikirkan. "Gosok punggungku cepat!”Selama ‘memandikan’ Sky, pandangan Shafiqa terus ia jaga. Ia menolak melihat pada satu titik yang mana bisa membuat pipinya bersemu merah.“Aneh. Seharusnya kan, dia yang malu karena bertelanjang di hadapanku! Kenapa aku yang malu melihatnya?” pikirnya selama berada di dalam bath tub yang sama dengan Sky.Sky memejamkan matanya. Pria itu begitu menikmati sentuhan lembut tangan Shafiqa yang sedang menggosok punggungnya. Sentuhan itu terasa sangat lembut saat tangan mungil itu menyentuh tubuhnya. Tubuhya yang semula tegang seharian ini serasa rilex.Namun, di saat otot tubuhnya mengendur … ada satu bagian tubuhnya yang tiba-tiba mengeras. Pria itu membatin, bingung dan kesal. “Argh! Sial! Kenapa aku mudah sekali bereaksi jika dengannya!”Usai tugas memandikan Yang Mulia Sky selesai, Shafiqa terus menggerutu di dalam kamarnya. Ia sangat kesal pada Sky, kenapa pria itu selalu merepotkannya. Untung saja saat ini pria jahat dan juga menyebalkan itu sedang pergi. Jadi untuk sementara waktu, ia bisa beristirahat dari perintah Sky yang merepotkan."Aakhirnya … pria itu pergi juga. Aku tidak menyangka jika menjadi seorang pelayan pribadi itu sangat melelahkan," gumamnya sambil melihat langit-langit kamar yang cukup tinggi itu.Kali ini pemandangan langit-langit kamarnya, tidak seperti dulu. Di kamarnya dulu banyak sekali debu yang menempel di kain yang menggantung di atasnya, membuat matanya selalu kelilipan tiap kali menatap atap terlalu lama. Bukan hanya itu saja, pemandangan langit-langit di atas kamarnya sangat merusak pemandangan.Belum lagi, terkadang ada cicak nakal yang merayap bahkan mengintip dibalik kain usang itu.Meski kali ini gadis itu mendapatkan kondisi kamar yang jauh lebih baik, akan tetapi, ternyata ketidakberuntungan masih saja sering mengikutinya. Contohnya kali ini, mungkin ia bisa lepas dari cengkeraman singa tapi kini ia malah masuk kedalam mulut buaya.Andai bisa, Shafiqa ingin lari dari kehidupan ini. Namun, apa boleh buat … semua garis hidupnya sudah ditentukan oleh sang Maha Pencipta. Dan ia hanya bisa menjalani semua ini dengan ikhlas juga berharap kehidupannya di masa mendatang akan menjadi lebih baik dari sebelumnya.Hari sudah hampir siang, Shafiqa pun terbangun dari tidurnya. Perutnya kini sudah sangat lapar, karena sejak pagi ia belum mengisi perutnya dengan makanan. Gadis kecil itu pun keluar dari kamarnya, lalu mencari di mana dapur berada."Kau pelayan baru di sini?" tanya seorang perempuan yang berusia tak jauh dari bibinya itu."I-iya," jawab Shafiqa menundukan kepalanya. “Namaku Shafiqa, Bibi.”"Namaku Mada, aku kepala pelayan di sini.” Meski terlihat begitu tegas, tetapi Perempuan tua ini cukup baik, pikir Shafiqa. “Pantas saja Tuan memanggilmu Sapi.” Bibi Mada tertawa sejenak sebelum kembali berbicara, “Waktunya makan siang untuk para pelayan, ayo cepatlah.”Shafiqa pun mengerucutkan bibirnya, "Iya, padahal namaku Shafiqa. Tapi dia selalu memanggilku Sapi.”Bibi Mada kembali tersenyum. "Tidak apa, mungkin itu membuatnya mudah dalam menyebutkan namamu. Oh ya, sepertinya kau belum mengerti aturan bekerja di rumah ini.”Mereka pun berbincang santai selama makan siang singkat. Setidaknya, meski Sky terus bersikap dingin padanya … ia tidak sendirian di sini. Ia masih punya teman berbagi, pelayan-pelayan lain yang ramah dan bersikap baik padanya di sini.Setelah makan siang tadi bersama dengan para pelayan lain, Shafiqa pun kembali ke kamarnya sambil menunggu Sky pulang. Namun, karena ia kekenyangan dan tidak memiliki aktivitas apa pun untuk dikerjakan, akhirnya gadis itu pun kembali tertidur … sampai sore.Ia bbaru merasa terusik saat merasakan benda kenyal yang menempel di bibirnya, dan menyesapnya perlahan. Merasa terganggu, dan dalam keadaan setengah sadar … akhirnya Shafiqa pun membuka matanya.Namun, alangkah terkejutnya saat ia membuka mata!Melihat Sky berdiri dekat dengannya, dan bahkan berani menciumnya diam-diam … refleks ia pun mendorong tubuh tuannya itu dengan kuat.Gadis itu memekik, "Oh ya ampun! Tuan, apa yang anda lakukan!"Tuan, anda tidak apa-apa? Sebaiknya kita ke rumah sakit!" ucap Edward saat ia melihat Sky sedang membalut tangannya dengan kain. Namun, wajahnya terlihat sangat datar dan tak memperlihatkan jika ia sedang kesakitan saat ini.Padahal, luka yang di alami oleh Sky cukup dalam. Karena terkena senjata tajam."Tidak perlu! Panggil saja dokter itu ke rumah," jawab Sky.Edward pun menganggukan kepalanya cepat, dan segera menghubungi dokter Sky untuk segera datang ke rumah, dan mengobati lukanya. Dan ia pun segera mengemudikan mobil itu dengan kencang, agar bisa segera sampai ke rumah.***Di rumah Shafiqa baru saja selesai makan karena setelah mandi tadi ia ketiduran lagi, hari ini ia tidak memakai seragam kerjanya. Karena Sky sudah menyiapkan dress cantik untuknya, dan di atas dress itu terdapat sebuah surat yang mengatakan jika hanya pakaian Shafiqa saja yang berubah. Namun, tidak dengan pekerjaannya karena Sky tetap ingin d
Mobil Sky melaju dengan kecepatan sedang saat membelah jalanan kota, hari ini ia akan melihat pabrik senjata yang sedang ia bangun. Juga ia akan bertransaksi dengan seseorang di sebuah perusahaan milik salah satu koleganya.Perusahaan yang dibangun hanya sebuah kedok saja. Karena sebenarnya perusahaan itu adalah perusahaan yang pemiliknya selalu menyelundupkan barang-barang ilegal untuk ia jual.Tak membutuhkan waktu lama kini Edward dan juga Sky sudah sampai di sebuah bangunan tua, yang cukup jauh dari keramaian. Entah apa maksud dari orang itu, ia ingin mengadakan pertemuan di tempat seperti ini.Ia bilang jika ini adalah salah satu perusahaannya, apa mungkin dibalik bangunan tua yang jelek dan terpencil ini ia menyembunyikan sesuatu, atau mungkin orang itu memproduksi senjatanya di sana."Jadi bagaimana Tuan Sky?" tanya pria yang usianya tak berbeda jauh dari Sky, pria itu kini duduk santai di hadapan Sky samb
Pagi ini menjadi pagi yang berbeda untuk Shafiqa, saat ia membuka matanya ia merasa tidak semangat, tubuhnya terasa sangat sakit bahkan terasa remuk. Apalagi di bagian intinya, terasa sangat perih. Itu karena kemarin Sky sudah mengambil sesuatu yang paling berharga dalam hidupnya. Mahkotanya, kesucian yang selama ini ia jaga telah direnggut paksa oleh Sky.Menyakitkan memang, tapi bagaimana lagi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya pasrah. Ia benci pada dirinya sendiri yang tidak bisa mempertahankan kehormatannya. Ia benci karena merasa jika tubuhnya kini telah kotor, masa depannya benar-benar sudah hancur. Ia sudah tidak memiliki lagi kehormatan sebagai seorang perempuan.Tapi untuk apa sebuah kehormatan itu, jika hidupnya berada dalam sebuah penjara yang Sky buat. Ia bahkan tidak bisa melihat dunia luar dan menikmati kebebasan hidupnya. Yang ia dapatkan hanya sebua kurungan, penjara kehidupan yang entah sampai kapan ia akan bisa bertahan
Belum sempat Shafiqa menjawab, bibir mungilnya sudah dibungkam duluan oleh bibir Sky. Bibir yang selama yang selama ini selalu senang menciumnya. Menciuminya bahkan sampai berkali-kali.Dan kini ciuman itu terasa berbeda karena Sky menciumnya dengan sangat rakus, hingga ia kesulitan untuk bernapas. Tangan mungilnya ia cengkeramkan di lengan Sky yang kokoh dan kuat. Ia mencoba untuk melawan tapi tetap saja tenaganya kalah jauh. Shafiqa hanya seorang gadis kecil sedangkan Sky seorang pria terlatih tentu saja ia kalah.Shafiqa mencoba untuk melepaskan pagutannya, tapi itu sangat sulit karena Sky tak mau melepaskannya. Ia hanya memberikan sedikit jeda untuknya mengambil napas. Dan kemudian kembali memagutnya sampai ia puas.Tangan kokohnya kini mulai melepaskan handuk yang menempel di tubuh Shafiqa. Hingga benda yang sejak saat tadi sangat menggodanya kini terpampang jelas di hadapan matanya.Tanpa menunggu
Julie pun langsung keluar dari kamar Sky dan pergi menuju kamarnya dengan hati yang sangat marah. Tidak pernah ia bayangkan jika ia akan melihat sesuatu yang tak sepantasnya ia lihat."Sialan! Ternyata perempuan itu jauh lebih liar dari yang aku bayangkan!" geram Julie, ia sangat shock saat melihat Sky sedang sangat bernafsu, pada gadis yang ia anggap sebagai pelayan kampungan.Bagaimana bisa Sky terlihat sangat bergairah saat bersama dengannya, ia bahkan mandi berdua dengan perempuan sialan itu. Julie tidak bisa menerima ini semua, ia tahu jika selama ini Sky memang selalu bermain perempuan. Tapi wajah yang penuh hasrat dan damba ia perlihatkan hanya pada gadis itu.Sky juga terlihat sangat melindunginya, sebenarnya apa hubungan mereka berdua itu. Astaga, ini sangat di luar nalar seorang Sky jatuh cinta, itu tidak mungkin!Julie masih tidak percaya dengan ia lihat. Padahal tadinya ia ingin bertemu dul
Oh tidak! Ujian apalagi ini, kenapa pria ini senang sekali membuat jantung Shafiqa berdetak tidak karuan. Dia bilang ingin dimandikan olehnya? Ya ampun, bisa hancur dunia bikin bottom jika ia harus memandikan bayi besar ini. Lagi pula apa dia tidak malu sudah tua, badan besar pula tapi tingkahnya masih manja dan ingin dimandikan."Ayo cepat!" ucapnya pada Shafiqa, hingga mau tidak mau ia pun terpaksa menganggukan kepalanya."B-baik, tapi apakah anda bisa melepaskan saya?" Shafiqa mencoba menggerakkan tubuhnya agar Sky bisa melepaskan ia dari dekapannya.Sky pun melepaskan tubuhnya dan ia mulai bersiap untuk mandi, ia melepaskan benda yang masih menempel di tubuhnya.Shafiqa yang merasa malu pun langsung memalingkan wajahnya, jangan sampai ia melihat penampakan pisang tanduk, yang akan membuat matanya gatal nanti.Sky mulai masuk kedalam bath up yang sudah terisi air hangat, ia pun melihat