“Guardian,” ucap Satria mengubah job classnya.
“Maksimal defend!” sambung Satria dengan buru-buru.
Suara riuh angin langsung bergemuruh seiring Skullix menebaskan pedang di tangan kirinya. Satria berusaha menahan tebasan Skullix yang menggunakan skillnya tapi pedang yang dia pakai langsung patah dan tebasan Skullix dengan telak berhasil menghantam tubuh Satria.
‘Wwrrrr’
‘Trang’
‘Ddhhhooommrrr’
Dentuman hebat terdengar begitu menggelegar hingga Squad Raven harus kembali menutup telinga mereka saking bisingnya suara ledakan yang terjadi. Bongkahan-bongkahan tanah di sekitar Skullix langsung terangkat ke udara dan melebur menjadi abu menyisakan cekungan tanah yang besar di sekitar kakinya.
Tubuh Satria saat itu juga langsung terpental dan menghantam dinding tanah di lantai 10 Dungeon Luxurie, armor yang Satria
Suara tulang-tulang yang hancur langsung terdengar saat tekanan udara yang tercipta dari pukulan Satria menghantam ribuan tulang yang melesat ke arahnya. Ratusan tulang yang tidak terhantam tekanan udara langsung menancap di tanah tanah yang terkena tulang-tulang tersebut terlihat berubah ungu pertanda tulang yang menancap itu mengandung racun.Skullix yang sudah kehilangan kedua tangannya tampak berusaha untuk bangkit lagi, sementara Satria tidak membuang waktu dan melesat menuju ke arah tangan kiri Skullix yang tergeletak di tanah. Dengan satu tangan saja Satria mengangkat pedang besar berukuran raksasa milik Skullix, tanpa ampun Satria langsung menebaskan pedang Skullix ke tubuhnya sendiri hingga pinggangnya terpotong.Tubuh Skullix langsung terbagi dua dan kembali ambruk ke tanah, melihat tuannya terpotong. Skeleton raksasa yang sedang dilawan oleh Squad Raven langsung bergerak menuju Satria, tapi dengan cepat Satria melemparkan pedang b
Satria berjalan menyusuri jalanan kecil, dia sengaja tidak menggunakan jalan utama yang ada di peta sebab terlalu banyak orang dan kereta kuda yang berlalu lalang. Dia hanya melihat lokasi toko yang akan dia tuju lalu berjalan ke arahnya melalui jalanan kecil yang ada di hadapannya.“Seharusnya di Ibukota sebesar ini pasti ada satu atau dua player yang tinggal. Tidak mungkin juga semua player dihabisi oleh monster atau bandit,” batin Satria sembari berpikir apakah dia harus berkunjung ke asosiasi petualang dulu atau tidak.“Mungkin aku memang harus berkunjung dahulu, tapi sudah hampir malam. Apa asosiasi di sini buka sampai malam ya?” ujar Satria sambil terus berjalan. Di Kota Lunar sendiri dia tidak tahu apakah asosiasi buka sampai malam atau tidak, nyatanya dia melewatkan informasi sederhana yang kadang terasa cukup penting.Sesekali Satria berpapasan dengan penduduk Ibukota yang juga lewat di j
“Tapi jujur saja aku masih bingung, kenapa kau mau bekerjasama denganku. Bagaimana kalau aku mengambil Kristal hitam ini dan mengirim orang untuk melukaimu?” tanya Rubx.“Coba saja. Sebab aku adalah tipe orang kejam jika harus berhadapan dengan orang jahat,” tantang Satria seakan tidak takut sedikitpun.“Hahaha.. aku mengerti. Kelihatannya aku hanya akan menyia-nyiakan hidupku jika mengganggumu. Tenang saja aku bukanlah orang seperti itu, tadi aku hanya mengetesmu saja,” tutur Rubx sambil menyimpan Kristal hitam ke lacinya. Rubx juga langsung mengeluarkan uang 500 koin emas untuk membeli Kristal biru langit Satria.“Besok kamu datang lagi ke sini siang hari. Aku akan membayar biaya Kristal hitamnya besok sebab hari ini aku baru akan menawarkannya ke toko besar,” sambung Rubx. Satria menghitung kembali koin emas dari Rubx lalu meletakan lagi 100 koin emas di meja sementara s
Esok harinya Satria dan Nekora sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Kota Lunar. Petugas penginapan bahkan heran sebab masa sewa kamar Satria masih tersisa dua hari lagi. Tapi Satria bilang bahwa dia tetap akan pergi dan penginapan tidak perlu mengembalikan uangnya, Satria rasa uang sebesar itu tidaklah apa, toh itu juga pilihannya sendiri yang pergi saat masa sewanya masih ada.Satria membawa Nekora ke sebuah toko pakaian untuk membelikannya pakaian baru dengan sisa uangnya kini. Awalnya Nekora sempat ragu karena tidak enak jika merepotkan Satria, namun Satria bilang dia tidak mau kalau Nekora dianggap sebagai budaknya. Nekora akhirnya mau menuruti perkataannya.Setelah selesai barulah Satria pergi ke toko Rubx melalui jalan yang kemarin dia lewati. Ternyata hari itu anak laki-laki yang kemarin dia temui di jalanan kini sudah tidak ada di tempatnya. Satria pikir mungkin kalau siang hari dia bekerja di tempat lain. Saat sampai di toko Rubx t
Bandit lancer langsung menusukan tombaknya mengincar dada Satria, tapi dengan cepat dia langsung menghindar dan melompat ke belakang menjauhi kereta kuda tempat Nekora berada. Bandit yang memegang kapak langsung maju melesat dan mengayunkan kapaknya sekuat tenaga, Satria langsung menangkisnya dengan bilah tombak di tangannya.Percikan api tampak muncul saat kapak itu menghantam tombak hitam yang dipegang Satria. Bandit lancer langsung melompat dari balik tubuh bandit yang membawa kapak, dia dengan cepat mengarahkan tombaknya kepada Satria.“Matilah!” teriak bandit lancer sambil melemparkan tombaknya melesat menuju Satria.Tapi Satria langsung memutarkan tangannya di tombak yang dia pegang, tombaknya langsung ikut berputar hingga kapak bandit yang masih menekan juga terpental. Tombak di tangan Satria berputar cepat tepat saat tombak yang dilemparkan lawannya datang.‘Trang’
“Spring slash!” teriak bandit swordman sambil menebaskan pedangnya yang diselimuti oleh cahaya berwarna hijau.Seketika itu juga riuh angin bergemuruh membentuk tekanan udara yang memadat serta melesat menuju ke arah Satria yang masih melayang jatuh dari udara. Seketika itu juga Satria memutarkan tongkatnya ke belakang punggung lalu tiba-tiba saja tongkat hitam yang dipegang Satria langsung diselimuti oleh sinar gradasi berwarna merah membara.“Flame..” teriak Satria. Api langsung membara menyelimuti tongkat hitam yang dipegang oleh Satria, riuh angin langsung bergemuruh seakan udara berguncang. Tanah terasa mulai bergetar membuat para bandit panik.“Clash!” sambung Satria sembari menghantamkan tongkatnya mengarah kepada tebasan jarak jauh yang datang kearahnya.‘Bbbhhhaaammmrrr’Suara dentuman keras langsung terdengar saat tongkat
Suara dentuman dahsyat langsung terdengar saat serangan para bandit menghantam hujan anak panah petir, api dan es yang Satria lepaskan. Letupan-letupan hebat terlihat jelas di udara seiring dengan gemuruh guntur yang terus bertiup. Riuh angin yang bertiup terasa begitu kencang hingga bergemuruh bagaikan ombak di lautan.Tanah yang mereka pijak terasa bergetar terlebih setelah Satria menggunakan skill archer Darkest Nightmare miliknya. sihir tingkat empat yang digunakan para wizard bandit hanya mampu meredam sampai hujan anak panah es yang turun dari langit. Tebasan api membara yang tadi dilesatkan oleh bandit swordman langsung melesat menuju ke panah hitam mengerikan yang meluncur ke bawah.‘Ddddhhhhoooommmrrrrr’Ledakan sangat keras bisa terdengar jelas, kuda-kuda yang sejak tadi diam saja langsung riuh bersuara karena terkejut. Semua orang yang ada di sana langsung menutup telinganya dan memejamkan mata, sejenak tanah terasa bergu
Setelah Satria ambruk ke tanah tiba-tiba saja bayangan seorang pria langsung muncul dari balik batu. Memakai jubah khas sorcerer dan membawa tongkat sihir dengan Kristal merah di atasnya. Seringai puas terlihat jelas dari wajahnya sambil menatap Satria yang terduduk di tanah bersama para petualang dan penumpang lainnya.“Tuan!” tiba-tiba saja Nekora berteriak dan keluar dari kereta kudanya untuk menghampiri Satria.“Absolute fear aura!” ucap pria tersebut sambil menghantamkan tongkat sihirnya ke tanah. Saat itu juga Nekora dan beberapa penumpang lainnya yang ada di dalam kereta langsung ambruk lemas tak berdaya.“Hahaha… tadinya aku sempat khawatir kau akan bisa menangkalnya tapi ternyata di tempat ini tidak ada yang jauh lebih kuat dariku!” ucap pria tersebut sambil tertawa puas. Sementara Satria terus menatapnya dengan tajam.“Siapa kau?” tanya Satria sambil terbata-bata.