Share

126. Akhir Hidup Arman

"Dia siapa, Mbak?" cecar Abrina penasaran. Tentunya dia tidak berharap jika orang yang dimaksud Livia adalah sang ayah. "Bukan papah aku kan yang gak selamat?" kejarnya penasaran.

Livia hanya menarik napas dalam-dalam.

"Jawab dong, Mbak Livia!" suruh Abrina merasa gregetan.

"Vi, kalau cerita tolong jangan setengah-setengah dong," timpal Gibran ikutan gemas.

Livia menatap Gibran dengan sendu. "Bukan Mas Haris yang gak selamat," tuturnya pelan. Tangannya mengusap matanya yang tampak mulai basah.

"Maksud kamu orang itu Arman?" tebak Gibran langsung.

Livia mengangguk pelan.

"Syukur lah." Abrina menghela napas dengan lega.

"Jadi Arman meninggal?" tanya Gibran meyakinkan.

Lagi, Livia hanya mengangguk.

"Kenapa kamu keliatan sedih begitu?" tanya Gibran merasa aneh, "dia orang jahat lho, Vi," tambahnya mengingatkan.

"Arman gak punya keluarga, Bran," jawab Livia pelan. Di luar jam kerja dia memang selalu memanggil Gibran tanpa embel-embel Bapak. "Siapa yang akan mengurusi jenazahnya?
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status