Share

Part 5 Penyesalan Raisa

Raisa yang telah masuk ke dalam kamar hotelnya hanya dapat merenung sambil terduduk di tepi ranjang memikirkan apa yang telah dilakukannya semalam dengan laki-laki asing yang tak dikenalnya semalam.

"Mengapa aku begitu bodoh sampai mencoba minuman favorit, dan sekali minum menghabiskan tiga gelas?" batin Raisa di dalam hatinya dengan penuh penyesalan.

Raisa belum pernah sekalipun minum minuman yang mengandung alkohol seumur hidupnya, dan tadi malam yang pertama kali dalam hidupnya Raisa mencicipi minuman yang belum pernah dicicipinya. Akibatnya fatal, Raisa yang belum terbiasa minum minuman yang mengandung alkohol menjadi hilang kesadarannya dan melakukan sesuatu yang tidak pernah akan dilakukan oleh Raisa di saat sadar. Tidur dengan laki-laki asing yang sama sekali belum pernah dikenalnya.

"Siapa laki-laki itu?" tanya Raisa di dalam hatinya.

Raisa sangat menyesal atas kebodohannya tadi malam. Raisa berpegang teguh pada prinsip akan menjaga keperawanannya untuk diberikan hanya pada laki-laki yang akan menjadi suaminya. Selama berpacaran dan bertunangan dengan Kevin, Raisa sedikitpun tidak pernah mau diajak berciuman dengan Kevin, Raisa menjaga kehormatan dan harga dirinya dengan baik. Tetapi, peristiwa tadi malam telah membuat segala sesuatu menjadi berantakan. Keperawanan Raisa hilang dan Raisa tanpa sadar memberikannya kepada laki-laki asing yang sama sekali tidak dikenal oleh Raisa.

"Aku sungguh bodoh," ratap Raisa dan setetes air mata jatuh ke pipinya.

Raisa berjalan ke kamar mandi dan mengisi bath up dan kemudian masuk berendam di dalam bath up. Raisa membenamkan dirinya berkali-kali di dalam bath up dan akhirnya Raisa keluar dan mandi di bawah shower. Raisa membersihkan badannya dengan sabun cair dan mencuci rambutnya dengan shampoo, sampai Raisa merasa dirinya bersih. Raisa bergegas mengeringkan tubuhnya dengan handuk dan memakai dress mini santai. Raisa juga tidak lupa mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.

Raisa duduk di sebuah kursi yang terdapat di dalam kamarnya, sambil merenung mengingat kejadian tadi malam.antara dirinya dengan laki-laki yang tidak dikenalnya.

"Aku melakukannya tanpa pengaman, bagaimana kalau aku hamil?" tanya Raisa di dalam hatinya.

Raisa memahami keadaan tubuhnya dan pada saat mereka berdua melakukannya Raisa masuk dalam siklus masa subur. Raisa menggosok wajahnya dengan tangan, kebingungan memenuhi hati dan benaknya.

"Bodohnya aku, belum pernah minum minunan beralkohol seumur hidup tetapi berani mencoba minuman favorit yang mengandung alkohol dan karena inilah pertama kalinya aku mengkonsumsi minuman yang beralkohol Maja aku hilang kesadaran dan melakukan hal yang melanggar batas," batin Raisa.

"Aku bahkan mengganggap laki-laki itu adalah Kevin dan aku merasa aku pantas menunjukkan akulah yang paling liar dan paling agresif di ranjang, bukan Windy.

"Dasar bodoh," maki Raisa di dalam hatinya.

Bagaimana mungkin keperawanan yang dijaga Raisa seumur hidup yang bahkan tidak diberikannya kepada Kevin, tunangannya sendiri walaupun Kevin sering meminta Raisa untuk melakukan hubungan intim sebagai bukti cinta Raisa kepada Kevin, Raisa tetap menolak dan menjaga keperawanannya dengan berhati2.

"Aku yang menggoda laki-laki itu dan memberikan tubuhku untuk laki-laki itu," batin Raisa.

Raisa bahkan ingat desahannya sendiri tadi malam dan desahan.laki-laki asing itu menikmati apa yang mereka lakukan. Tak cukup dilakukan sekali bahkan dilakukan berkali-kali. Raisa bahkan masih bisa ingat betapa nikmatnya ketika kepuasan itu mencapai puncak. Raisa menggigit bibirnya dan merasakan mungkin karena itu Kevin terus memaksanya untuk melakukan hubungan intim sebelum menikah. Raisa menolak permintaan Kevin untuk memberikan keperawanan Raisa dan bercinta dengan Kevin. Penolakan itu membuat Kevin mencari kenikmatan dari tubuh sahabat Raisa sendiri, yaitu Windy. Tetapi apapun alasannya tetap saja Kevin tidak boleh berselingkuh dengan Windy.

Raisa membatin di dalam hatinya bahwa Rausa melakukannya karena pengaruh alkohol pada minuman yang Raisa minum. Jika Raisa dalam keadaan sadar pasti Rausa tidak akan mau melakukan hal seperti itu menyerahkan diri pada laki-laki asing yang belum Raisa kenal, laki-laki yang belum sah menjadi suami Raisa.

Raisa juga membatin di dalam hatinya betul Raisa berniat pencari pengganti Kevin yang jauh lebih tampan, lebih kaya, dan lebih segalanya pada saat Raisa sedang berlibur di tempat ini. Tetapi Raisa tidak pernah akan terjadi hal sampai sejauh ini. Raisa salah masuk kamar dan melakukan hubungan intim dengan laki-aki asing yang sama sekali belum pernah dikenal oleh Raisa.

"Ini jauh melebihi batas dari pergaulanku selama ini yang selalu berhati-hati," batin Raisa.

"Aduh," rintih Raisa ketika merasa sakit pada bagian sensitifnya. Raisa belum pernah melakukannya sebelumnya dan baru kali ini yang pertama.

"Laki-laki itu sungguh luar biasa," batin Raisa.

"Tubuhnya sangat bagus dengan dada yang bidang dan berotot, wajahnya sangat tampan, permainannya sungguh luar biasa sampai sakit seperti ini," batin Raisa di dalam hati.

"Aduh mengapa masih sempat berpikir seperti ini?" batin Raisa nelangsa.

Tetapi bukan salah Raisa. Raisa belum pernah kontak fisik dengan intim dan sedekat itu dengan laki-laki manapun, bahkan dengan Kevin. Hanya laki-laki itu laki-laki pertama yang mengadakan kontak fisik sedekat dan sangat intim dengan Raisa. Tatapan mata Raisa dan laki-laki asing itu ketika mereka sedang mencapai kepuasan bersama, sungguh tidak dapat dilupakan Raisa.

"Lama kelamaan aku bisa menjadi jatuh cinta jika hal ini terus muncul dalam pikiranku," batin Raisa.

Raisa mencoba membaringkan dirinya di atas ranjang dan mencoba tidur setelah peristiwa salah kamar tadi malam. Salah kamar yang berakibat fatal hilangnya keperawanan Raisa dan keperjakaan laki-laki asing itu. Raisa tentu saja tidak mengetahui bagi laki-laki asing itu, tadi malam, hubungan intim itu adalah yang pertama bagi laki-laki itu. Keperjakaannya diberikannya kepada Raisa dan sejak malam itu Raisa sudah membuat laki-laki asing itu jatuh cinta. Tentu saja Raisa tidak tahu mengenai hal tersebut.

"Semoga saja aku tidak hamil karena kejadian tadi malam, tetapi jika terjadi aku akan menerimanya dan mempertanggungjawabkan kesalahan yang diakibatkan oleh diriku sendiri," batin Raisa.

Kantuk perlahan-lahan mulai menyerang Raisa, pelupuk mata Raisa terasa berat dan perlahan-lahan mata Raisa mulai terpejam. Raisa tertidur. Raisa tertidur dengan lelap dan melupakan peristiwa tadi malam yang baru saja dilalui Raisa dan laki-laki asing tersebut.

Raisa terlelap dalam tidurnya dan perlahan-lahan sebuah ketukan di pintu kamar mulai mencoba membangunkan Raisa yang sedang tertidur lelap.

Sayup-sayup, Raisa merasa ada yang sedang mengetuk pintu kamar hotel yang sedang ditempati oleh Raisa. Raisa terbangun dan mencoba membuka pelupuk matanya yang masih terasa berat menahan kantuk.

"Siapa yang mengetuk pintu, mengganggu saja, badanku terasa sakit semua," batin Raisa dengan kesal sambil berjalan ke depan menuju ke pintu kamar yang berada di depan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status