Share

Part 6 Dasar Pria Menyebalkan

Raisa berjalan ke arah pintu kamar ketika mendengar ada yang mengetuk pintu kamarnya. Raisa sendiri juga bingung mendengar ketukan di pintu kamar hotelnya karena merasa tidak memesan makanan, dan bahkan tidak ada seorang pun yang mengetahui Raisa menginap di hotel ini, sehingga tidak mungkin ada tamu yang mengunjungi Raisa. Ketukan di pintu kamar hotel itu tidak berhenti sampai hati Raisa menjadi kesal karenanya. Sikap Raisa yang ketus dan dingin menjadi muncul, terlebih lagi saat ini tubuh Raisa rasanya sungguh tidak enak.

"Ada apa?" tanya Raisa dengan ketus sambil membuka pintu kamarnya.

"Kamu?" tanya Raisa dengan terkejut.

Raisa sungguh sangat terkejut ketika melihat pria yang berdiri di pintu kamar hotel, spontan Raisa bergerak menutup pintu. Raisa kalah cepat, laki-laki tersebut menahan pintu supaya tidak tertutup dan dengan cepat mendorongnya sehingga terbuka lebar dan bisa masuk dengan leluasa.

"Kau," tunjuk Raisa kepada laki-laki tersebut dengan marah.

"Jangan galak Raisa," ujar Armand sambil tersenyum.

"Keluar!" teriak Raisa kepada laki-laki tersebut.

"Jangan berteriak Raisa. Aku laki-laki yang baik,' ujar Armand sambil memegangi buket bunga Mawar.

"Siapa yang laki-laki baik?" tanya Raisa dengan ketus.

Raisa dengan marah mengatakan jika Armand adalah pria yang baik, maka Armand tidak akan mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Kesempatan dalam kesempitan bagaimana?" tanya Armand sambil mengerutkan keningnya.

"Justru aku yang harus bertanya kepadamu mengapa sembarangan masuk ke dalam kamarku?" tanya Armand. .

Armand membatin dalam hatinya mana mungkin menang berdebat denganku, belum tahu siapa yang namanya Armand Dirga. Belum pernah ada yang pernah bisa menang jika berdebat dengannya.

"Aku salah kamar," jawab Raisa dengan ketus.

"Nah, berarti itu adalah salahmu," ujar Armand dengan tegas.

"Salahmu" teriak Raisa dengan suara baik dua oktaf.

"Salahmu Raisa," ujar Armand dengan lembut.

Raisa melotot sambil memperhatikan Armand, Enak saja seenaknya menuduh Raisa yang bersalah.

"Salahmu pintu kamar tidak kau kunci," balas Raisa dengan ketus.

"Salahmu Raisa yang asal masuk kamar sembarangan," ujar Armand dengan kalem.

Armand Dirga dengan tegas membantah karena kesalahan Raisa masuk ke dalam kamar Armand yang menyebabkan terjadinya peristiwa tadi malam.

"Sudahlah Raisa jangan berdebat mari kita berdamai," ujar Armand mencoba membujuk Raisa.

"Ogah," ujar Raisa dengan ketus.

"Siapa yang ingin berdamai denganmu," ujar Raisa dengan ketus.

"Ini bunga untukmu Raisa," ujar Armand sambil menyodorkan buket bunga Mawar itu kepada Raisa.

"Aku tidak ingin menerima bunga itu apalagi berdamai denganmu," ujar Raisa dengan marah.

"Tolong keluar dari kamar ini," ujar Raisa.

Raisa, please tidak usah marah-marah lagi.

"Cobalah untuk bersikap ramah sedikit untukku," ujar Armand.

"Untuk apa,?" tanya Raisa dengan ketus.

"Kita tadi malam telah melakukan sesuatu yang tidak boleh kita lakukan sebelum kita resmi menikah," ujar Armand.

"Ini salahmu," ujar Raisa kembali dengan ketus.

"Salahmu Raisa," ujar Armand yang tidak mau disalahkan oleh Raisa.

"Salahmu," tegas Raisa dengan ketus.

Armand menatap Raisa, cantik-cantik kenapa judesnya minta ampun? begitulah pertanyaan yang muncul di hati Armand. Armand berusaha untuk mendekati Raisa, mengambil hati Raisa sehingga bisa bertanggung jawab kepada Raisa. Bagaimanapun Armand telah mengambil sesuatu yang berharga dari Raisa, keperawanan Raisa.

Armand juga jatuh cinta dengan Raisa sejak kebersamaan mereka yang intens tadi malam. Armand adalah seorang pria yang playboy. Gonta ganti pacar adalah hal yang biasa untuk Armand. Tetapi Armand tidak pernah berbuat terlalu jauh dengan wanita-wanita yang menjadi pacarnya. Baru tadi malam segalanya melewati batas.

"Terima bunganya Raisa," ujar Armand.

"Taruh saja di atas meja," ujar Raisa.

"Raisa aku akan bertanggung jawab," ujar Armand.

"Untuk apa?" tanya Raisa.

"Untuk apa yang terjadi tadi malam.," ujar Armand.

"Tidak, aku tidak minta pertanggungjawaban darimu," ujar Raisa dengan tegas.

"Aku tahu itu yang pertama bagimu, Raisa," ujar Armand.

Rona merah muncul di wajah Raisa yang putih dan mulus. Kulit Raisa sangat putih, sehingga jika Raisa merasa malu rona merah akan muncul di pipi Raisa.

"Tetapi aku tidak minta pertanggungjawaban darimu," ujar Raisa.

"Bagaimana kalau terjadi sesuatu?" tanya Armand.

"Terjadi sesuatu apa?" tanya Raisa dengan marah.

"Hamil," ujar Armand.

Seumur hidupnya baru kali ini Armand memohon-mohon kepada wanita supaya pertanggungjawabannya diterima. Biasanya Armand dikejar-kejar wanita yang sangat kagum kepadanya dan meminta untuk dijadikan pacar. Kalau dengan Raisa, justru terbalik yang memohon-mohon minta untuk diterima pertanggungjawabannya adalah Armand.

"Sungguh terbalik," batin Armand yang gemas melihat tingkah laku dan dan sikap Raisa yang menolak pertanggungjawaban dari Armand.

"Sekali jatuh cinta kenapa bertemu dengan wanita seperti ini?" batin Armand.

"Semuanya gara-gara salah kamar," batin Armand lagi.

"Keluar," ujar Raisa dengan kesal.

"Sudahlah Raisa Prawira," ujar Armand dengan lembut tetapi tegas.

"Kau saja yang tentukan tanggal pernikahan kita, dan segala hal yang diperlukan untuk pernikahan kita," ujar Armand.

"Aku tidak mau menikah denganmu kenal saja belum," ujar Raisa dengan ketus.

"Kita sudah berkenalan dekat dan intim bukan?" tanya Armand dengan mesra.

Spontan wajah Raisa memerah, rasanya sungguh memalukan ketika Raisa teringat kejadian tadi malam yang baru mereka lalui bersama.

"Maksudku nama, nama, pekerjaan,!" kata Raisa dengan keras.

"Nama Armand Dirga, pekerjaan sangat mapan, dijamin hidup enak.dan berkecukupan," ujar Armand dengan lantang.

"Nomor identitas adalah,....," sederet angka disebutkan Armand ketika menyebut nomor identitas yang dimilikinya.

"Pekerjaan CEO Grup Dirga," bisa dicek jika tidak percaya, tunggal browsing saja di situs pencarian maka Raisa akan mengetahui semuanya," ujar Armand dengan kalem.

"Status pernikahan adalah belum pernah menikah," ujar Armand.

Armand kemudian memandang Raisa dengan mesra, dan menjelaskan kepada Raisa, satu-satunya wanita yang membuat Armand terpesona dan terpikat adalah Raisa Prawira. Walaupun banyak sekali wanita yang mengejar.

Raisa begitu mendengar nama Armand Dirga hanya bisa terpana. Siapa yang tidak mengenal nama Armand Dirga, CEO dari Grup Dirga yang sangat terkenal, pengusaha papan atas yang terkenal di dalam negeri dan manca negara.

"Benar bukan aku sangat mapan dan terkenal?" tanya Armand Dirga sambil tersenyum.

"Tidak ada pengaruhnya untukku," ujar Raisa sambil tersenyum.

"Raisa jangan sombong menjadi wanita," ujar Armand Dirga.

"Terima saja aku Raisa Prawira menjadi suamimu," ujar Armand.

Armand membatin di dalam hatinya, sungguh terbalik aku yang mengejar-ngejar Raisa setelah kejadian tadi malam," batin Armand di dalam hatinya.

"Aku bersedia bertanggung jawab menikahi Raisa tetapi sambutan Raisa sungguh dingin," ujar Armand.

"Kau harus bertanggung jawab Raisa atas apa yang telah terjadi tadi malam," ujar Armand.

"Jadi Raisa tanggung jawab atas hilangnya keperjakaanku yang telah kau ambil dengan paksa akibat salah kamar," ujar Armand.

"Terima lamaranku," ujar Armand dengan tegas.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status