Keesokan paginya …
"Mas, hari ini aku tidak masuk kerja," ucap Shassy sambil memasukkan ponsel dan beberapa benda ke dalam ponselnya.
"Kamu mau kemana?" tanya Keen yang tengah membetulkan dasinya di depa cermin.
"Pagi ini aku akan mengantar Nenek angkat ke Terminal, mereka ingin pulang ke Tulungagung," ujar Shassy dengan santai.
"Terminal?" tanya Keen.
"Iya, mereka bilang mereka sudah membeli tiketnya." jawab Shassy dengan santai sambil mengangkat tasnya.
"Tidak, mereka akan di antar oleh orang-orangku. Kasian Nenek Marmi jika harus berdesak-desakan," sahut Keen. "Dan apa kamu sudah menyiapkan semuanya?" tanya Keen sambil menatap Shassy dengan hangat.
Malam harinya di ruang tamu rumah keluarga Keen, terlihat Dira dan Keen yang sedang duduk bersama di ruang tamu.Keen saat itu sedang menunggu Shassy yang masih bersiap untuk ke pesta bersama Keen, sedangkan Dira yang baru selesai belajar langsung pergi ke ruang tamu dan dusduk di samping Keen."Sudah selesai belajarnya?" tanya Keen sambil menatap ponsel yang ada di tangannya."Sudah Kak," jawab Dira sambil menatap Keen yang tengah serius."Ke Milan ya," gumam Keen sambil terus menatap ponselnya."Kak," panggil Dira."Iya," sahut Keen dengan cepat tapi tak memperhatikan Dira.Dira pun langsung memeluk Keen dari samping. "Terima kasih ya Kak," ucapanya.
Shassy lalu diam dan melihat semua pertunjukkan berjalan, ia terus memperhatikan setiap gerak-gerik Sherin dan bekas Mama tirinya itu.'Bagaimana bisa mereka berdua menikah dengan orang yang sama saat ini,' batin Shassy yang merasa risih ketika memikirkan hal itu."Kenapa kamu terus menatap mereka?" tanya Keen dengan berbisik di telinga Shassy."Bisa-bisanya Mas mereka menikah dengan satu orang, bukankah itu sesuatu yang tidak wajar?" jawab Shassy dengan ikut berbisik juga.Keen lalu tersenyum kemudian memeluk pinggang Shassy. "Kenapa? Kamu kasihan pada mereka?" tanya Keen."Aku tidak mungkin kasihan pada mereka, hanya saja agak mual membayangkan saat mereka melakukan—" Shassy langsung menghentikan kalimatnya yang hampir saja keceplos
Setelah mengendarai mobil selama setengah jam, akhirnya mereka sampai di tempat yang sudah di tentukan.Keen dan Shassy pun masuk dengan santai ke dalam tempat yang mirip dengan club malam tersebut."Mas, aku belum pernah mendengar tempat ini sebelumnya. Ini tempat apa?" tanya Shassy, berbisik sambil terus memperhatikan sekitarnya.Keen pun dengan cepat memeluk pinggang Shassy hingga membuat Shassy tersentak dan dengan cepat berbalik menatap Keen dengan mata yang membulat karena Shassy merasa ini sedang berada di tempat umum."Kenapa kamu memelototiku seperti itu? Coba kamu lihat yang lain," bisik Keen sambil melirik ke Salah satu sisi tempat tersebut.Shassy pun ikut melihat ke arah yang ditunjuk oleh Keen, dan sesaat kemudian Shassy
Setelah sekilas Keen mendengar keterangan dari anak buahnya Keen dengan cepat membawa mobil itu kembali ke rumah.Sesampainya di rumah."Mas," panggil Shassy."Kamu temani Dira, aku mau sendiri dulu," ucap Keen tanpa menatap ke arah Shassy. Setelah mengatakan hal itu Keen dengan cepat berjalan meninggalkan Shassy dan masuk ke dalam ruang baca yang ada di dalam sebuah bangunan di samping rumah.Setelah masuk ke dalam ruangan itu, Keen dengan cepat mematikan lampu ruangan tersebut. Ia menyalakan sebuah lilin yang ada di ruangan itu lalu membuka tirai jendela, membiarkan sinar bulan masuk ke dalam ruangan yang cukup besar itu.Setelah membuka tirai, Keen
Setelah meninggalkan rumah Keen, Shassy pun kembali ke rumah keluarganya. Saat baru turun dari taksi, Shassy tiba-tiba teringat dengan surat cerai yang diberikan oleh Keen tadi."Di mana surat tadi, jangan-jangan basah lagi terkena hujan." Shassy lalu mencari surat tersebut di dalam tasnya.Setelah mencari beberapa saat, akhirnya Shassy menemukan surat cerai tersebut."Surat ini jangan sampai rusak. Siapa tahu aku benar-benar ingin bercerai dengan dia nanti, kan lumayan," ucapnya sambil membuka surat tersebut.Shassy kemudian mengernyitkan keningnya ketika melihat isi surat cerai itu. "Apa-apaan ini," ucapnya yang berubah kesal saat melihat tanda tangan di atas surat itu.Shassy lalu membalik surat tersebut dan membaca tulisan yang sebenarnya. "Bodoh," ucap
Polisi pun segera menghentikan Keen dan laki-laki itu."Ada apa ini?" tanya salah satu polisi tersebut."Tidak tahu Pak, dia tiba-tiba saja memukulku," ujar laki-laki itu dengan kesal."Apa kalian masih mau berkelahi!" bentak seorang polisi senior yang baru turun dari mobil patroli."Tidak Pak," sahut laki-laki itu dengan cepat.Lalu polisi senior itu menatap ke arah Keen. "Dan Anda Tuan?" tanyanya.Keen lalu menarik tangannya dari tangan polisi dan dan merapikan jasnya. "Tidak, saya sudah selesai," sahut Keen dengan cepat."Baik karena semuanya sudah selesai, silakan masing-masing melakukan push-up sebanyak 100 kali. Kalau ada yang me
Setelah selesai berbincang dengan Raka, Shassy segera pergi meninggalkan restoran tersebut. Ia dengan cepat masuk ke dalam sebuah taxi yang sudah menunggunya di tepi jalan."Gimana Shass?" tanya Terry yang sudah berada di dalam mobil lebih dulu.Shassy langsung memeluk Terry tanpa menjawab sedikit pun petanyaan sahabatnya itu."Pak, ayo jalan," ujar Terry sambil menepuk pundak sopir taksi.Sopir itu pun menyalakan mesin taksi tersebut, dan membawa taksinya meninggalkan tempat tersebut."Tenanglah," ucap Terry sambil menepuk-nepuk punggung Shassy.Shassy lalu melepaskan pelukannya dan berkata, "Benar Ter, aku harus bisa menyelesaikan semuanya." Tekadnya.
Semua orang terkejut, termasuk Tristan yang sedang memejamkan matanya.'Ada apa?' batin Tristan dan dengan cepat membuka matanya.Tristan yang tengkurap pun kini mendongak, mencari tahu apa yang terjadi."Cari mati kalian!" teriak dari arah lain.Dan "Dorr! Dorr!" terdengar tembakan yang menembus tubuh orang yang berteriak tadi."Tuan," ujar Tristan saat melihat orang yang beru saja menembak itu mendekat ke arahnya.Keen lalu menatap ke arah Tristan yang sedang terluka parah. "Cepat bawa dia!" perintah Keen pada anak buahnya.Dan ketika anak buah Keen membawa Tristan pergi, tiba-tiba … "Dorr!" Sebuah tembakan balasan mengara